5 Fakta “Debutan-Debutan” yang Mentas di Liga Champions 2024/25

5 Fakta “Debutan-Debutan” yang Mentas di Liga Champions 2024/25

Heri Susanto - September 9, 2024
Dibaca Normal dengan Waktu Menit
  1. Aston Villa
Perubahan format Liga Champions ini jelas bukan tanpa alasan. Dalam situs resmi UEFA, mereka menyebut ada beberapa alasan dan salah satunya adalah "memperkenalkan keseimbangan kompetitif yang lebih baik antara semua tim". Presiden UEFA Aleksander Ceferin mengatakan: "UEFA jelas menunjukkan bahwa kami berkomitmen penuh untuk menghormati nilai-nilai fundamental olahraga dan mempertahankan prinsip utama kompetisi terbuka, dengan kualifikasi berdasarkan prestasi olahraga, sepenuhnya sejalan dengan nilai-nilai dan model olahraga Eropa yang berbasis solidaritas."
Sumber: aston villa

Aston Villa di bawah komando Unai Emery memang tampil luar biasa. Mereka tak lagi menghuni papan tengah seperti sebelumnya. Pasca membantu tim keluar di zona degradasi dan mengantikan posisi Steven Gerrard, ia banyak melakukan perubahan,

Hal tersebut lumayan terasa di musim 2023/24 kemarin, tim asal Birmingham mampu finish di urutan empat klasemen akhir Premier League dan berhak mengunci satu tempat main di Liga Champions. Keberhasilan ini menjadi momen penting lantaran terakhir kali mereka mentas di ajang ini terjadi pada tahun 1995/96 llau.

Guna menyambut kelolosan tim ke kompetisi bergengsi, dana tak kurang dari 176 juta Euro digelontorkan guna memperkuat komposisi tim di musim panas kemarin. Villa juga memiliki kenangan manis di UCL lantaran pernah menjadi juara pada tahun 1982 silam. Kala itu, mantan pelatih Timnas Indonesia, Peter Withe menjadi pencetak gol kemenangan tim.

  1. Bologna
Perubahan format Liga Champions ini jelas bukan tanpa alasan. Dalam situs resmi UEFA, mereka menyebut ada beberapa alasan dan salah satunya adalah "memperkenalkan keseimbangan kompetitif yang lebih baik antara semua tim". Presiden UEFA Aleksander Ceferin mengatakan: "UEFA jelas menunjukkan bahwa kami berkomitmen penuh untuk menghormati nilai-nilai fundamental olahraga dan mempertahankan prinsip utama kompetisi terbuka, dengan kualifikasi berdasarkan prestasi olahraga, sepenuhnya sejalan dengan nilai-nilai dan model olahraga Eropa yang berbasis solidaritas."
Sumber: twitter bologna1909

Seperti halnya Aston Villa, Bologna juga menuai kesuksesan di kancah domestik pada musim 2023/24 kemarin. Tim yang ketika itu dibesut Thiago Motta mampu mengunci satu spot di peringkat 5 dan berhak lolos ke fase grup Liga Champions. Catatan tersebut lumayan menjadi prestasi lantaran mereka terakhir kali mentas di kompetisi ini pada 1964 atau 60 tahun lalu!

Kandang mreka, Renato Dall’Ara bakal kedatangan beberapa lawan macam Borussia Dortmund, Shakhtar Donetsk, Lille hingga AS Monaco. Namun sebelum kompetisi dimulai, mereka dipastikan limbung lantaran kehilangan beberapa pilar penting macam Joshua Zirkzee dan Riccardo Calafiori. Selain itu, Motta juga tak lagi menukangi tim.

Guna mengisi kekosongna, Bologna menggelontorkan 54 juta Euro guna mengamankan nama baru di bursa kemarin. Vicenzo Italiano juga hadir sebagai juru taktik untuk mengawal perjalanan Lewis Ferguson dan kolega di kancah domestik maupun kontinental.

  1. Girona
Perubahan format Liga Champions ini jelas bukan tanpa alasan. Dalam situs resmi UEFA, mereka menyebut ada beberapa alasan dan salah satunya adalah "memperkenalkan keseimbangan kompetitif yang lebih baik antara semua tim". Presiden UEFA Aleksander Ceferin mengatakan: "UEFA jelas menunjukkan bahwa kami berkomitmen penuh untuk menghormati nilai-nilai fundamental olahraga dan mempertahankan prinsip utama kompetisi terbuka, dengan kualifikasi berdasarkan prestasi olahraga, sepenuhnya sejalan dengan nilai-nilai dan model olahraga Eropa yang berbasis solidaritas."
Sumber: Twitter Girona FC

Girona seakan menjadi jawaban jika tim asal Catalan tak hanya sebatas Barcelona dan Espanyol. Los Blanquivermells mampu menunjukan taji ketika mampu finish di posisi ketiga dan hanya berjarak empat poin dari Azulgrana yang duduk di peringkat kedua.

