Site icon Vivagoal.com

5 Suporter Paling Brutal di Dunia

5 Suporter Paling Brutal di Dunia

Vivagoal5 Fakta – Kedatangan suporter atau para fans dalam sebuah pertandingan sepakbola merupakan salah satu bagian yang cukup penting bagi sebuah klub.

Kehadiran mereka bisa menjadi sesuatu yang menarik dan dapat menjadi hiburan sendiri. Tak ayal banyak orang menilai bahwa suporter adalah pemain ke-12 dalam lapangan karena sorakan mereka yang begitu menggelegar.

Begitu banyak sebuah kesebelasan bersemangat lantaran kedatangan para fans atau suporter yang begitu meriah. Banyak sebuah pemain yang sangat bersemangat ketika para fans melihat mereka bermain.

Baca Juga: 5 Klub yang Diprediksi Akan Berjuang Habis-habisan di Liga Champions 2019/20

Banyak cara yang dapat dilakukan oleh sekumpulan suporter untuk bisa memberi dukungan kepada klub idolanya. Mulai dari mengenakan atribut klub penggemarnya, menyanyikan yel-yel penyemangat dan koreografi dari masing-masing suporter.

Namun sayang, kadang-kadang rasa fanatik yang terlalu berlebihan terhadap klub kebanggaan membuat mereka melakukan hal-hal yang tak patut dicontoh seperti tindakan penganiayaan, pengrusakan sampai pembunuhan massal.

Untuk itu VIGO akan merangkum 5 Suporter yang brutal dalam membela tim kesayangan mereka, kira-kira siapa saja?

1. Galatasaray (Turki)

Pada tanggal 13 Maret 2001 silam, Paris Saint-Germain dan Galatasaray saling berhadapan dalam laga Liga Champions yang akhirnya harus berakhir dengan tinta hitam yang disebabkan oleh suporter. Kedua klub bertemu di kandang PSG guna memainkan pertemuan kedua mereka di Grup B babak penyisihan Liga Champions musim 2001/02, dengan Galasaray sebelumnya unggul 1-0 saat di laga pertama.

Baca Juga: 5 Klub yang Masih Butuhkan Peran Gareth Bale

Hanya saja klub asal Turki itu datang ke Paris dengan ambisi meraih kemenangan untuk memastikan diri lolos sebagai juara grup. Sementara PSG yang bermain di kandang sendiri ingin memetik kemenangan perdana, meski mereka dipastikan tak lolos ke fase gugur.

Sengitnya atmosfer pertemuan antara kedua tim sudah terasa sejak awal pertandingan dimulai, tepatnya ketika striker asal Brasil, Christian sukses membawa PSG unggul terlebih dahulu atas Galatasaray pada menit ketiga laga. Momen tersebut membuat pendukung Galatasaray mulai jengkel.

Alih-alih melihat timnya menyamakan kedudukan, kembali kebobolan justru yang harus dilihat para suporter Galatasaray kala Christian mengemas gol keduanya pada menit ke-27. Kontan kejadian itu membuat fans Galatasaray kian berang dan frustrasi melihat performa tim kesayangan mereka.

Teriakan-teriakan keras mulai dikumandangkan dan bahkan berkembang menjadi keributan saat memasuki babak kedua permainan. Bentrokan dengan suporter tuan rumah pun tak terhindarkan. Sedangkan pihak keamanan yang berusaha membuat keadaan menjadi netral pun turut mendapat serangan.

Kerusuhan kian meluas dan puncaknya terjadi pada menit ke-59 ketika wasit Vitor Manuel Pereira mengambil keputusan dengan terpaksa menghentikan laga dan meminta semua pemain serta ofisial untuk meninggalkan lapangan. Namun setelah dihentikan selama 20 menit, laga dilanjutkan kembali dan berakhir dengan kemenangan 2-0 bagi PSG.

Buntut dari insiden memalukan tersebut, UEFA menjatuhkan hukuman berupa denda bagi kedua klub. Yakni sebesar £410.000 ditujukan kepada PSG ditambah dengan larangan menggelar laga Eropa di Parc des Princes untuk tiga laga, sementara Galatasaray yang sebenarnya lewat fans mereka menjadi pemicu justru hanya didenda £82.000.

2. Newell’s Old Boys (Argentina)

Newell’s Old Boys merupakan sebuah klub sepakbola asal Argentina. Klub ini berdiri sejak 3 November 1903 dan namanya diambil dari salah satu legenda sepakbola negeri asal tari tango tersebut, Isaac Newell. Sebagai sebuah klub yang cukup tua di Argentina, Newell’s Old Boys ternyata memiliki kumpulan suporter yang cukup terkenal dengan aksi kekerasan.

Baca Juga: Fantastis! Trofi Ronaldo Jauh Lebih Banyak Ketimbang 5 Klub Eropa Ini

Salah satu contohnya yang terkenal dan menjadi salah satu bagian sejarah klub adalah ketika mereka menghadapi San Lorenzo de Almagro pada 27 Oktober 1946.

