Obrolan Vigo: Mimpi Arsene Wenger dan Realitas Sepakbola di Indonesia

Obrolan Vigo: Mimpi Arsene Wenger dan Realitas Sepakbola di Indonesia

Muhammad Ilham - September 7, 2023
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

VivagoalBerita Bola – Setelah berhenti menjadi pelatih Arsenal FC, Arsene Wenger masih memiliki mimpi terhadap sepakbola dunia. Sayangnya, mimpi tersebut terkesan naif dan sulit untuk diwujudkan, terutama di Indonesia untuk saat ini.

Nama Arsene Wenger tentu masih dan akan selalu diingat oleh para pecinta sepakbola dunia, terutama fans Arsenal. Bagaimana tidak, ia menjadi pelatih dengan perolehan gelar terbanyak untuk The Gunners dengan tujuh Community Shield, tujuh FA Cup, dan tiga Liga Inggris.

Tetapi, dari banyaknya prestasi yang ia torehkan untuk Arsenal, gelar Liga Inggris 2003/04 menjadi yang terbaik. Meskipun Manchester United menjadi tim dengan perolehan gelar Liga Inggris terbanyak dengan 20 trofi, namun prestasi Arsenal di musim 2003/04 tidak bisa mereka tiru.

Pada musim itu, Arsene Wenger sukses membawa Arsenal menjadi tim paling mengerikan di Liga Inggris. Saat itu, The Gunners diisi oleh banyak bintang seperti Dennis Bergkamp, Ashley Cole, Jens Lehmann, Freddie Ljungberg, Patrick Vieira, dan tentunya Thierry Henry.

Dengan skuad penuh bintang, Wenger mampu membawa Arsenal menjadi juara Liga Inggris dengan 26 kemenangan, 12 imbang, dan tidak pernah sekalipun kalah. Prestasi tersebut mengantarkan Arsenal meraih trofi Liga Inggris berwarna emas dan dijuluki The Invincibles.

Setelah 22 tahun mengabdi kepada Arsenal, Arsene Wenger memutuskan untuk pergi. Manajemen tidak meminta Wenger untuk mundur, namun dirinya sendiri lah yang menginginkan untuk pergi. Alhasil, dia pergi dengan sebuah cerita yang tidak akan pernah terlupakan.


Baca Juga:


Pasca berpisah dengan Arsenal, Wenger mencoba untuk terjun ke badan yang lebih tinggi lagi, yakni FIFA. Bersama dengan organisasi tertinggi sepakbola dunia itu, ia menjabat sebagai Direktur Pembangunan.

Bagi sebagian orang, mungkin jabatan itu adalah yang tepat bagi Arsene Wenger karena dirinya sudah terlalu tua dan harus merasakan The Beauty of the Game. Sayangnya, Wenger menjelaskan jabatan itu justru lebih berat daripada harus melawan Jose Mourinho, Pep Guardiola, Jurgen Klopp, ataupun rival terberatnya, Sir Alex Ferguson.

Sebagai Direktur Pembangunan, Arsene Wenger dituntut untuk melihat sepakbola tidak hanya dari kacatamanya, melainkan dari segala penjuru. Wenger diharuskan berkelana, melihat sepakbola dari berbagai negara, dan menentukan apa yang terbaik bagi olahraga ini.

Obrolan Vigo: Mimpi Arsene Wenger dan Realitas Sepakbola di Indonesia
Sumber: Detik Sport

“Ketika Anda duduk di sini dan berpikir, ‘Saya harus meningkatkan sepakbola di dunia’, Anda menyadari bahwa itu bukanlah hal yang mudah. Saya lebih baik mengatakan, ‘Berikan saya tim dan saya akan menunjukkan apa yang saya bisa’. Tapi, ketika Anda duduk di sini dan berkata, ‘Berapa banyak? 211 negara? Ok, terima kasih!’,” ucap Arsene Wenger yang dilansir dari The Independent.

Alasan Wenger menerima jabatan ini karena ia ingin sepakbola bisa mengubah dunia ini, tidak hanya dari sisi olahraga, melainkan manusia. Pemikiran tersebut semakin kuat karena dirinya telah berkelana ke berbagai negara di dunia.

Ia meyakini banyak talenta-talenta terbaik yang tersebar di berbagai dunia. Demi mewujudkan mimpinya tersebut, langkah pertama yang akan ditempuh Wenger adalah membangun fasilitas-fasilitas gratis untuk melahirkan bakat-bakat muda dan menyebar dari akar rumput.