Site icon Vivagoal.com

Obrolan Vigo: Gradasi Hitam Putih “Si Tangan Tuhan” Diego Maradona

Gradasi Hitam Putih "Si Tangan Tuhan" Diego Maradona

Vivagoal Berita Bola – Tepat hari ini, 59 tahun lalu, Diego Armando Maradona lahir ke bumi. Di masa mendatang, Maradona akan menjadi pesepakbola hebat yang lekat dengan berbagai kontroversi baik di dalam maupun luar lapangan. Kedua hal tersebut berjalan beriringan layaknya dua sisi mata uang yang tak pernah terpisahkan.

Maradona memulai karir sepakbolanya di usia 10 tahun kala ia bermain dengan tim muda Argentinos Juniors. Tak lama berselang, tim asal La Paternal, Buenos Aires itu menjadi tim profesonal pertamanya.

Maradona bergabung dan meneken kontrak pertama kali di tahun 1976. Lima musim berseragam Argentinos, ia sukses mencatatkan 167 penampilan dan mengoleksi 118 gol bersama El Bincho. Setelahnya, ia pindah ke Boca Juniors yang notabene merupakan salah satu tim besar yang sarat sejarah di sepakbola

Meski demikian, Argentinos masih memiliki kenangan besar dalam karir Maradona. Disanalah ia tumbuh dan menjajakan karir untuk berkembang sebagai pesepakbola. Bahkan untuk mengenang jasa Maradona, Argentinos menamai stadionnya dengan nama “Diego Armando Maradona”

“Argentinos Juniors akan selalu menjadi rumah saya. Setiap saya mendengar nama stadionnya, saya akan selalu merinding,” ungkap El Diego seperti dinukil dari thesefootballtimes. Bahkan di pintu masuk Stadion, Argentinos membuat sebuah plakat bertuliskan “pemain terbaik sepanjang masa memulai karirnya di Stadion ini pada 20 Oktober 1976.”

Memetik Manisnya Karir di Napoli

Nama Diego sendiri mulai dikenal kala dirinya bermain di Piala Dunia 1982. Ia mulai melakukan aksi-aksi briliannya di tanah Spanyol. Namun perjalanan tim Tanggo harus terhenti di fase kedua kala mereka dibenamkan Italia dan Brazil. Sekedar catatan, saat itu, fase knock out di Piala Dunia 1982 masih dibagi dalam sistem grup. Argentina kalah dua kali dan harus mengepak kopet lebih cepat.

Setahun pasca gelaran Piala Dunia, ia berlabuh ke Barcelona dengna mahar lima juta poundsterling. Ia sukses meraih treble domestik bersama Blaugrana di musim pertama dan terakhirnya. Setelahnya, Diego hengkang ke Napoli dengan mahar 6.9 Juta Pounds pasca memburuknya hubungan dengan dengan manajemen klub.

Baca Juga: Messi Terbaik Tapi Maradona Ada di Level Berbeda

Untuk mendatangkan Maradona, Napoli sampai harus meminjam uang dari empat bank Italia. Saat itu I Partenopei bukanlah tim besar dengan sumber dana memadai. Namun pembelian Maradona langsung memberikan efek magis untuk tim selatan Italia itu.

Kehadiran El Diego membuat gairah warga Naples untuk datang ke San Paolo meningkat. Stadion yang berkapasitas 75 ribu orang selalu terisi penuh. Bahkan 60 ribu tiket musiman berhasil dijual. Dari sisi marketing, kedatangan Maradona ke Naples memang sangat signifikan.

Baca Juga: 7 Bek Muda Terbaik di Career Mode FIFA 20

Tak hanya terkerek dari sisi komersial, kedatangan Maradona juga mengerek prestasi tim. Dalam dua musim pertamanya, Napoli sukses mengatrol prestasi mereka di Serie A. Musim pertama, ia sukses bertengger di posisi ketujuh, sementara musim sebelumnya ia sukses mengantarkan Napoli bertengger di posisi ketiga klasemen akhir.

Menukil Goal International, salah satu surat kabar lokal bahkan dengan ligas menuliskan pentingnya kehadiran El Diego dalam tubuh Napoli. “Kami memang tak punya walikota, perumahan, sekolah, pekerjaan, bus, sanitasi, uang, atau ide, tapi itu bukan masalah karena kami punya Maradona”.

Bersinar di Piala Dunia 1986 dan Napoli

Penampilan moncer Maradona bersama Napoli juga tertular di level tim nasional. Argentina menjadi tim yang menarik untuk disaksikan. Dalam gelaran yang dihelat di Meksiko, Maradona mengemban status sebagai kapten tim. Salah satu momen yang paling diingat yakni kala ia mempecundangi beberapa pemain Inggris dalam satu kesepatan di babak delapan besar.

Lima  pemain Inggris yakni  Peter Beardsley, Steve Hodge, Peter Reid, Terry Butcher dan Terry Fenwick  dipecundangi oleh solo run Maradona sebelum ia mencetak gol ke gawang Peter Shilton. Bahan gol tersebut dinobatkan FIFA sebagai gol terbaik sepanjang massa. Tak hanya itu, ia pun membuat gol “Tangan Tuhan.” Gol tersebut pun menjadi kontroversi terbesar dalam sejarah Piala Dunia.

