Nesta dan Cannavaro

Obrolan Vigo: Tembok Pertahanan Asal Tengah dan Selatan Italia

Dimas Sembada - March 26, 2019
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

Kualitas yang Saling Melengkapi

Secara postur, Nesta memiliki postur lebih baik untuk seorang bek  dibandingkan Cannavaro. Meski berselisih jangkung 11 cm, keduanya  justru menampilkan sebuah organisasi permainan yang harmonis.

Meski memiliki tubuh yang tidak terlalu tinggi,  Cannvaro tak pernah menjadikan posturnya sebagai halangan. Saat menghadapi lawan yang lebih tinggi, Ia memiliki teknik tersendiri yang menjadi andalannya.

Menurutnya menjadi seorang pemain bertahan tidak harus memiliki satu tinggi badan yang menjulang. Ia menilai jika terlalu larut mempermasalahkan fisik semata, permainan seorang pemain tidak akan berkembang.

“Postur tubuh tidak pernah menjadi masalah bagi saya. Itu lebih kepada kekuatan mental dibandingkan tinggi badan. Isi kepala saya sangat kuat,” ucap Cannavaro dilansir AFP.

[irp]

Ketika berada diatas lapangan, Cannavaro dapat menutupi masalah tersebut dengan kualitas lompatan yang luar biasa. Postur pendeknya pun ditutupinya dengan kecepatan yang mumpuni. Dua hal yang akan sangat cukup dilakukan oleh seorang pemain bertahan saat merebut bola dari kaki lawan.

Berkah lain yang Ia dapatkan adalah kemampuannya dalam membaca pertandingan. Ia merasa, seorang pemain bertahan yang berkualitas mampu meengambil sebuah keputusan yang dapat menyesuaikan dengan keadaan.

“Menjadi pemain bertahan adalah soal pengambilan waktu yang tepat ketimbang tinggi badan semata. Timing adalah kunci untuk cara bermain saya. Semuanya, adalah soal pengambilan waktu yang tepat dan itu bukan sesuatu yang bisa Anda selalu pelajari. Hal ini sudah orisinal bawaan lahir,” ujarnya.

Ia terlebih dahulu akan membuat jarak sekitar 30cm dari lawan yang sedang dalam penjagaan. Ketika bola datang Ia dengan segera akan melakukan sedikit tabrakan pada lawannya. Bisa menjadi sebuah pelanggaran jika tidak memiliki timing yang tepat. Hal ini dapat berguna bahkan untuk sekedar menganggu keseimbangan lawan.

[irp]

Berbeda dengan Cannavaro, Nesta memiliki fisik yang ideal sebagai seorang pemain bertahan. Hingga kini Nesta, dikenal memiliki kemampuan yang komplit. Fisiknya yang kuat ditunjang skill dan visi yang tak kalah hebat, membuat Nesta dikenang sebagai salah satu bek terbaik sepanjang masa. Bagi Nesta, permainan bertahan merupakan sebuah seni yang dapat dihasilkannya dengan sedikit cela.

Permainan Lazio kala dilatih oleh Zdnek Zeman lah yang mengevolusi Nesta menjadi seorang Bek yang mampu bermain elegan. Tepatnya di musim 1995/96, bersama sang pelatih permainan menyerang yang diusung oleh Lazio kala itu membuat Nesta tak hanya piawai dalam menghalau atau mencuri bola dari lawan, tetapi Ia juga memiliki kemampuan untuk memulai serangan dari area bertahan melalui umpan-umpan yang Ia lesakan.

Znedek Zeman pun nampaknya sangat berpengaruh terhadap perkembangan permainan dari Nesta. Ia menyebut Zeman sukses membawa dirinya dalam dunia sepak bola Italia yang kental dengan bertahan. Menurutnya, Zeman merupakan seorang jenius yang terkadang sedikit sulit dimengerti orang lain.

“Saya tidak akan pernah melupakan siapa yang telah mengorbitkan saya dalam olahraga ini. Zeman punya peran fundamental dalam karier saya. Dia percaya pada kemampuan saya,” ujarnya.