Site icon Vivagoal.com

5 Fakta Selebrasi Kontroversial Pesepakbola Dunia

5 Fakta Selebrasi Kontroversial Pesepakbola Dunia

Vivagoal – 5 Fakta – Selebrasi bagi para pemain sepakbola dapat menjadi sebuah ungkapan ekspresi yang ingin disampaikan oleh para pencetak gol. Maka tak aneh jika banyak pesepakbola menggunakan gaya unik saat merayakan gol ke gawang lawan. 

Tidak hanya mengungkapkan rasa senang saat bisa mencetak gol saja. Bisa juga selebrasi yang mereka lakukan itu merupakan ungkapan rasa cinta, pengakuan dari publik, membalas dendam, hingga berbagai hal yang berbau politik.

Masing-masing dari mereka memiliki caranya tersendiri dalam melakukan selebrasi. Tak sedikit yang justru menjadi ‘personal branding’ bagi para pemain. Contohnya yang paling ikonik adalah gaya menimang bayi dari Bebeto, mencium cincin Raul Gonzales, ataupun menunjuk langit dari seorang Ricardo Kaka.

Di balik berbagai selebrasi itu, tak jarang terdapat cerita menarik. Seperti Ricardo Kaka yang selebrasinya bercerita tentang ungkapan syukur dirinya karena satu kejadian yang hampir merenggut karir sepakbolanya saat di usia muda, selain karena Ia yang memang dikenal sebagai sosok religius.

[irp]

Tetapi tidak hanya berujung pada suka cita, ada pula selebrasi yang berujung pada pemberian sanksi atau menimbulkan pro-kontra dikalangan luas. Satu diantara yang paling terkenal adalah Paulo Dicanio.

Di Canio yang kala itu bermain untuk Lazio musim 2014/15, melakukan gestur ‘salute’ ala prajurit Nazi saat melawan seteru abadi AS Roma. Kehebohan pun muncul pasca hal itu. Ia sempat dikabarkan bakal dicekal untuk selamanya oleh FIFA, meski pada akhirnya Di Canio bisa terus bermain dan bahkan melanjutkan karirnya sebagai manajer.

Selain Kaka, Bebeto atau pun Dicanio, ada pula nama-nama lain yang melakukan selebrasi kontroversial. Siapa sajakah mereka? Berikut ulasannya.

1. Cristiano Ronaldo & Diego Simeone – Cojones

Di 16 Besar Liga Champions musim 2018/19  lalu, selain karena pertandingan yang ketat antara Atletico Madrid melawan Juventus, terdapat kejadian yang menghebohkan publik sepakbola. Pada leg pertama, pelatih Atletico Madrid, Diego Simeone melakukan selebrasi cojones untuk merayakan gol kedua Los Colchoneros yang dicetak oleh Diego Godin.

Pada leg-kedua, Juventus berhasil membalikan keadaan berkat kemenangan 3-0 yang semuanya dicetak oleh Cristiano Ronaldo. Tersengat oleh kejadian yang terjadi di leg pertama, Ronaldo pun seakan membalas perlakuan Simeone dengan melakukan juga selebrasi cojones setelah Ia mencetak gol ketignya.

[irp]

Sayangnya pasca keduanya melakukan cojones, UEFA langsung bergerak cepat untuk memberikan sanksi bagi Ronaldo dan Simeone. UEFA melalui Komisi Disiplinnya menjatuhkan sanksi kepada Simeone dengan nilai sebesar 20 ribu euro atau setara Rp 320 juta.

2. Granit Xhaka & Xherdan Shaqiri – Lambang Albania

Hubungan politis panas antara dua negara tak jarang ikut menyebar hingga sepakbola. Hal itu yang terjadi dalam laga Swiss melawan Serbia pada 23 Juni 2018 lalu. Dua pemain Swiss, Granit Xhaka dan Xherdan Shaqiri melakukan selebrasi gol yang menggambarkan burung elang menggunakan kedua tangan mereka.

Burung elang sendiri merupakan simbol kebesaran dari negara Albania, yang notabene memiliki hubungan panas dengan Serbia. Hal itu pun tak pelak menuai kecaman dari banyak pihak yang  menyayangkan tindakan Shaqiri dan Xhaka. Para pendukung Swiss menilai selain merusak sportivitas sepak bola, aksi tersebut bakal merugikan Swiss karena kedua pemain itu terancam sanksi.

[irp]

Albania dan Serbia sendiri memang memiliki sejarah yang cukup kelam. Di tahun 1998, Serbia dan Kosovo berperang, dan Kosovo merupakan tempat kelahiran Xhaka dan Shaqiri.

