Obrolan Vigo: Robin Van Persie “The Flying Dutchman”

Obrolan Vigo: Robin Van Persie “The Flying Dutchman”

Heri Susanto - August 6, 2020
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

Anti Klimaks di United

Dicerca sedemikian rupa terkait kepindahannya ke tim lain membuat Persie lambat laun gerah. Melalui surat terbuka, ia menyoroti CEO Arsenal kala itu, Ivan Gazidis yang enggan memberinya ekstensi kontrak anyar. Bahkan secara personal, ia menolak anggapan terjadi konflik antar dirinya dan Arsene Wenger.

“Saya menerima semua (kritikan) itu. Namun, saya berani bersumpah demi anak-anak saya, jika ada orang yang bisa memberi bukti kalau Arsenal menawari saya kontrak baru, saya akan memberinya satu juta [pounds] sekarang, hari ini,” ungkap Van Persie kepada The High Performance Podcast, seperti diwartakan Mirror.

“Itu keputusan Arsenal untuk tidak menawari saya kontrak baru, dan itu terserah mereka. Setelah melalui banyak pembicaraan, jadi jelas bahwa kami punya pandangan berbeda tentang klub. Bagi saya, (kepindahan) itu sudah bukan masalah. Inilah kehidupan,” lanjut van Persie.

Bergabung bersama Setan Merah di musim anyar nyatanya langsung membawa berkah bagi Persie. Ia sukses mendulang gelar Premier League yang sudah lama dinantikannya. Beberapa nama yang sempat membela Arsenal juga sempat menjadi juara bagi klub baru macam Cesc Fabregas (Barcelona) hingga Samir Nasri dan Gael Clichy (Manchester City). Tak berhenti sampai di situ, ia juga kembali keluar sebagai top skor klub dengan catatan 26 gol. Setelah juara, kekecewaan muncul dalam diri Persie lantaran Alex Ferguson memutuskan pensiun di akhir musim.

Hal ini sudah barang tentu membuatnya terpukul lantaran kepindahannya ke United karena hadirnya sosok Sir Alex. Bahkan setelah menandatangani kontrak, keduanya sempat berbincang perihal rencana Fergie yang bakal bertahan setidaknya hingga 2015.


Baca Juga:


“Kepergiannya [Ferguson] memberikan kami motivasi ekstra untuk bisa terus sukses dan berada di jalur kemenangan. Semua pemain mengapresiasi apa yang telah dia lakukan terhadap karier kami,” ujar Ferdinand kepada MUTV beberapa waktu lalu.

“Pemain yang paling terpukul dengan kepergiannya adalah Robin. Dia datang setahun sebelum manajer pensiun. Dia langsung merasakan kesuksesan dan dia meminta lebih. Secara jelas, Anda bisa melihat betapa terpukulnya dia ketimbang pemain lain pada waktu itu,” tambahnya.

Pasca hengkangnya Fergie, performa Persie naik turun bak yoyo yang tengah diayunkan. Bersama David Moyes yang menjadi gaffer anyar United, ketajamannya berkurang drastis. Semusim berselang, golnya menurun menjadi 18 di berbagai kompetisi. Bahkan asa ketajamannya meningkat kala United ditangani Louis Van Gaal pun rontok lantaran Persie tak mampu berbuat banyak lantaran hanya mencetak 12 gol.

Padahal, Van Gaal digadang bisa menjadi pelatih yang mampu menaikan moral eks Kapten Arsenal itu lantaran keduanya sempat bekerjasama di Timnas Belanda pada Piala Dunia 2014 lalu. Yang terjadi justru sebaliknya, keduanya terlibat friksi dan Van Gaal menendang Persie keluar United di akhir musm 2014/15.

“Saya berbicara dengan Louis van Gaal dan dia bilang ke saya:’Oke, Robin, kita akan berpisah. Saya adalah pelatih dan kamu pemainnya. Waktumu sudah habis dan kamu harus pergi’,” ujarnya kepada The High Performance Podcast, seperti diwartakan Mirror

“Saya bereaksi: ‘Ya, tapi bukannya saya masih punya kontrak?’ Dia jawab: ‘Saya tak peduli’. Menjelang akhir karier saya, saya merasa akan ada yang terjadi, tetapi tidak sekejam ini. Apalagi cara dia mengeluarkan kalimatnya. Saya kemudian berdiri, menyalaminya, dan pergi,” tandas Van Persie.

Boleh dibilang, perjalanan Persie di United berjalan anti klimaks lantaran ia hanya mampu mendulang satu gelar Premier League bersama Setan Merah dan catatan tersebut diperparah dengan kombinasi konflik yang terjadi di akhir masa baktinya bersama klub. Total, ia hanya mendulang dua gelar mayor di Inggris yakni satu gelar Piala Fa dan satu juara Liga serta beberapa piring cantik dalam wujud Community Shield baik bersama Arsenal maupun United.