Obrolan Vigo: Pemain Indonesia Main di Eropa Hanya untuk Marketing Semata?

Obrolan Vigo: Pemain Indonesia Main di Eropa Hanya untuk Marketing Semata?

Heri Susanto - September 15, 2021
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

Eropa Hanya Bagian dari Marketing Klub

Meski banyak fans sepakbola berharap pada Egy agar sang pemian bisa menuai kesuksesan di Eropa, kenyataan berkata lain. Lechia jarang memainkan Egy di tim utama. Pemain asal Medan justru lebih banyak bermain untuk Lechia II yang notabene merupakan tim junior.

Setelah Egy, beberapa nama lokal mulai menyusul main di Eropa. Witan Sulaeman bergabung dengan FK Radnik Surdulica yang mentas di Liga Utama Serbia. Berbeda dengan Egy, Witan langsung tmapil di tim utama dan mengepak lima laga di tim utama dengan koleksi menit bermain 110 menit.

Di luar dua nama tersebut, Brylian Aldama dikontrak oleh kontestan Liga Kroasia, HNK Rijeka sementara Miftah Anwar Sani sempat dipinjam oleh tim asal Bosnia, FK Sloboda Tuzla. Meski sudah menggubrik laman transfermarkt, belum ada informasi berapa banyak kedua nama tersebut bermain untuk timnya masing-masing.

Di luar hingar bingar pemain Indonesia yang bermain di Eropa, kebanyakan dari nama yang beredar saat ini masih belum bisa memberikan kontribusi besar bagi timnya secara permainan. Namun secara dampak promosi, publisitas dari media Indonesia hingga penambahan followers di laman Instagram, tim-tim yang dibela pemain Indonesia mendapatkan kenaikan yang signifikan.

Berbagai media, khususnya yang memiliki kanal sepakbola di Indonesia tak segan memberitakan informasi terkini soal pemain nasional yang berlaga di luar negeri. Meski kadang isi beritanya tak seketat judul yang disematkan, publisitas demi kenaikan viewers jelas menjadi hal yang wajib disebarluaskan.


Baca Juga:


Klub yang mengontrak para pemain Nasional juga mendapatkan imbasnya. Lechia Gdanks memiliki followers di angka 225k dengan kombinasi kedatangan Egy dan Witan. Hal ini jelas membuat mereka sedikit terkenal, di Indonesia, tentunya. Tim paling berprestasi di Polandia, Lech Poznan hanya memiliki separuh dari followers Lechia yakni 125k!

Hal yang sama juga terjadi pada tim-tim lain. Rijeka, Sloboda juga sempat mendapatkan pemberitaan yang massif terkait Brylian dan Miftah Anwaer Sani. Namun jika parameternya hanya tinggi rendahnya followers Instagram, tim-tim Eropa tersebut jelas bisa membelinya di laman twitter atau kolom komentar para selebriti bukan?

Lagipula, andai pemain Indonesia benar-benar bagus dalam bersepakbola, tak mungkin bukan mereka main di kompetisi yang lebih proper seperti Eredivisie dan Liga Portugal bukan?

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com