Obrolan Vigo: Filippo Inzaghi, Si Malas yang Tajam
Vivagoal – Berita Bola – Sebagai seorang penyerang, Filippo Inzaghi termasuk kategori penyerang yang malas dan banyak mendekam di kotak penalti. Namun soal ketajaman, ia bisa disandingkan dengan berbagai penyerang kelas dunia lain.
Inzaghi, yang lahir pada 9 Agustus 1973 di Piacenza. Ia sempat memperkuat tim asal Kota Kelahirannya di awal karir. Setelahnya, ia banyak habiskan karir di beberapa tim macam AlbinoLeffe, Hellas Verona, Parma. Karirnya mulai melesat kala memperkuat Atalanta dan Juventus.
Bersama kedua tim tersebut, rasio golnya lumayan meningkat. Dengan La Dea, ia mendulang 72 gol dalam tiga musim. uventus mempertajam dirinya dan membuat Inzaghi menapaki level tertinggi kala ia sukses mencetak 89 gol dalam 165 laga dalam dua musim. Kisah manis Inzaghi sesungguhnya hadir kala ia memperkuat AC Milan.
Buon Compleanno, Filippo Inzaghi.
Salah satu pemain favorit sepanjang masa. pic.twitter.com/bFSRNGYg8u
— SERIE A LAWAS (@SerieA_Lawas) August 9, 2022
Dana tak kurang dari 31,1 juta Euro dikeluarkan Rossoneri untuk memboyongnya ke sisi merah Kota Mode. Duetnya dengan Andriy Shevchenko lumayan padu. Jika Sheva memiliki kecepatan dan naluri mencetak gol tinggi, Inzaghi memiliki aspek besar pada hal yang disebutkan kedua.
Baca Juga:
- Obrolan Vigo: Jose Mourinho dan AS Roma Adalah Serigala yang Siap Menerkam
- Obrolan Vigo: Cristiano Ronaldo dan Putaran Roda Kehidupan
- Obrolan Vigo: Harry Kane, Sosok Tepat di Tim yang Salah
- Obrolan Vigo: Nottingham Forrest yang Siap Menggigit
Kehadirannya di tim antara ada dan tiada. Inzaghi tak banyak berperan dalam tim. Namun dirinya bisa menjadi momok menakutkan kala berada di dalam kotak penalti. Hal tersebut bahkan diamini oleh Oliver Kahn. Kiper legendaris asal Jerman sangat tak ingin bertemu dengan Inzaghi lantarai kelihaiannya di depan gawang mampu membuat perbedaan yang berarti.
“Penyerang yang paling tidak ingin aku lawan adalah Inzaghi. Dia seseorang yang nyaris tak terlihat; kau bahkan tidak yakin dia bermain tapi di akhir pertandingan papan skor akan menunjukkan 1-0 atau 2-0 untuk kemenangan Inzaghi. Dia penyerang yang sangat menyulitkan dan mungkin satu yang tidak paling tidak ingin aku lawan karena dia sangat tidak terduga,” ungkapnya pada laman UEFA.