Hal ini menjadi sebuah catatan emas lantaran dua musim lalu, mereka hanya berstatus sebagai tim promosi. Di bawah arahan Michel, Girona menjadi salah satu kekuatan menakutkan. Musim lalu, beberapa pilar macam Artem Dovbyk, Savinho, Aleix Garcia hingga Yan Couto menjadi kunci tim

Namun di musim ini, mereka tak lagi memiliki keempatnya. Kekuatan Girona agak limbung lantaran sudah sekali kalah dari empat laga di LaLiga. Masih perlu dilihat bagaimana kelak perjalanan mereka di kompetisi Eropa perdananya.


Baca Juga:


  1. Slovian Bratislava
Perubahan format Liga Champions ini jelas bukan tanpa alasan. Dalam situs resmi UEFA, mereka menyebut ada beberapa alasan dan salah satunya adalah "memperkenalkan keseimbangan kompetitif yang lebih baik antara semua tim". Presiden UEFA Aleksander Ceferin mengatakan: "UEFA jelas menunjukkan bahwa kami berkomitmen penuh untuk menghormati nilai-nilai fundamental olahraga dan mempertahankan prinsip utama kompetisi terbuka, dengan kualifikasi berdasarkan prestasi olahraga, sepenuhnya sejalan dengan nilai-nilai dan model olahraga Eropa yang berbasis solidaritas."
Sumber: Twitter SKSlovan

Tim asal Slovakia harus melalui rute panjang sebelum hadir di fase Liga UCL. Mereka memainkan 8 laga kualifikasi untuk berada di sana. Beberapa lagan macam FC Midtjylland, APOEL Nicosia, NK Celja hingga FK Struga. Mereka sukses mengunci satu spot ketika menang agregat 3-2 atas Midtjylland di fase terakhir.

Kemenangan itu pun disambut oleh manajer tim, Vladimir Weiss. “Keajaiban bisa terjadi. Saya percaya kami bisa melakukannya. Saya tak pernah melupakan emosi mala mini dan kami memberikan semua yang kami miliki di hadapan fans,” ucapnya.

Bratislava akan bersua dengan beberapa tim yang punya kekuatan jauh lebih besar dari mereka macam Glasgow Celtic, Girona, Dinamo Zagreb, AC Milan, Atletico Madrid dan Manchester City.

  1. Stade Brestois
Perubahan format Liga Champions ini jelas bukan tanpa alasan. Dalam situs resmi UEFA, mereka menyebut ada beberapa alasan dan salah satunya adalah "memperkenalkan keseimbangan kompetitif yang lebih baik antara semua tim". Presiden UEFA Aleksander Ceferin mengatakan: "UEFA jelas menunjukkan bahwa kami berkomitmen penuh untuk menghormati nilai-nilai fundamental olahraga dan mempertahankan prinsip utama kompetisi terbuka, dengan kualifikasi berdasarkan prestasi olahraga, sepenuhnya sejalan dengan nilai-nilai dan model olahraga Eropa yang berbasis solidaritas."
Sumber: twitter sb29

Seperti halnya Bratislava, Stade Brestois memainkan laga debutnya di UCL musim ini pasca mengunci peringkat tiga klasemen akhir. Tim besutan Eric Roy mampu tampil lebih baik dari tim-tim yang biasa mendulang spot di Eropa macam Lille, OGC Nice, Lyon hingga Marseille.

Mereka tak mampu menahan kepergian pemain pentingnya macam Lilian Brassier yang hengkang ke Marseille atau beberapa pemain yang pulang ke tim aslinya seperti Abdallah Sima (Brighton) dan Martin Satriano (Inter Milan). Mereka juga hanya habiskan 10 juta Euro sebagai dana belanja untuk mengarungi musim perdananya di Liga Champions.

Brest dipastikan tak bisa mentas di kandangnya sendiri, Stade Francis-Le Ble lantaran tak sesuai dengan standar UEFA. Sebagai ganti, ada rumor yang mengklaim mereka bakal hengkang ke Stadion Beaujoire milik FC Nantes atau Roahzon Park milik Stade Rennes.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com