3. Giorgios Katidis – Salam Nazi

Pada 2013 lalu, publik sepak bola dunia digegerkan oleh pemain muda Yunani, Giorgios Katidis. Kala itu Katidis melakukan selebrasi kontroversial kala timnya AEK Athens bersua dengan Veria di Yunani Superliga. Katidis yang mencetak gol kemenangan Athens lantas merayakan golnya dengan melakukan hormat ala Nazi.

Sesaat setelah mencetak gol, katidis langsung berlari ke arah pojok lapangan diikuti beberapa teman dan official tim. Eks kapten timnas U-19 Yunani itu lantas membuka baju dan mengangkat tangannya tegak lurus ke atas seperti hormat yang kerap dilakukann Hitler bersama Nazinya.

[irp]

Selebrasi itupun berbuntut panjang. Asosiasi Sepak Bola Yunani (EPO) bahkan sampai menggelar rapat terbatas untuk membahas selebrasi Katidis. Menurut EPO, yang dilakukan Katidis merupakan penghinaan terhadap korban kekejaman Nazi yang melukai prinsip kemanusiaan.

Hasilnya Katidis dinyatakan bersalah oleh EPO dan dijatuhi sanksi berat. Katidis disanksi dalam lima pertandingan dan dilarang memasuki arena olahraga selama tiga bulan. Selain itu, Katidis didenda sebesar 1000 Euro atas selebrasinya.

4. Emanuel Adebayor – Menuju Pendukung Arsenal

Mantan penyerang Arsenal dan Man City, Emanuel Adebayor sempat menjadi sorotan banyak publik sepakbola tepatnya 2009 yang lalu. Saat itu, Ia bermain sebagai ujung tombak andalan baru dari The Citizen yang melawan mantan timnya Arsenal.

Dalam pertandingan itu Adebayor hampir menyebabkan kerusuhan di dalam stadion. Menerima umpan dari Shaun Wright Philips, Adebayor sukses menceploskan si kulit bundar melalui sundulan kepalanya. Sesaat setelah mencetak gol ke gawang yang dijaga oleh Manuel Alumunia, Ia berlari menuju tribun belakang gawang Man City yang notabene diisi oleh para pendukung The Gunners.

Hal ini benar-benar membuat para pendukung Arsenal murka. Mereka hampir turun menuju lapangan untuk menghampiri Adebayor. Bahkan berbagai lemparan tak terelakan lagi. Berbagai benda pun melayang mulai dari kertas, botol, hingga terlihat bangku plastik telah berada didekat sang pemain. Sang pemain dijatuhi hukuman kartu kuning oleh wasit.

[irp]

Pasca selebrasi itu, Adebayor pun dijatuhi denda oleh FA. Sebelumnya, Ia dihukum tidak bisa membela The Citizen sebanyak tiga pertandingan. Walaupun akhirnya hukuman itu ditangguhkan menjadi hanya membayar denda sebesar 25.000 poundsterling karena FA menanggap selama proses penyelidikan Adebayor bisa bersikap cooperatif.

Beberapa waktu setelah kejadian, Adebayo akhirnya meminta maaf atas insiden provokatif tersebut. Ia pun menyesali apa yang telah dilakukannya karena terlalu terbawa oleh emosi saat bisa mencetak gol.

5. Robbie Fowler – Menghisap Kokain

Laga derby antara dua tim rival, hampir selalu menampilkan banyak kejadian menarik bahkan panas. Seperti apa yang terjadi dalam Merseyside Derby antara Liverpool melawan Everton di tahun 1999. Robbie Fowler menjadi aktor yang mendapat sorotan dalam laga itu.

Fowler mencetak satu gol ke gawang Everton melalui tendangan penalti. Setelah itu Ia langsung menuju garing samping gawang dan menunduk, mengarahkan hidungnya ke garis tersebut untuk bergaya seolah-olah sedang menghisap narkoba jenis kokain.

[irp]

Ia mengaku melakukan selebrasi tersebut karena sebelumnya fans dari The Toffes menuduhnya berkali-kali sebagai pengguna narkoba. Rumor tersebut menimpa Fowler di tahun sebelumnya. Selebrasinya itu ‘sukses’ memprovokasi para fans Everton. Akibatnya pihak keamanan stadion harus segera mengamankan  kejadian yang tidak diinginkan yang untungnya mereka bisa dengan cepat membuat keadaan kondusif kembali.

Kubu Everton yang tidak senang dengan kejadian itu langsung melaporkan Fowler pada FA, ditambah kepolisian Merseyside juga menyelidiki kasus tersebut. Akhirnya Fowler menerima sanksi hukuman empat pertandingan dengan tambahan denda sebesar 60.000 poundsterling dari Liverpool.

Penulis: Irman Maulana

Editor: Dimas Edi Sembada

Exit mobile version