Lantaran Pemalsuan Keuangan, Juventus Bisa Terdegradasi ke Serie B
Juventus, Foto: dok Kompas

Gelar Juve Bisa Kembali Dicabut dan Degradasi Lagi ke Serie B!

Irman Maulana - November 30, 2021
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

VivagoalSerie A – Juventus dapat kembali lagi terdegradasi ke Serie B, serta alami pencabutan gelar Serie A di tahun 2020, pasca pengusutan dari pihak berwajib soal dugaan pemalsuan laporan keuangan Si Nyonya Tua.

Selama satu pekan terakhir, kantor Juventus telah didatangi oleh pihak berwajib untuk mengambil dokumen soal transfer, faktur, dan laporan keuangan. Bianconeri kini tengah menjalani penyelidikan terkait finansial pada medio tahun 2019 sampai 2021.

Peraih 36 kali gelar Serie A itu dituduh melakukan akuntansi palsu, termasuk soal pembayaran para agen pemain. Presiden Asosiasi Perlindungan Hak Konsumen (CODACONS) Italia, Marco Donzelli lalu berbicara soal dampak yang bisa diterima Juve andai terbukti mencuri keuntungan yang tak adil.

Menurut Donzelli tuduhan yang diajukan pada Juventus ini sangat serius, setelah melihat dominasi Juve selama beberapa tahun terakhir. Rentetan juara Juve baru terhenti oleh Inter Milan musim lalu, setelah sembilan musim menguasai Italia.

Bukan tidak mungkin mereka harus kembali menghadapi hukuman berat, diantaranya adalah degradasi dan pencabutan gelar. Andai terjadi, ini merupakan kali kedua bagi Juve setelah skandal Calciopoli di tahun 2006.

 “Jika Juventus secara tidak sah memperoleh keuntungan atas klub saingan dengan operasi semacam ini, maka keteraturan kejuaraan sepak bola terakhir akan gagal. Sebagai akibatnya, Federasi dan Otoritas persaingan pasar harus campur tangan dan memberikan sanksi kepada mereka,”ujar Donzelli dilansir Daily Mail.


Baca Juga:


“Di luar tanggung jawab individu, klub tidak akan dibebaskan dari hukuman. Untuk alasan ini dan untuk melindungi ribuan penggemar, kami akan mengajukan keluhan kepada Antitrust dan Kantor Kejaksaan Federal yang meminta degradasi ke Serie B untuk Juventus. Kemudian pencabutan gelar liga terakhir yang dimenangkan di bawah bayang-bayang operasi yang berpotensi ilegal ini.”

Sebelumnya, enam staff Juventus sedang diinvestigasi, termasuk presiden, Andrea Agnelli dan wakilnya, Pavel Nedved. Mantan direktur olahraga Juventus, Fabio Paratici pun termasuk yang dilaporkan masuk dalam penyelidikan dari pihak berwajib.

Pemalsuan yang dimaksud adalah dalam pertukaran Miralem Pjanic dan Arthur Melo dari Barcelona, yang disebut memiliki keuntungan modal (capital gain) bernilai tinggi di tahun 2020. Meski tidak ada dana transfer, transfer ini memiliki signifikansi dari sisi akuntansi.

Menurut laporan itu Juventus membayar dana sebesar 72 juta euro pada Barca untuk Arthur, sementara Blaugrana memboyong Pjanic dengan dana 60 juta euro. Sehingga memiliki selisih 12 juta euro dengan keuntungan bersih sebesar 41,8 juta euro setelah dikurangi biaya lain.

Secara keseluruhan, keuntungan itu merupakan yang tertinggi sepanjang kepemimpinan dari Agnelli. Sedangkan yang pertama adalah ketika Juve menjual Paul Pogba ke Man United dengan harga 96 juta euro, dengan keuntungan bersih 73 juta euro.

Selalu update berita bola terbaru seputar Serie A hanya di Vivagoal.com