5 Fakta Tim Kuda Hitam yang Pernah Juara Liga Champions

5 Fakta Tim Kuda Hitam yang Pernah Juara Liga Champions

Heri Susanto - September 23, 2021
Dibaca Normal dengan Waktu Menit
  1. SL Benfica

Jika Celtic hanya mampu mendulang gelar Liga Champions sebanyak satu kali, maka Benfica mampu mendulangnya dua kali pada 1961 dan 1962. Kala itu, the Eagles diperkuat sang megabintang Eusebio Perreira.

Benfica mendulang si Kuping Besar dengan cara lumayan spesial. Mereka mampu meruntuhkan dua kekuatan sepakbola Spanyol yakni Barcelona dan Real Madrid. Catatan apik tersebut sejatinya bisa diulang lima kali lagi. Namun sayang di partai pamungkas, the Eagles selalu keok dari lawan-lawannya.

Media-media eropa menyebut jika mantan manajer Benfica, Bella Guttman sakit hati lantaran tak diberikan bonus pasca menghantarkan tim untuk kali kedua menjuarai ajang tersebut. Ia bahkan menyumpahi klub tak akan memenangkan Liga Champions hingga 100 tahun ke depan. Ucapan tersebut terbukti manjur dan sampai saat ini, Benfica masih belum bisa berjaya di Eropa.

  1. Glasgow Celtic

Celtic menjadi satu-satunya tim Skotlandia yang pernah menjuarai ajang Liga Champions. Di musim 1966/67, mereka main di final perdananya, sementara Inter sudah tiga kali masuk final. Secara mengejutkan, the Bhoys mampu menundukkan La Benamata dengan skor 2-1.

Celtic kala itu bermain sangat menyerang dan meruntuhkan Catenaccio usungan Helenio Herrera. Skema menyerang yang diterapkan Jock Stein membuat laga terasa menyenangkan dan banyak media Eropa kala itu mengkritisi gaya main negatif Inter Milan.

Prestasi yang dicatatkan the Bhoys di ajang Liga Champions bahkan tak mampu disamai oleh rival abadi mereka, Glasgow Rangers, maupun tim Skotlandia lain.

  1. Aston Villa

Aston Villa mencapai final pertamanya di musim 1981/82. Tim asal Birmingham yang kala itu diarsiteki oleh Tony Barton yang menggantikan Ron Saunders mampu melaju ke final dengan mengalahkan Valur, Dynamo Berling, Dynamo Kiev dan Anderlecht. Di babak final, mereka ditunggu juara tiga kali Liga Champions, Bayern Munich.

Di atas kertas, Die Roten yang selalu memiliki pemain-pemain terbaik mampu dikalahkan dengan skor tipis 1-0 via gol yang dicetak mantan pelatih Timnas Indonesia, Peter Withe. Kemenangan Villa seakan melanjutkan tradisi tim Inggris yang dalam lima tahun ke belakang, selalu menjuarai Liga Champions.

Juaranya Aston Villa sudah barang tentu akan dikenang oleh para fans mereka dan akan selalu diceritakan hingga anak cucu lantaran hal yang sama kecil kemungkinan untuk kembali terulang karena Villa agak lumayan sulit untuk menembus zona Eropa lantaran ketatnya persaingan di Premier League.


Baca Juga:


  1. Steaua Bucharest

Pada final Liga Champions 1985/86, wakil Rumania, Steaua Bucharest secara mengejutkan tampil di partai final dan menantang Barcelona di Ramon Sanchez Pijzuan.  Di hadapan 70 ribu penggemar, mereka mampu menahan imbang Azulgrana dalam 120 menit pertandingan.

Lantaran belum ada gol yang tercipta, kedua tim harus menentukan pemenang via babak adu penalty. Kiper Steaua, Helmuth Duckadam, yang menjadi pemain pengganti sukses menjadi pahlawan klub di babak tos-tosan.

Steaua sampai hari ini masih kerap kali mentas di Liga Champions. Namun capaian emas mereka masih sulit untuk diulang kembali bahkan sampai hari ini.

  1. Red Star Belgrade

Marseille di tahun 1990 adalah tim Prancis yang lumayan disegani. Mereka punya komposisi pemain kelas atas macam Abdi Pele, Jean-Pierre Papin hingga Chris Waddle sukses menembus babak final Liga Champions. Lawan mereka di partai pamungkas adalah Red Star Belgrade.

Red Star, yang berstatus sebagai underdog mampu lolos ke partai pamungkas dengan mengalahkan empat tim macam Grasshopper, Rangers, Dynamo Dresden dan Bayern Munich. Di atas kertas, Marseille diunggulkan. Namun kenyataan berkata lain.

Red Star mampu menahan Marseille dalam 120 menit. Laga dilanjutkan di babak adu penalti. Eksekutor Marseille, Manuel Amoros gagal mengeksekusi sepakan 12 pas dan Marseille pada akhirnya kalah. Uniknya, final kedua tim tersebut merupakan yang pertama dan terakhir di babak final Liga Champions.

Tambahan Khusus

Nottingham Forrest

Notthingham Forrest di bawah asuhan Brian Clough dan Peter Taylor menjadi sebuah fenomena di Inggris. Kedua sosok tersebut mampu membawa Forrest back to back menjuarai Liga Champions pada musim 1978/79 & 1979/80. Capaian mereka mampu menyamai apa yang Liverpool lakukan dua musim sebelumnya.

Forrest kala itu sukses menjadi fenomena namun pasca sepasang final tersebut, prestasi mereka terjun bebas. Saat ini, the Reds lebih banyak berkubang di Championship dan bahkan sempat terjembab di divisi ketiga. Raihan minor yang disebut terakhir menjadi aib bagi tim yang pernah menjuarai Liga Champions.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com