Franck Ribery: Ferrari dari Prancis yang Masih Terus Berlari

Franck Ribery: Ferrari dari Prancis yang Masih Terus Berlari

Heri Susanto - April 7, 2020
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

Vivagoal Serie A – Prancis memang dikenal memiliki winger-winger berkualitas sejak jaman dahulu. Menukil laman bleacherreport, ada beberapa nama nama yang buktikan diri menjadi yang terbaik macam Youri Djorkaeff, Didier Six, David Ginola, Robert Pires dan Franck Ribery. Nama terakhir masih bermain dan masih belum menunjukan untuk berhenti sebagai pesepakbola.

Ribery, yang lahir pada 7 April 1983 memang sudah dikenal sebagai pemain yang memiliki kecepatan yang lumayan mumpuni. Ia memulai debut di usia 18 tahun bersama tim kota kelahirannya Boulogne. Ia hanya bertahan di sana selama dua musim. Setelahnya, ia hengkang ke Ales dan bertualang selama semusim di sana, setelahnya, Ribery memperkuat Metz. Namun ia hanya bertahan enam bulan. Petualangannya di Prancis selesai untuk sementara waktu pasca ia menerima pinangan raksasa Turki, Galatasaray di Januari 2005.

Sejatinya, dalam kurun waktu tersebut, Ribert sempat ditaksir beberapa tim macam Ajax, Lens dan Lille. Namun ia memilih Galatasaray dengan status pinjaman dengan obligasi pembelian permanen di akhir peminjaman. Di Ibu Kota Turki, Franck hanya bertahan enam bulan namun kontribusinya bersama tim terbilang lumayan besar.

Ia memulai debutnya kala Galatasaray bersua Samsunspors. Namun perannya terlihat kala ia memberikan assist kepada Hakan Sukur dalam laga klasik kontrak Besiktas. Setelahnya, Ribery mulai menemukan sentuhannya bersama Galatasaray dalam laga-laga berikutnya. Performa impresif pemain Prancis pun berbuah manis. Di bulan Maret, Ribery meneken kontrak permanen hingga tiga tahun ke depan. Ia bisa berrahan hingga 2008.


Baca Juga:


Performa fantastis sang pemain pun membuatnya menjadi pemain favorit di mata fans. Bahkan ia mendapatkan julukan baru sebagai Ferraribery, Ribery yang berlari layaknya mobil Ferrari di atas lapangan. Keagungan nama sang pemain pun luntur seketika, ia pun menjadi sosok yang paling dibenci oleh fans dan semua orang di Galatasaray.

Pasca meneken kontrak hingga 2008 pada bulan Maret, di bulan Juni, Rubery mengambil sikap dengan memutus kontraknya bersama Avrupa Fatihi lantaran gajinya tak dibayar selama empat bulan terakhir. Menilik laporan thesefootballtimes, selama di Turki, ia hanya dibayar satu kali dalam enam bulan terakhir, hal ini jelas mematik kekecewaannya. Pasca memutus kontrak, ia pun mendapat serangkaian ancaman dari manajemen klub. Atitudnya pun dipertanyakan pelatih Erick Garets.

“Aku menyukai kehidupanku di Turki. Fans disana menyukai sepakbola. Mereka seakan hidup untuk Bola. Namun setelah kejadian ini, aku memutuskan untuk hengkang,” ungkapnya dinukil thesefootball times, setelahnya, ia memutuskan dan bergabung dengan Marseille.