Baca Juga: Antara Messi dan Maradona, Veron Kesulitan Pilih yang Terbaik

Setelah menjungkalkan Inggris, Argentina pun sukses melaju cepat hingga ke partai final. Di laga pamungkas, mereka meladeni Jerman Barat. Dalam laga yang dihelat di Stadion Azteca. Argentina sukses mempecundangi Jerman Barat dengan skor 3-2. Argentina pun sukses mengemas dua gelar Piala Dunia setelah sebelumnya mereka meraih hal yang sama di tahun 1978. Dalam gelaran tersebut, ia sukses mengemas lima gol dan lima assist.

Setahun setelah Piala Dunia, Maradona kembali ke Napoli. Lagi-lagi, magisnya masih terasa. Di tahun ketiga. Maradona, bersama beberapa nama beken lain macam Ciro Ferrara, Fernando Di Napoli dan Bruno Giordano sukses memberikan scudetto bagi Partenopei di musim 1986/87. Maradona pun mengungkapkan kebahagiaannya setelah mengantarkan Napoli menjadi juara.

“Hari ini merupakan yang terbaik untuk saya. Kesuksesan memenangi Scudetto ini menjad momen terhebat sepanjang hidup saya,” ujar Maradona kala itu, sesaat setelah mengantarkan Napoli menjadi Scudetto.

Baca Juga: Lewati Rekor Gol Maradona, Mertens Tatap Top Skorer Napoli

Setelahnya, berbagai gelar pun kembaii hadir. Napoli sukses menjadi juara Piala UEFA di tahun 1989 dan kembali mendulang Scudetto semusim berselang. Setelahnya, Maradona memilih hengkang dari Napoli guna bergabung ke Sevilla. Ia pun meninggalkan Napoli dengan deretan gelar dan status sebagai top skor klub, sebelum akhirnya posisi topskor dipecahkan oleh Marek Hamsik dan Dres Mertens.

Awal Memudarnya Karir

Pasca meninggalkan Napoli, karir Maradona masih sedikit terangkat. Pada Piala Dunia 1990 yang dihelat di Italia, ia sukses mengantarkan Argentina ke partai final. Dalam laga pamungkas, Argentina kembali bersua Jerman. Namun final menjadi antiklimaks karena Jerman berhasil membalaskan dendam kepada tim Tanggo pasca kalah empat tahun lalu. Mereka memukul Argentina dengan skor tipis 1-0 via gol penalti Andres Bhreme.

Setelahnya Maradona melanjutkan karir bersama Sevilla dengan kontrak satu tahun keputusan ini dinilai cukup kontroversial lantaran ada beberapa tawaran menarik dari Real Madrid dan Marseille. Saat itu, Marseille merupakan tim besar yang dipenuhi beberapa nama besar.

Baca Juga : Serie A, Liganya Kakek-Kakek

Namun kala memutuskan bergabung dengan tim Andalusia, ia gagal menemukan performa terbaik. Tercatat, kala membesut Los Rojiblancos, ia hanya mampu mengemas 5 gol dari 26 laga. Setelahnya ia pulang ke Argentina dan memperkuat Newell’s Old Boys. Lagi-lagi, El Diego gagal membuktikan permainan terbaiknya.

Meski mengalami penurunan performa, Maradona kembali dipanggil timnas Argentina di Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat. Namun namanya, hanya bertengger sebentar. Maradona terpaksa harus pulang ke Argentina lantaran ia terkena masalah doping.

Pasca bermain bersama Newel’s Old Boys dan Timnas Argentina, ia pulang ke Argentina untuk menyelesaikan karir bersama Boca Juniors. Maradona pun pada akhirnya resmi memutuskan gantung sepatu di usia 37 tahun. Setelah pensiun, ia sempat menjajal karir manajerial namun tak ada satupun tim yang dibesutnya mendulang kesuksesan.

Legacy

Sampai hari ini, nama Maradona masih diklaim sebagai pesepakbola terbaik yang pernah dilahirkan ke dunia. Pasca ditinggal Maradona, Napoli belum pernah meraih satu pun Scudetto dan gelar di kompetisi Eropa. Untuk menghormati jasanya, nomor 10 di Napoli resmi dipensiunkan.

Hal yang sama pun berlaku pada Timnas Argentina. Albiceleste masih belum mampu mendulang trofi Piala Dunia ketiga mereka meskipun ada seorang Lionel Messi dalam skuat. Maradona memang akan selalu hidup dalam keabadian. Bahkan, pasca gol tangan Tuhan di Piala Dunia 1986, ia pun sudah dinobatkan sebagai “Tuhan” yang sesungguhnya oleh segelintir fans.

Pada 30 Oktober 1998, di Kota Rosario, Gereja Maradona atau Iglesia Maradoniana resmi didirikan. Sampai hari ini, tercatat sudah lebih dari 15.000 pengikut yang tersebar di seluruh kolong langit. Bahkan mereka yang berada di sekte ini terbilang lumayan taat. Mereka pun sampai mengutak-atik nomor punggul 10 El Diego untuk menabsihkan Maradona sebagai tuhan, tercetuslah D10S atau Diego 10’s D10S, atau Dios dalam Bahasa Spanyol memang memiliki arti tuhan.

Selayaknya sebuah agama, sekte Maradona bahkan memiliki kitab suci sendiri yakni buku autobiografi Diego Maradona. Tak hanya itu, ada 10 perintah Tuhan yang dibuat untuk menjaga kesucian agama Maradona.

Adapun 10 perintah Tuhan Maradona antara lain :

Feliz Cumpleaños, Diego

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di com

Exit mobile version