Site icon Vivagoal.com

Obrolan Vigo: Sinar Terang si Mantan Wonderkid

Obrolan Vigo: Sinar Terang si Mantan Wonderkid

Vivagoal Liga InggrisRooney merupakan pemain Inggris yang sukses buktikan diri sejak berusia belia. Rentetan rekor serta prestasi individu maupun klub sudah berhasil ia raih sepanjang karir sepakbolanya. Lantas bagaimana rekam jejak Wazza? Vivagoal telah merangkumnya untuk anda.

Sejak muda, Wayne Rooney yang bermain untuk Everton mampu mencuri perhatian berkat aksi-aksi briliannya bersama Merseyside Biru. Aksi yang paling diingat yakni kala ia sukses membobol gawang Arsenal yang dikawal David Seaman pada 19 Oktober 2002. Kala itu, ia mencetak gol di di usia 16 tahun 360 hari. Ia menjadi pencetak gol termuda Premier Legue. Bahkan gol tersbut menghentikan rekor tak terkalahkan Arsenal dalam 30 partai terakhir.

Pada musim 2003/2004, Rooney masih bermain untuk Everton. Namun hingga Desember 2003, ia belum berhasil mencetak gol untuk The Toffees. Namun setelahnya, ia sukses mencetak berbagai gol untuk Everton. Total, ia membuat 77 penampilan bersama Everton dan mencetak 17 gol serta 1 assist untuk sisi Biru Liverpool itu.

Setelah musim berakhir, ia memutuskan hengkang ke Manchester United dengan mahar 26,5 Juta Pounds. Angka tersebut lumayan fantastis untuk memboyong pemain yang belum genap berusia 20 tahun. Bersama United, ia dibayar 50.000 poundsterling per pekan dan mendapatkan nomor 8.

Gabung Man United dan Mulai Menjadi Predator Baru

Meski Didatangkan dengan angka yang tak sedikit, Rooney mulai buktikan kualitasnya di atas lapangan hijau. Berperan menjadi second striker di belakang juru gedor utama United saat itu, Ruud Van Nistelrooy.

Dalam laga debutnya bersama Setan Merah, ia langsung tancap gas dan mencetak trigol pertamanya untuk United dalam laga kontra Fenerbache. Laga tersebut dimenangkan United dengan skor 6-2. Tak hanya mencetak tiga gol, ia pun sukses menyumbangkan satu assist.

Baca Juga: Legenda Sebut Mesin Gol Tottenham Cocok untuk United

Pada musim tersebut, United gagal mendulang satu pun trofi. Sejatinya, asa meraih gelar sempat terbuka kala Setan Merah masuk berlaga di Final Piala FA 2005. Namun dalam partai puncak, mereka kalah dari Arsenal via tos-tosan. Meski begitu, Rooney mampu tampil maksimal dengan menjadi top skor klub berkat raihan 17 golnya. Di tahun yang sama, ia juga sukses membawa pulang PFA Young Player Award.

Semusim musim berselang, juru gedor United, Ruud Van Nistelrooy memutuskan untuk angkat kaki ke Real Madrid pasca serangkaian konfliknya bersama Sir Alex Ferguson. Di poros depan United mengandalkan duet Louis Saha dan Rooney.  Menutut Gary Neville, kombinasi kedua orang ini merupakan yang terbaik karena keduanya bisa leluasa bergerak di depan gawang lawan.

 Baca Juga : Ribut-Ribut Ngobrolin Liga Inggris

“Ia [Saha] mungkin tidak setajam atau sebagus Ruud sebagai striker, tapi tim menjadi lebih baik dengan duet Rooney dan Saha,” ungkap Neville kepada Sky Sport beberapa waktu lalu.

