Vivagoal – Berita Bola – Banyak pelatih sepakbola yang sempat mentas di Premier League. Namun ada beberapa juru taktik yang belakangan karirnya merosot pasca menukangi tim-tim asal Inggris. Beberapa di antaranya bahkan pernah menukangi negara yang kultur sepakbolanya kurang gegap gempita.
Premier League memang lumayan ketat secara persaingan entah dari level pemain, klub maupun pelatih. Banyak dari para pemain yang sempat main di tier atas sepakbola Inggris justru karirnya merosot tajam. Andy Carroll, Gael Kakuta hingga Nick Powell bisa menjadi contoh sahih terkait hal tersebut.
Berbagai tim juga sempat terkena imbasnya. Pasca PL, berbagai tim yang sempat hadir di tier atas macam Sheffield Wednesday, Wimbeldon, Bolton Wanderers hingga Wigan Athletic masih belum mampu kembali ke kejamnya rimba sepakbola Negeri Raja Charles meski beberapa di antaranya sempat menancapkan tinta emas di sana.
Will the Premier League winner be decided tonight❓ pic.twitter.com/GiACl0rMYv
— 433 (@433) May 14, 2024
Ketatnya persaingan dan tingginya harapan juga menimbulkan masalah lain. Pergantian pelatih di Inggris memang menjadi hal yang umum. Saat tim tak tampil sesuai harapan, pemecatan adalah kunci yang bisa diambil. Musim 2022/23 saja, Chelsea sempat mengganti tiga juru taktik mulai dari Thomas Tuchel, Graham Potter hingga Frank Lampard. Saat ini, the Blues tengah ditukangi Mauricio Pochettino.
Baca Juga:
- 5 Fakta Mantan Pemain Premier League yang Main di Tim Papan Bawah
- Berpotensi Promosi ke Serie A, Berikut 5 Fakta Pemain Penting Como 1907
- 5 Fakta Pilar Bayer Leverkusen yang Bakal Dibidik Tim Elit Eropa
- 5 Fakta Pesepakbola yang Memenangkan Piala Dunia Tanpa Bermain
Tak hanya klub dan pemain serta pergantian juru taktik, banyak pula pelatih top yang pernah menjadi juara di Inggris namun berstatus sebagai penganggur. Maurizio Sarri, Jose Mourinho hingga Antonio Conte masuk dalam deretan daftar tersebut. Belum lagi jika bicara pelatih asal Inggris yang karirnya justru biasa saja di tanah sendiri macam Frank Lampard hingga Steven Gerrard.
Seperti yang sudah dipaparkan sedikit di atas, Vivagoal telah merangkum 5 pelatih yang pernah menukangi tim Premier League namun karirnya sebagai juru taktik belakangan tersendat dan bahkan menukangi kesebelasan yang secara reputasi biasa saja lantaran tak adanya urgensi memperkerjakan mereka. Siapa saja? Berikut daftarnya.
- Michael Laudrup
Sebagai seorang pemain, Laudrup memiliki reputasi yang lumayan besar. Sosok asal Denmark pernah bermian untuk tim-tim besar macam Juventus, Lazio, Barcelona hingga Real Madrid. Berbaga prestasi pun pernah ia rengkuh bersama beberapa klub itu.
🦢 MEMORY MONDAYS
Today we remember @chicoflores!
A legend in his own right, who can forget the Spanish CB who was a key figure in Michael Laudrup’s Spanish revolution! He scored twice in 57 games for Swansea, but was always a fan favourite during his time at the club!What is… pic.twitter.com/sfME22qUnh
— Swans Cast Podcast (@SwansCastMedia) May 13, 2024
Ketika memutuskan karir sebagai pelatih, ia sempat tukangi beberapa tim yang biasa saja macam Brondby, Getafe, Spartak Moscow, Real Mallorca dan Swansea City. Bersama tim asal Wales, namanya lumayan terangkat. Laudrup pernah hantarkan the Swans menjadi juara Piala Liga di musim 2012/13.
Ia berperan besar ketika menemukan bakat potensial dalam diri Nathan Dyer, Jonathan De Guzman hingga Michu. Namun pasca Swans, karirnya merosot. Ia hanya sempat menukangi sepasang tim asal Qatar yakni Lekhwiya dan Al-Rayyan pada rentang 2014-2018.
- Sven Goran Eriksson
Untuk ukuran juru taktik, Eriksson termasuk pelatih yang lumayan malang melintang karirnya. Ia sudah berada di pinggir lapangan sejak medio 70an. Beragai tim muali dari Swedia, Portugal dan Italia pernah diarsitekinya. Berbagai gelar prestis entah di kancah domestik maupun kontinental pernah direngkuh.
