Site icon Vivagoal.com

Obrolan Vigo: Andre-Pierre Gignac, Anggur Prancis yang Melegenda di Meksiko

Obrolan Vigo: Andre-Pierre Gignac, Anggur Prancis yang Melegenda di Meksiko

Vivagoal Berita Bola Jalan hidup siapa yang tahu, pepatah tersebut cocok disematkan kepada Andre-Pierre Gignac. Di usia yang masih lumayan produktif sebagai pesepakbola, Gignac membuat langkah berani dengan hengkang ke Meksiko pada 2015 lalu.

Di musim 2015, Gingcac tampil apik dengan mengepak 21 gol bagi Marseille di bawah arahan Marcelo Bielsa. Ia sempat mendapatkan perpanjangan kontrak bersama tim asal pelabuhan. Namun yang terjadi, ia justru terbang 6.000 mil jauhnya ke Monterrey, Meksiko guna bergabung dengan raksasa Liga MX, Tigres UANL.

Padahal sebelum kepindahannya ke tanah Sombrero, Gingac tak sepi peminat. Sepasang raksasa Italia macam Inter Milan dan Napoli disebut tertarik. Selain itu, ia juga mendapatkan tawaran fantastis dari Arab Saudi. Namun ia lebih memilih untuk merapat ke Amerika Utara.

Pasca Pep Guardiola berlabuh ke Meksiko sebelum akhirnya putuskan pensiun di sana, Gingnac adalah pemain Eropa top kedua yang mendarat di Liga MX. Namun kondisi keduanya berbeda, Pep datang di senjakala karir sementara pemain asal Prancis itu datang dengan keadaan prime. Ia meningggalkan zona aman dan bermain di negara yang secara kultur jauh berbeda dengan Prancis.


Baca Juga:


Gingnac datang dengan ambisi yang lebih spesifik bagi Tigres. “Saya sangat senang. Saya datang untuk memenangi Liga dan Copa Libertadores,” ucapnya dalam sesi pengenalannya sebagai punggawa anyar Tigres.

Tigers sempat mencapai babak semifinal Copa Libertadores 2015 dan bersua jagoan dari Brazil, Internacional di fase empat besar. Namun tim saal Porto Alegre terlalu kuat. Mereka mampu menang 2-1 di leg pertama. Pada leg kedua, Tigres dan Gignac hanya memiiki satu hal untuk diwujudkan yakni balas dendam.

18 menit laga berjalan, ia sukses membukukan satu gol perdananya bagi klub dan menaklukan kiper Liverpool saat ini, Alisson Becker. Tigres mampu melakukan comeback pasca Gefferson mencetak gol bunuh diri. Gol dari geladang Tigres, Egidio Arevalo memastikan langkah tim ke final. Penantian Gingnac untuk mendulang silverware bersama klub barunya kian dekat.

Di laga final . Tigres sudah dijadwalkan bakal bersua dengan River Plate. Ada dua laga yang bakal dimainkan yakni di Monterrey dan Buenos Aires. Dalam dua laga, Tigres mampu menahan River dengan skor 0-0. Namun kala laga kedua dimainkan di Argentina, River menang dengan skor telak 3-0 via gol Lucas Alario, Carlos Sanchez dan Rammiro Funes Mori.

Pasca kekalahan tersebut, Gignac kembali ke Meksiko dan menunjukan ketajamannya. Dalam 18 bulan pertama, namanya mulai mencuri perhatian dengan sumbangkan 44 gol. Hal tersebut membuatnya kembali dibicarakan bahkan dirinya mendapatkan julukan sebagai El Más Chingón (yang paling keren).

Dalam satu musim, Liga MX dibagi menjadi dua bagian yakni Apertura dan Clausura. Di Bulan Desember, ia mampu membuat fans senang dengan membawa tim mendulang gelar perdananya dalam wujud Apetura. Gelar tersebut menjadi yang keempat bagi klub. Ia juga membantu tim memenangi gelar Campeón de Campeones pada 2016. Di tahun yang sama, namanya juga mendulang gelar Bola d’Oro, sebuah gelar individu bagi pemain terbaik di Meksiko.

Pelatih Timnas Prancis saat itu, Didier Deschamps tak menutup mata terkait prestasinya di Meksiko. Namanya diperhitungkan untuk masuk ke Timnas Prancis guna menjadi deputi Olivier Giroud di lini depan. Kala itu, Karim Benzema dicoret dari skuat lantaran terkena skandal dan performa Kevin Gamerio tengah menurun.