Kepergian Nistelrooy mau tak mau membuat United berpikir keras untuk mendapatan poros baru. Musim 2006/07, Ronaldo dan Rooney, bersama Saha, berduet di lini depan. kombinasi ketiganya pun menghasilkan satu gelar Premier League. Spesialnya kedua pemain ini terbilang produktif. Secara keseluruhan keduanya sukses menyumbang masing-masing 23 gol untuk United di berbagai ajang yang mereka mainkan.

Terbentuknya Holy Trinity United

Meskipun sukses mendulang satu trofi Premier League, Alex Ferguson merasa hal tersebut masih kurang. Dengan sigap, gaffer asal Skolandia itu mendatangkan Carlos Tevez dengan status pinjaman dari West Ham United guna menambah daya gedor skuatnya. Ajaibnya, baik Tevez, Ronaldo dan Rooney langsung tampil nyetel bersama tim. Gol demi gol pun mengalir deras layaknya hujan yang membasahi kemaraunya bumi.

Tevez sukses mengemas 48 di semua ajang dan melesatkan 19 gol. Sementara Ronaldo sukses mengemas 49 laga dan mencetak 42 gol. Untuk Rooney, pria asal Merseyside mampu memainkan 43 laga dan mencetak 18 gol dan 12 assist.

Baca Juga: Manchaster United Diharamkan Jual Pogba

Di musim tersebut Rooney memang lebih berperan sebagai penyumbang assist untuk Ronaldo. Meski begitu, sumbangsih ketiganya pun terbilang masif dan mampu menghadirka sepasang trofi Premier League dan Liga Champions di musim 2007/08.

Kedigdayaan ketiga trisula maut United ini masih berlanjut ke musim berikutnya. Pada 2008/09, ketiganya sukses mempertahankan Premier League dan mampu melaju hingga ke final Liga Champions. Namun sayang, keberuntungan nampak tak berpihak pada United.

Baca Juga: United Sudah Tetapkan Kriteria Striker yang Mereka Inginkan

Di partai puncak, Barcelona, dengan racikan Pep Guardiola berhasil menaklukan mereka di Roma dengan skor 2-0. Namun di musim tersebut, United masih sanggup mendulang EFL Cup sehingga rantai double winners mereka tetap berkesinambungan.

Rooney Menjadi Mesin Gol United

Meski mengakhiri musim 2008 dengan Double Winners domestic, United mengalami kenyataan pahit. Di musim 2009, Ronaldo memilih menyeberang ke Real Madrid sementara Tevez tetap berada di Manchester namun bermain untuk City. Hal ini, mau tak mau membuat Rooney berjuang sendirian sebagai juru gedor utama tim. Beberapa striker anyar macam Kiko Macheda, Dimitar Berbatov hingga Michael Owen didatangkan guna mempermudah kinerja Wazza.

Meski demikian, pria asal Liverpool itu nampak seorang diri mengagkat performa United di lini depan. Pasca keperrgian Tevez dan Ronaldo, Rooney sukses mencetak 34 gol di semua ajang. Bahkan catatan tersebut tetap stabil hingga akhir karirnya di United. Bahkan, berkat sumbangsih besarnya, Rooney pun diangkat sebagai kapten tim

Baca Juga: 5 Pemain yang Memiliki Upah Tertinggi di Old Trafford

Berbagai gelar domestik pun sukses ia rengkuh bersama United di bawah komando Ferguson, Moyes, Van Gaal dan Mourinho. Namun bersama nama yang disebut terakhir, menit bermainnya mulai tereduksi dan digantikan oleh darah muda dalam diri Anthony Martial, Marcus Rashford, Danny Wellbeck hingga predator kelas tinggi, Zlatan ibrahimovic

Musim 2015-16 menjadi akhir bagi Rooney membela United. Di musim tersebut, ia hanya mampu mencetak 15 gol dan 6 assist dalam 42 penampilannya bersama Setan Merah. Selama 13 tahun pengabdiannya, Wazza sukses mempersembahkan 5 Gelar Premier League, empat Community Shield, tiga Piala Liga, Satu Piala FA, Satu Liga Champions dan Satu Europa League.

