Analisa Vigo: Juan Mata, Pahlwan Dalam Bayangan Chelsea di Liga Champions 2012
Sumber: Transfermarkt

Analisa Vigo: Juan Mata, Pahlwan Dalam Bayangan Chelsea di Liga Champions 2012

Muhammad Ilham - August 22, 2023
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

“Setelah pertemuan, saya meminta tolong kepada Juan Mata yang berusia 23 tahun, ‘Saya mohon maestro, bantu saya untuk memenangi Liga Champions’.”

“Dia melihat ke arah saya dan berbicara, ‘Anda gila, Anda adalah Didier Drogba, Anda yang akan bantu saya untuk meraihnya. Lalu, saya mengatakan kepadanya bahwa saya telah berusaha keras selama delapan tahun dan tidak pernah menang, jadi saya percaya bahwa dia adalah seseorang yang mampu membantu tim ini menang,” kata Drogba.

Partai final pun berlangsung, pertandingan berjalan a lot hingga menit ke-80. Sampai pada menit ke-83, Arjen Robben melayangkan umpan manis kepada Thomas Muller. Lewat sundulannya, ia mampu menjebol gawang Petr Cech.

Analisa Vigo: Juan Mata, Pahlwan Dalam Bayangan Chelsea di Liga Champions 2012
Sumber: Liputan 6

Itu menjadi momen paling menyedihkan bagi Chelsea dan juga Drogba. Memori mengenai kegagalannya meraih gelar bersama Timnas Pantai Gading kembali menghantuinya. Namun, Juan Mata hadir untuk menyemangatinya.

“Tuan rumah memimpin dengan delapan menit tersisa dan dalam perjalanan saya untuk menendang bola selama delapan menit terakhir, saya sangat putus asa. Pemuda itu (Mata) berbicarakepada saya ‘Percaya Didi, kamu harus percaya,’, hampir sambil menangis.”

“Saya menjawab setelah melihat skor saat itu, ‘Percaya pada apa? Ini hampir berakhir, saya akan menangis seperti beberapa bulan yang lalu ketika saya kalah di final melawan Pantai Gading,’ kata lanjut Drogba.

Namun, itu justru menjadi momen di mata Mata memberikan magisnya kepada Chelsea dan Drogba. Pada menit ke-88, Juan Mata menembakkan sepakan pojok yang indah ke arah Drogba. Dengan percaya diri, Drogba menyundul bola umpan Mata dan sukses menjebol gawang Bayern Munich yang dijaga Manuel Neuer.


Baca Juga:


Berkat gol tersebut, mimpi Chelsea untuk menjadi juara terjaga. Setelah perpanjangan waktu, laga dilanjutkan ke babak penalti. Mata sebagai eksekutor pertama gagal dalam penaltinya.

Beruntungnya, empat pemain Chelsea lainnya, David Luiz, Frank Lampard, Ashley Cole, dan tentu Drogba berhasil. Di sisi lain, dua dari lima pemain Bayern Munich, Ivica Olic dan Bastian Schweinsteiger gagal. Chelsea menang dengan skor 4-3.

Itu menjadi gelar Liga Champions pertama Chelsea sekaligus yang dinanti-nantikan Drogba. Pasalnya, setelah itu ia pergi ke Cina untuk melanjutkan kariernya bersama Shanghai Shenhua, sebelum akhirnya kembali ke Stamford Bridge pada 2014.

Memang, Drogba menjadi pahlawan di laga tersebut usai mencetak gol penyeimbang dan penentu di babak penalti. Namun, Drogba tidak akan bisa melakukannya jika tanpa Juan Mata.

Juan Mata mampu membangkitkan semangat Drogba, membuatnya tetap bertarung hingga titik darah penghabisan. Seolah-olah, Juan Mata adalah orang tua dari Drogba yang selalu memberikan dukungannya di waktu sedih maupun senang.

Jika bisa disebutkan, Juan Mata adalah pahlawan sejati dalam laga itu. Tugas pahlawan adalah membantu orang tanpa pamrih, dan itulah yang dilakukan Juan Mata.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepakbola dunia hanya di Vivagoal.com