Eriksson pernah mendapat tanggung jawab tukangi generasi emas Timnas Inggris pada medio 2000an. Setelahnya, ia sempat menukangi Manchester City di era Thaksin Shinawatra. Bersama the Sky Blues, karirnya hanya berjalan setahun. Catatan gemilangnya hanya terjadi pada Derby Manchester. Ia juga merupakan sosok yang bertanggung jawab atas kekalahan memalukan 8-1 City dari Middlesbrough pada 2008 lalu.
Pasca City, sosok asal Swedia menjadi journeyman. Ia berkelana dari satu negara ke negara lain. Eriksson sempat membesut Meksiko, Pantai Gading, Leicester City, berkarir di Chinese Super League bersama beberapa tim dan terakhir kali menukangi Timnas Filipina pada 2018/19 lalu.
- Rafa Benitez
Rafa Benitez sudah membangun reputasi ketika masih menukangi Valencia di medio 2000an. Los Che disulap menjadi kuda hitam menakutkan di LaLiga maupun kompetisi Eropa. Gelar demi gelar prestisius sukses ia rengkuh bersama tim Kota Jeruk.
Pasca Valencia, kesuksesan lain sempat ia dulang bersama Liverpool. The Reds dibawa bersaing kembali di Premier League. Ia pernah hantarkan tim melaju ke dua final Liga Champions yang satu di antaranya berbuah gelar juara. Pasca Liverpool, ia masih sempat berprestasi besama Chelsea dan Napoli.
A reminder that Rafa Benitez brought Joselu to Newcastle United.
The king always knew.
Always.#NUFC pic.twitter.com/rGrTTqbyka
— DailyNUFC (@DailyNUFC_) May 8, 2024
Rafa lumayan lekat dengan tim Inggris lain yakni Newcastle United yang ditukanginya seak 2016-2019 lalu. Ia hadir dalam manis getir tim ketika mentas di tier atas ataupun Championship. Namanya tetap harum sebagai mantan juru taktik Liverpool ketika membesut Everton dan hampir membawa tim asal Merseyside itu degradasi. Di musim panas kemarin, ia menerima jabatan sebagai juru taktik Celta Vigo.
Baca Juga:
- Obrolan Vigo: Iker Muniain yang Pergi dari Bilbao Sebagai Legenda
- Analisa Vigo: Jay Idzes Bisa Ukir Sejarah di Indonesia Jika Promosi ke Serie A Musim Depan!
- Obrolan Vigo: Arne Slot Adalah Sosok yang Tepat untuk Gantkan Jurgen Klopp
- Obrolan Vigo: Sebastian Deisler dan Karir yang Rapuh Karena Cedera
- Avram Grant
Sebelum melanggeng ke Inggris, Grant lebih sering menukangi tim-tim Israel macam Hapoel Peta, Maccabi Tel Aviv, Hapoel Heifa hingga Maccabi Haifa dan Timnas Israel. Namanya kemudian diangkat menjadi manjer sementara the Blues ketika gantikan Jose Mourinho yang dipecat di periode pertamanya.
Chelsea sempat dihantarkan ke dua final berbeda yakni Liga Champions 2007/08 dan Piala Liga di musim yang sama. Namun pada dua kesempatan itu, the Roman Emperor justru keok. Karir Grant kemudian masih berjalan di Inggris hingga 2011. Ia pernah membesut Portsmouth dan West Ham United.
Setelanya, perjalanan rant berlanjut ke berbagai negara. Ia melatih Partizan Belgrade di Serbia, menjadi Direktur Teknik tim Thailand, BEC Tero Sasana, menukangi Timnas Ghana hingga saat ini menjadi pelatih kepala Timnas Zambia.
- Alan Pardew
Alan Pardew banyak melatih berbagai kesebelasan Inggris mulai dari Reading, West Ham, Charlton Athletic, Southampton, Newcastle United, Crystal Palace hingga West Bromwich Alboin. Reputasinya sebagai pelatih tim papan tengah mulai terbangun dari awal 2000an hingga 2018 lalu.
Happy Birthday Alan Pardew! 🎂
Who remembers his FA Cup Final dance? pic.twitter.com/O775lvfVMI
— Classic Football Shirts (@classicshirts) July 18, 2021
Catatan terbesar dalam karir manajerialnya hadir ketika menukangi West Ham dan Palace. Dua tim London itu sempat dihantarkan ke dua final Piala FA masing-masing pada tahun 2005/06 dan 2015/16. Selain itu, beberapa gelar minor dari tier bawah pernah ia rengkuh.
Pasca cabut dari Inggris, karir Pardew merosot. Ia sempat menukangi Ado den Hag (Belanda), CSKA Sofia (Bulgaria) hingga Aris (Yunani) pda rentang 2019-2023. Rasio kemenangannya bersama tiga tim tersebut tak sampai 50 persen.
Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com