Pulang ke Everton dan Pergi ke Amerika

Setelah “perantauan” 13 tahun dari Everton, Rooney pun kembali menjadi seorang pria dewasa yang sudah mengecap berbagai prestasi manis di United. Tereduksinya menit bermain di United menjadi alasan mengapa Wazza akhirnya memutuskan  pulang ke Goodison Park di musim 2016/17. Kepada Manchester Evening News, ia pun buka suara terkait alasan kepulagannya.

Baca Juga: Lagi, Rooney Cetak Gol Berkelas!

“Saya selalu menikmati waktu bersama MU. Namun saya juga butuh bermain lebih banyak, tidak seperti musim lalu. Lagipula kemampuan terbaik saya keluar jika saya bermain rutin. Saya sudah berbicara dengan Mourinho dan sekarang waktu yang tepat untuk pindah,” katanya menambahkan. kata Rooney.

Bersama Everton, Rooney pun tak dimainkan di posisi aslinya yakni second striker maupun juru gedor. Dalam dua musim kepulangannya. Ia lebih berperan sedikit ke belakang. Permainannya pun nampak inkonsisten bersama juru taktik The Toffess, Marco Silva. Dalam dua tahun karirnya ia mengemas 56 laga mencetak 18 gol plus 12 assist. Sejatinya, Rooney sempat ingin bertahan bersama Everton semusim lagi. Namun klub seakan tak lagi peduli kepadanya.

Baca Juga : Serie A, Liganya Kakek-Kakek

“Sesungguuhnya, saya ingin bermain, kembali ke Everton dan menjalani satu tahun di sana. Kemudian, seperti yang pernah saya katakan sebelumnya, jelang akhir musim, Everton dengan jelas menunjukkan bahwa mereka akan senang apabila saya pergi,” ungkap Rooney.

“Saya berkata pada Everton, ‘Dengar, saya bukan bocah dan apabila hal ini (meninggalkan klub) adalah hal yang kalian inginkan, beritahu saya. Jika anda ingin saya tetap tinggal, beritahu saya’ dan kami membicarakannya,” tambah Rooney

Ia pun menyebut pergi ke MLS dan bergabung dengan DC United merupakan opsi terbaik yang bisa ia ambil. Bersama mantan klub Ibu Kota Amerika Serikat itu, Rooney seakan menembukan kembali penampilan terbaiknya. Bahkan, tak jarang ia kerap mencetak berbagai gol indah bersama DC United.  Sejauh ini, ia sukses mengemas 52 Games 25 Gol dan 14 Assist bahkan ia sempat membawa DC ke Playoff.

Memulai Langkah Baru di Inggris

Meski masih memiliki kontrak hingga satu setengah musim ke depan, Rooney dan DC disebut sepakat mengakhiri kerjasama. Per Januari 2020, Rooney akan kembali ke Inggris dan memulai karir sebagai pemain merangkap pelatih bersama Derby Country.

Rooney sendiri memang berencana mendapatkan lisensi sebelum dirinya pensiun. Selain itu, ia pun mengaku sangat senang dengan tantangan baru yang bakal ia terima bersama mantan klub yang pernah dilatih Brian Clough itu.

Baca Juga: Wayne Rooney Resmi Gabung ke Tim Divisi Dua Inggris

“Saya juga senang bisa memulai karier kepelatihan di Derby, baik itu menangani tim senior maupun akademi,” ujar Rooney. “Menjadi pelatih adalah tujuan saya, dan saya akan memanfaatkan setiap kesempatan yang datang,” ungkapnya.

Hari ini, 24 Oktober 2019, Rooney berulang tahun yang ke 34. Menarik untuk dinantikan karir Rooney sebagai pemain sekaligus pelatih di Derby.

Selalu update berita bola terbaru seputar Liga Inggris hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version