Obrolan Vigo: Robin Van Persie “The Flying Dutchman”

Obrolan Vigo: Robin Van Persie “The Flying Dutchman”

Heri Susanto - August 6, 2020
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

Jalan Berliku di Arsenal

Bergabung di Arsenal dengan mahar hanya 4,5 juta Euro, kedatangan Persie ke London Utara diwarnai dengan skeptisme yang sama seperti awal kedatangan Dennis Bergkamp ke Higbury dari Inter Milan di pertengahan 90an. Hal tersebut seakan menjadi nyata tatkala di tahun perdananya, Persie disebut melakukan tindak perkosaan saat bersama Timnas Belanda kala Training Center di Rotterdam. Ia sempat ditahan hingga 14 hari sebelum dibebaskan.

Setelah rangkaian tuduhan yang tak mengenakan hinggap kepadanya, P,ersie pu harus berurusan dengan cedera yang sempat membelit di awal karir bersama Gunners. Namun, Wenger yang selalu ada di belakangnya selalu men-supports si Dutchman muda.

Geliat awal kebintangannya mulai muncul di tahun 2006-07, meski masih memiliki sosok Thierry Henry dalam skuat, Persie sukses menjadi pencetak gol terbanyak klub dengan torehan 13 gol dan enam assist dalam 31 penampilan di berbagai kompetisi klub. Bahkan catatan tersebut membaik dua musim berselang tatkala ia mampu menorehkan 20 gol untuk Arsenal.

Pasca kesuksesan Persie, Arsenal harus dihadapkan pada kenyataan pahit, Thierry Henry, Freddie Ljungberg memutuskan untuk angkat kaki dari tim Gudang Peluru. Gunners pun lantas mendatangkan sejumlah nama baru macam Eduardo Da Silva, Bachary Sagna hingga Lass Diarra. Mendatangkan pemain berkelas minor nyatanya berdampak pada konsistensi skuat yang mulai terlempar dari perburuan gelar. Musim tersebut, Theo Walcott dan kolega hanya mampu finish di peringkat ketiga klasemen akhir.


Baca Juga:


Pada musim-musim berikutnya, hasil kurang lebih sama mematri Gunners, Arsenal yang dulunya digadang menjadi penantang United maupun Chelsea dalam perburuan gelar harus puas hanya menghuni zona empat besar. Tiket ke Liga Champions setiap tahunnya seakan menjadi sebuah pencapaian prestis bagi tim gudang peluru. Dalam periode tersebut, Persie juga sudah diplot sebagai kapten tim.

Puncak permainan eks Feyenord hadir pada musim 2011/12. Kala itu, RvP mampu mencatatkan diri sebagai top skor Premier League dengan catatan 30 gol. Catatan tersebut juga dipermanis dengan kehadirannya sebagai top skor klub di musim tersebut lewat lesatan 37 gol di berbagai kompetisi.

Setelah musim produtif tersebut, bola liar bergulir. Van Persie memutuskan hengkang ke Manchester United semusim setelahnya dengan mahar tak kurang dari 25 juta paun. Kepindahan tersebut menyisakan tanda tanya besar lantaran United merupakan rival besar Arsenal di kancah domestik setidaknya dalam satu dekade terakhir. Label sebagai pengkhianat pun melekat pada dirinya dari pendukung Gunners.