Uli Hoeness Bayern Munchen
Uli Hoeness, mantan presiden Bayern Munchen (Sumber: Twitter)

Taktik Transfer Ala Uli Hoeness Jadi Rahasia Dominasi Bayern 8 Tahun Terakhir

Fachrizal Wicaksono - July 28, 2020
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

Vivagoal Bundesliga – Setelah musim yang panjang dan melelahkan, gelaran Bundesliga Jerman musim 2019/2020 akhirnya tuntas pada akhir Juni kemarin dengan Bayern Munchen keluar sebagai kampiun.

Keberhasilan The Bavarians merengkuh gelar juara Bundesliga musim ini menjadi yang ke-30 kalinya mereka lakukan. Catatan ini semakin terdengar spesial jika melihat bahwa trofi juara ini merupakan yang ke delapan secara beruntun bisa mereka dapatkan.

Mendominasi sebuah Liga selama delapan musim berturut-turut jelas bukan pekerjaan mudah. Lantas bagaimana bisa Bayern bisa menunaikan tugas sulit itu secara konsisten?

https://www.instagram.com/p/CDJpc3rFEt7/

Dilansir dari media yang berbasis di Jerman, Sport Bild, keberhasilan Bayern dalam mendominasi kompetisi domestik selama ini tak lepas dari taktik transfer yang jitu dilakukan oleh seorang Uli Hoeness, mantan presiden Die Roten yang memutuskan pensiun pada akhir tahun 2019 kemarin.

Selama 40 tahun berada dalam manajemen Bayern, Uli Hoeness bisa dibilang bergelimang trofi dengan raihan 44 gelar juara. Rinciannya, 24 gelar Bundesliga, 14 trofi DFB Pokal, dua titel Liga Champions dan masing-masing satu Piala UEFA, Piala Super Eropa, Piala Interkontinental, dan satu Piala Dunia Antar Klub.

Hoeness sendiri mulai masuk ke manajemen Bayern pada 1 Mei 1979 saat dirinya masih berusia 27 tahun. Ia kemudian memangku jabatan Presiden Bayern sejak 2009. Bekerja sebagai orang nomor satu di klub selama satu dekade lebih membuat Hoeness paham betul bagaimana cara membangun tim yang kuat.


Baca Juga:


Kebijakan transfer yang jitu menjadi salah satu kunci kesuksesan pria berusia 68 tahun itu. Hoenes sangat jarang membeli pemain bintang yang sudah matang seperti Lewandowski yang belum begitu dikenal saat direkrut dari Borussia Dortmund pada 2014 silam, termasuk berani menyingkirkan para pemain pembangkang seperti Lukas Podolski dan Mario Goetze.

Selain itu, Hoeness juga sangat jarang bahkan tidak pernah merombak skuad timnya secara drastis. Kebijakan ini seperti Conveyor (alat yang berfungsi untuk mengangkut dan memindahkan material) yang bergerak lambat. Beberapa pemain akan masuk dan beberapa akan pergi. Tidak pernah lebih dari separuh setiap musimnya.

Makanya para pelatih Die Roten tidak perlu melakukan proses adaptasi yang sulit terhadap para pemain barunya. Hoeness benar-benar mengontrol kekuatan skuadnya dengan tim harus berisi enam atau tujuh pemain muda, 10 di usia matang, dan tiga atau empat yang berusia 30-an. Alhasil menurut Sportbild, sebagai tim yang membangun dinasti, Bayern sudah sewajarnya memiliki stabilitas seperti sekarang ini.

Selalu update berita bola terbaru seputar Bundesliga hanya di Vivagoal.com