Dikutip dari buku The Sociology of Sport and Physical Education karya Anurag Saxena, saat itu kedua tim bermain imbang 2-2. Tiba-tiba pada menit ke-89, sejumlah suporter Newell’s Old Boys masuk ke dalam lapangan dan mengincar wasit pertandingan, Osvaldo Cossio.

Salah satu fans bahkan berhasil mencekek leher Osvaldo menggunakan ikat pinggang. Beruntung, Osvaldo berhasil diselamatkan dan pertandingan pun harus dihentikan.

Kabarnya tindakan suporter Newell’s Old Boys kepada Osvaldo dilatarbelakangi kekecewaan mereka pada keputusan wasit, setelah sang pengadil lapangan menganulir gol ketiga yang dicetak oleh pemain Newell’s Old Boys.

3. Suporter Vasco da Gama (Brasil)

Sebuah klub asal Brasil yang bermarkas di Rio de Janeiro, Vasco da Gama merupakan salah satu klub yang terkenal memiliki banyak suporter garis keras. Tidak jarang, suporter klub bentukan 1898 silam tersebut nekat melakukan tindakan kekerasan apabila kecewa dengan hasil yang didapat Vasco da Gama.

Baca Juga: 5 Pemain yang Selamat dari Pengusiran Klub

Salah satu tindakan nekat yang pernah dilakakan suporter Vasco da Gama pernah terjadi pada 2013 lalu, satu tahun sebelum Brasil menjadi tuan rumah Piala Dunia 2014.

Saat itu, Vasco da Gama melakoni laga penting melawan Atletico Paranaense. Disebut penting karena bila kalah dalam pertandingan itu, Vasco da Gama dipastikan terdegradasi.

Menjelang menit-menit akhir pertandingan, tindakan kekerasan pun mulai dilakukan suporter Vasco da Gama yang tertinggal 0-1. Beberapa di antara mereka bahkan menggunakan perlengkapan seperti tongkat besi untuk memukuli suporter Atletico.

Saking parahnya kondisi perkelahian suporter kedua kesebelasan tersebut, sebuah helikopter pun harus didatangkan ke lapangan pertandingan guna membawa para korban ke rumah sakit.

Dilansir dari Mirror, satu orang suporter Atletico dilaporkan menjadi korban tewas dan ratusan orang lainnya mengalami luka-luka.

4. Barcelona (Spanyol)

Siapa penggemar sepakbola yang tidak mengenal klub asal Spanyol, Barcelona? Klub yang ditempati oleh Lionel Messi tersebut merupakan salah satu klub yang memiliki banyak prestasi, tidak hanya di Spanyol, namun juga di Eropa. Sayangnya, di balik rentetan prestasi yang mereka sudah raih, Barcelona ternyata merupakan sebuah klub yang memiliki suporter nekat.

Baca Juga: 5 Legenda yang Gagal Saat Melatih Mantan Klubnya

Legenda sepakbola Portugal, Luis Figo, pernah merasakan perlakuan buruk yang dilakukan suporter La Blaugrana kepada dirinya

Kejadian itu sendiri terjadi pada 2002 silam. Saat itu Figo yang sebelumnya merupakan pemain Barcelona kembali ke Camp Nou menggunakan jersey Real Madrid, rival abadi mereka.

Sepanjang pertandingan, setiap Figo membawa bola, para suporter Barcelona secara serempak menyoraki dirinya. Puncaknya, ketika hendak melakukan tendangan sudut, salah satu suporter Barca secara tiba-tiba melempar potongan kepala babi ke arah Figo.

5. Rivel Plate (Argentina)

Newell’s Old Boys ternyata bukan satu-satunya klub asal Argentina yang terkenal memiliki suporter garis keras. Nyatanya, River Plate juga merupakan klub asal negara Diego Maradona yang suporternya paling sering melakukan tindak kekerasan. Beberapa kali headlines surat kabar Argentina memberitakan mengenai tindakan-tindakan kekerasan yang dilakukan suporter klub pertama Crespo tersebut.

Baca Juga: 5 Pemain yang Miliki Trofi Lebih Banyak dari Ronaldo

Salah satunya terjadi pada 2002 silam, di mana insiden penembakan terhadap seorang suporter Boca Juniors yang diduga dilakukan oknum suporter River Plate, saat pertandingan berlangsung. Akibat aksi itu, pihak penyelenggara pertandingan memutuskan untuk menghentikan laga.

Dua tahun berselang tindakan kekerasan suporter River Plate kembali terulang. Kali ini, aksi mereka lakukan dengan menyergap bus yang ditumpangi sejumlah suporter Newell’s Old Boys. Kejadian itu sendiri menyebabkan kematian dua orang suporter Newell’s Old Boys dan lainnya luka-luka.

Exit mobile version