“Tak ada permusuhan di antara kami. Deschamps adalah orang dengan integritas tinggi. Ia menunjukan hal tersebut kala memanggil saya memperkuat Tim Nasional,” ucap Gignac seperti diwartakan Thesefootballtimes.

Gignac dibawa ke Euro 2016 lalu. Di turmamen tersebut, ia sempat main sebanyak enam laga dan hampir mencetak gol di partai final. Di menit ke-93, Gignac sempat menerima bola dari sisi kiri. Ia sempat melewati Pepe dan Rui Patricio. Namun bola memantul dan Antoine Griezmann tak mampu mengoversi peluang tersebut. Ia hampir saja mencetak gol di partai final dan mencatatkan namanya sebagai pesepakbola di luar Eropa yang mencetak gol di partai final. Pada laga tersebut, Prancis harus kalah dengan skor 0-1 pasca Eder di menit ke-109.

Gignac yang Melegenda di Meksiko

Sumber: ESPN

Setelah membela Prancis di laga final, Gignac kembali ke Meksiko dan menikmati waktunya bersama Tigres. Ia sukses mempersembahkan berbagai gelar macam Apertura di tahun 2016 dan 2017 serta Clausura pada 2019.

Pada Agustus 2019, Gignac mencatatkan namanya dalam sejarah. Ia mampu mencetak 105 gol bersama Tigres. Hal tersebut menjadi rekrot tersendiri. Ia bahkan pernah mencetak hattrick hanya dalam kurun waktu 23 menit dan namanya terpatri sebagai pesepakbola terbaik yang pernah merumput di Meksiko di era sepakbola modern.

Namun, kegemilangan di ajang domestik belum mampu dilanjutkan di pentas kontinental. Pada 2017, terjadi perombakan struktur yang membuat tim Meksiko tak bisa bermain di Copa Libertadores. Sebagai ganti, mereka mentas di CONCACAF Champions League. Tigres sempat mentas dalam tiga tiga partai final di tahun 2016.2017 dan 2019, namun tiga laga tersebut berujung pada kekalahan.

Pada 2020 kala ia berusia 34 tahun, Gignac mendapatkan kesempatan membuktikan diri membawa klub menjadi juara pada ajang tersebut. Tigres sukses mengalahkan beberapa lawan macam New York City FC di perempat final, Olimpia of Honduras di semifinal dan bersua dengan LAFC di babak final.

Pada pertandingan final yang dihelat di Exploria Stadium pada 22 Desember 2020, tak ada penonton yang menghadiri laga lantaran COVID-19. Diego Rossi dari LAFC sempat mencetak gol di menit ke-61 sebelum akhirnya Hugo Ayala mencetak gol penyama kedudukan di menit ke-71 melalui tandukannya via skema sepak pojok. Gignac sukses mencatatkan namanya di papan skor melalui sepakannya dari luar kotak penalti di menit ke-84.


Baca Juga:


Pemain asal Prancis pun melakukan selebarsi dengan meliak liuk melewati rekan setimnya. Namanya keluar sebagai top skor turnamen dengan raihan enam gol. Gignac pun sempat mencapai puncak romatisme kala membawa tim ke final Piala Dunia Antar Klub 2021.

Namun sayang di laga tersebut, Gignac yang berambisi membuktikan dirinya belum habis harus menerima kenyataan pahit. Bayern menang dengan skor 1-0 via gol Benjamin Pavard dan memastikan kemenangan mereka atas wakil Meksiko itu di laga pamungkas.

Musim ini, Gingnac masih produktif dalam urusan mencetak gol meski usianya sudah mencapai 36 tahun. ia sudah mendulang 15 gol dalam 30 laga di lintas kompetisi. Ia juga turut andil memberikan empat assist bagi rekan setimnya. Bak Anggur, kualitas Gignac memang sama sekali tak menurun meski dirinya telah berumur.

Sejak gabung pada 2015 lalu, total ia sudah membukukan 164 gol dan 40 assist dalam 291 laga di lintas kompetisi.  Ia juga pernah mendulang berbagai gelar individu untuk urusan mencetak gol bagi Tigers dalam karir sepakbolanya. Romanisme Gignac dan Tigres nampaknya masih akan berjalan dalam beberapa waktu ke depan mengingat dirinya masih memiliki kontrak hingga 2024 mendatang.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version