Site icon Vivagoal.com

Analisa Vigo: Persitara Jakarta Utara, Naik Turunnya Rival Sekota Persija

Analisa Vigo: Persitara Jakarta Utara, Naik Turunnya Rival Sekota Persija

VivagoalBerita Bola – Jika berbicara mengenai rival Persija Jakarta, maka yang terlintas di pikiran kita adalah Persib Bandung. Namun, jauh sebelum itu, Macan Kemayoran punya rival sekota yang saat ini nasibnya tidak jelas yaitu Persitara Jakarta Utara.

Persija vs Persib adalah salah satu parti paling panas di sepakbola Indonesia. Wajar bila pertemuan mereka dijuluki El-Clasico Indonesia karena tensi laga sangatlah tinggi.

Namun, jauh sebelum rivalitas dengan Persib berkembang, Persija sudah memiliki rival sendiri. Tim tersebut juga berlokasi di Ibukota, dan itu adalah Persitara Jakarta Utara.

Dahulu, sebelum 2010, Persitara menjadi salah satu tim dengan segudang pemain hebat. Tim yang berjuluk Laskar Si Pitung tersebut pernah diperkuat pemain-pemain seperti Kurniawan Dwi Yulianto, Rivky Mokodompit, Oktovianus Maniani, Gendut Doni, dan Tantan Dzalikha.

Sayangnya, 2010 juga menjadi catatan kelam tim yang memiliki basis suporter bernama NJ (North Jakarta) Mania ini. Mereka terpaksa harus terdegradasi dari kasta tertinggi sepakbola Indonesia.


Baca Juga:


Kesialan tidak berhenti di situ saja, berkat manajemen yang rusak, Persitara terpaksa bermain di Liga 3 akibat krisis finansial. Ditambah dengan perubahan sistem keuangan klub yang diterapkan oleh PSSI pada 2011, di mana klub tidak boleh lagi menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), membuat Laskar Si Pitung semakin terpuruk.

Penerapan sistem tersebut seperti seleksi alam bagi klub-klub Indonesia. Persitara tidak hanya menjadi satu-satunya klub yang terpukul akibat pencopotan dana APBD, melainkan Persikota Tangerang, Deltras Sidoarjo, dan Persema Malang pun juga merasakannya.

Sumber: Instagram @persitara_official

Namun, pencopotan dana APBD bukan menjadi salah satu masalah utama dari membusuknya Persitara hingga saat ini, melainkan ketidakstabilan manajemen. Hal tersebut membuat mereka tertidur di Liga 3 yang nasibnya belum jelas hingga saat ini.

Berharap bisa menjadi lebih baik, Persitara justru semakin jatuh di 2014. Menurut informasi dari Pandifootball, kala itu Persitara gagal menyelesaikan kompetisi dikarenakan menunggak gaji dan sempat gagal menggelar laga kandang karena tidak mampu membawa uang sewa.

Sejatinya, banyak perusahaan-perusahaan ternama di Jakarta yang berniat untuk mengakuisisi Persitara. Namun, itu semua gagal dikarenakan manajemen yang buruk.

“Perbaikan harus ada di manajemen juga. Saat manajemen kita bagus, pengelolaan bagus, perusahaan juga tidak sayang untuk menghamburkan uang pastinya,” ucap mantan pelatih Persitara, Eko Prastetyo.

Di 2016, Persitara hampir gagal untuk mengikuti Liga 3 karena manajemen belum terbentuk jelang kompetisi bergulir. Alhasil, NJ Mania berinisiatif untuk mengambil alih klub hingga 2017.

Sumber: Instagram @persitara_official

Angin segar sejatinya muncul pada 2020, saat Persitara membentuk manajemen baru di bawah naungan PT. Persitara Jaya Abadi. Tidak berhenti di situ, dilansir dari Good News From Indonesia, mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, juga tertarik untuk melakukan revitalisasi Stadion Tugu, markas kebanggaan Laskar Si Pitung.

“Bisa dilihat di sini banyak fasilitas yang rusak, umur stadion ini sudah 35 tahun. Karena itu, kami melakukan revitalisasi,” ucap Anies Baswedan.


Baca Juga:


Diperkirakan butuh waktu sekitar satu tahun untuk menyelesaikan revitalisasi Stadion Tugu. Terdapat dua tahap dalam revitalisasi ini, pertama pembenahan lapangan yang diperkirakan menelan biaya 80 miliar rupiah. Lalu, pembangunan infrastruktur penunjang lapangan dengan biaya 101 miliar rupiah.

Sayangnya, angina segar tersebut tidak serta merta membuat Persitara bangkit. Pasalnya, PSSI hingga detik ini belum mengumumkan kapan bergulirnya Liga 3. Padahal, Liga 1 dan Liga 2 sudah berjalan.

Tetapi, permasalahan utama Laskar Si Pitung adalah manajemen yang jelas. Banyaknya pergantian dalam manajemen tentu bukan sesuatu yang baik bagi Persitara, dan itulah yang menjadi harapan serta impian NJ Mania

“Saya sedih karena belum ada seseorang yang bisa membangun Persitara lagi,” tambah Eko.

Sepertinya, kita semua harus menunggu lama agar derbi Jakarta antara Persija dan Persitara kembali terlihat lagi. Namun, bagi NJ Mania, jangan terlalu berharap agar derbi itu kembali hadir karena lebih baik mereka berdoa agar ditemukan manajemen yang benar-benar ingin dan serius membangun Laskar Si Pitung.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepakbola dunia hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version