Millwall-Derby County
Foto: JoeToth/BPI/REX/Shutterstock

Rooney Sebut Fan Millwall “Tak Punya Otak” Hujat Gerakan Anti-Rasisme

Arie Lihardo - December 7, 2020
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

Vivagoal – Liga Inggris – Pelatih sementara Derby County, Wayne Rooney, angkat suara di media sosial atas kekecewaannya dari insiden yang menodai kemenangan 1-0 pasukannya saat menghadapi Millwall dalam laga Liga Championship pada Sabtu (5/12) kemarin.

Rooney mengutuk perilaku fan Millwall dan menyebutnya “memalukan dan tak punya otak” setelah mereka menghujat para pemain karena menunjukkan dukungan pada gerakan Black Lives Matter (BLM) sebelum pertandingan dimulai.

Ketika itu, para pemain The Rams dan The Lions berlutut sebelum pertandingan dimulai sebagai tanda dukungan untuk kampanye melawan kebrutalan polisi terhadap orang kulit hitam.

“Kemarin saya menyaksikan perilaku memalukan dan tak punya otak oleh sebagian besar pendukung Millwall di stadion. Sebelum pertandingan, kami menyadari kemungkinan adanya respons negatif yang direncanakan selama berlutut untuk mendukung kampanye BLM,” tulis Rooney dalam sebuah posting di Twitter, sebagaimana dilansir dari laman Goal.


Baca juga:


“Atas nama Derby County, saya ingin jelaskan, bagi semua orang yang terkait dengan klub, kami mewakili seluruh sektor komunitas kami, tanpa memandang warna kulit, jenis kelamin, atau seksualitas. Fans yang diizinkan kembali ke stadion sangat penting untuk kesejahteraan semua jajaran yang terlibat dalam olahraga kami, dari penggemar sampai pemain hingga ketua dan pemilik,” tegasnya

Oleh karena itu, dia menekankan jika sangat penting dalam menunjukkan rasa hormat dan dukungan satu sama lain, juga tidak mentolerir atau menerima begitu saja tindakan dari sebagian orang yang disebutnya “tak punya otak.”

Sementara itu, pihak Millwall mengkritik perilaku pendukungnya dan berjanji untuk mencegah terulangnya insiden tersebut di pertandingan-petandingan berikutnya.

Namun, Gary Rowett selaku manajer mengatakan, kalau pemainnya sempat merasa takut untuk berlutut dalam kondisi seperti itu, yang ia nilai menjadi gerakan utopis dan mendesak klub untuk berbuat lebih banyak di luar lapangan dalam melawan diskriminasi.

“Para pemain telah merilis pernyataan bersama dan mengatakan mereka tidak mendukung itu [berlutut] sebagai pesan politik, tetapi, mendukung anti-diskriminasi. Ke depannya, seperti banyak klub, mereka memilih untuk tidak melakukannya, dan benar-benar melakukan perubahan,” ujarnya.

“Mereka ingin menjadi proaktif daripada sekadar menunjukkan isyarat, yang sekarang dikatakan banyak klub mungkin omong kosong. Itu bukan pertimbangan saya, tapi mereka sekarang merasa bahwa gimik itu bahaya dan telah menjadi pesan kosong.” Tandasnya.

Selalu update berita bola terbaru seputar Liga Inggris hanya di Vivagoal.com