Vivagoal – Berita Bola – Budi Sudarsono dan konsitensi adalah hal yang tak terpisahkan. Ia terus tampil di level tertinggi baik bersama klub maupun Timnas. Budi merupakan contoh nyata kerja keras akan menuai hasil di kemudian hari.
Sosok kelahiran Kediri, 19 September 1979 merupakan pecinta sepakbola sejati. Sejak kecil, Budi, dalam wawancara di kanal Youtube Vivagoal mengklaim jika dirinya sangat menggemari bermain bola bersama rekan masa kecilnya di Kediri atau di Tanjung Priuk. Bahkan, dalam wawancara bersama Stand Up Indo, ia sempat ditanya jika dirinya hanya mengagumi dirinya sendiri semasa kecil.
Dalam karirnya, ia banyak memperkuat tim-tim premium pada masanya macam Persija Jakarta, Persebaya Surabaya, Sriwijaya FC, Persib Bandung, Persik Kediri Deltras Sidoarjo hingga tim Malaysia PDRM FA dan putuskan pensiun di Persikabo Bogor.
Berbagai gelar pernah ia rengkuh seperti Liga Indonesia bersama Persija dan Persik dalam rentang waktu berbeda. Budi mengklaim jika semua tim yang diperkuat memiliki kesan masing-masing. Namanya termasuk sosok yang tak loyal. Ia mengamini hal tersebut lantaran ada faktor yang membuatnya mengambil keputusan tersebut.
Baca Juga:
- Analisa Vigo: Arab Saudi, Piala Dunia 2034, dan Bukti Ketamakan FIFA
- Obrolan Vigo: Gabriel Moscardo, Declan Rice Brasil yang Dibidik Barcelona dan Chelsea
- Obrolan Vigo: Erwin Ramdani dan Lika-Liku Bersama Persib Bandung
- What If: Jika Zinedine Zidane Gabung, Nasib Blackburn Rovers Akan Berubah
“Soal loyalitas, saya memang tak loyal. Sebagai pemain sepakbola, saya hanya pergi ke tempat yang menawarkan bayaran lebih baik. Karena saya hidup dari sepakbola,” ucapnya. Tak ada yang salah dengan pendapatnya lantaran ia memiliki hak dalam menentukan karirnya.
Karir pesepakbola memang berjalan singkat. Selama bisa memaksimalkan pundi pendapatan untuk masa tua, bermain untuk tim yang siap membayar lebih baik bukan hal yang salah. Hal serupa pernah terjadi pada pemain top yang menolak mentas di level tertinggi macam Oscar dan Hulk. Keduanya rela meninggalkan hingar bingar Eropa guna memaksimalkan pendapatan di Chinese Super League.
Budi, yang biasa bermain di lini depan merupakan seorang finisher yang lumayan klinis kala memegang bola. Ia juga bukan pemian yang kaku meksi berposisi sebagai nomor 9. Tak jarang, dirinya mampu menciptakan rangkaian peluang maupun gol kala sudah memegang bola. Ketenangannya di lini depan lumayan sulit ditemui oleh penyerang domestik yang saat ini beredar di Liga 1.
Bahkan, lantaran memiliki kemampuan dribel yang mumpuni, dalam beberapa kesemaptan ia juga nampak tak kesulitan mentas sebagai winger kiri. Hal tersebut sempat dilakukan pasca memperkuat Persik. Bersama beberapa tim, ia lumayan piawai mengarsir pos penyerangan dari sektor sayap.
Tak hanya punya performa baik di klub, di level Timnas Sosok yang lekat dengan nomor 13 merupakan langganan. Namanya pertama kali mentas di TImnas Senior pada 2001. Ia lumayan sering beredar dan mampu hadir dalam 9 tahun terakhir. Dalam periode membela Garuda, Timnas sempat dibawanya melaju ke Piala Asia dan Final Piala Tiger. Ia juga pernah mengepak 46 caps dan mendulang 16 gol bagi Garuda.
Baca Juga:
- 5 Fakta Pemain Penting yang Pernah Membela Brescia
- 5 Fakta Kota Sepakbola yang Wajib Dikunjungi
- 5 Fakta Calon Tim Kejutan Liga 1
- 5 Fakta Wonderkid Football Manager 2024 yang Siap Merekah
Dari sekian laga yang sempat dia mainkan, Piala Asia 2007 melawan Bahrain menjadi laga yang lumayan berkesan baginya. Menurut penuturan sosok yang kini bersua 44 tahun, atmosfer laga membuatnya gembira lantaran stadion Gelora Bung Karno penuh sesak Selain itu, ada momen ikonik menurutnya lantaran semua pemain memakai jas kala mentas di sana. Dalam laga tersebut, ia juga sukses mendulang gol yang fenomenal.
“Membela Timnas merupakan pencapaian terbesar dalam karir saya. Oleh karenaya saya mungkin lama bermain di Timnas karena saya banyak melakukan kerja keras entah di sesi latihan maupun kala bermain. Ada rasa bangga ketika bermain untuk Tim Nasional,” tambahnya.
Budi memutuskan pensiun pada 2015. Ia pun tak benar-benar meninggalkan sepakbola setelahnya. Berbagai kegiatan mulai dari melakukan fun football bersama berbagai tim, menapaki karir manajerial hingga membangun SSB dilakukannya guna mengisi kegiatan yang kosong pasca tak lagi bermain sebagai pemain.
Untuk SSB, Budi mendirikan BigBoss Academy untuk membina berbagai pesepakbola muda di bawah usia 19 tahun di bilangan Cinere, Depok. Tujuan dari SSBnya yakni untuk membagikan ilmu dari pemain profesonal guna ditransfer kepada pemain mdua.
“Soal SSB. Kita ingin anak-anak mendapatkan pembelajaran dari para pemain profesional. Kami juga ingin membangun karakter mereka sejak usia dini agar tumbuh menjadi pesepakbola berkualitas di masa mendatang. jika hal tersebut terpenuhi, ada kepuasan di sana,” pungkasnya.
Budi memang akan selalu konsisten dalam urusan sepakbola. Pasca pensiun, ia tak benar-benar pergi. Ia masih berkutat di sana dan hal tersebut nampak masih akan terus berjalan entah sampai kapan. Terdekat, sosok asal Kediri tengah menargetkan mendapatkan lisensi kepelatihan A Pro. Namun untuk hal tersebut, ia masih mencari sponsor lantaran biayanya lumayan mahal.
Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com