Site icon Vivagoal.com

Obrolan Vigo: Xavi Hernandez, di Antara Flop dan Top Sebagai Pelatih

Obrolan Vigo: Xavi Hernandez, di Antara Flop dan Top Sebagai Pelatih

Vivagoal Berita Bola Per awal November kemarin, Xavi Hernandez saat ini resmi melatih Barcelona untuk menggantikan Ronald Koeman yang dipecat klub lantaran hasil kurang impresif yand ditorehkan sang meneer Belanda. Pertanyaan pun menyeruak, akankah Xavi akan menjadi pelatih top atau flop seperti para pesepakbola handal yang menjejal karir manajerialnya?

Sebagai pemain, tak ada yang meragukan kapasitas Xavi Hernandez sebagai katalisator lini tengah Barca dan Timnas Spanyol. Dalam dua tim yang ia bela, ia banyak bermain sebagai deep-lying playmaker. Jika Italia memiliki Pirlo, maka Spanyol punya Xavi sebagai orkestra permainan.

Peranan Xavi dan Andres Iniesta serta Sergio Busquets, menjadi trio yang lumayan menakutkan bagi Barcelona di pertengahan 2000an hingga 2015 silam. Trisula maut ketiganya mungkin saat ini hanya bisa disamai oleh trio Real Madrid yang berisikan Luka Modric, Casemiro dan Toni Kroos yang mampu menuai pujian dari banyak pihak atas imresifnya penampilan ketiganya secara bersamaan.

Xavi mampu catatkan 767 laga bersama Barcelona dalam 17 tahun karir sepakbolanya di lintas kompetisi. Catatan tersebut hanya kalah dari Lionel Messi yang mendulang 778 pertandingan bersama Barca.

Dalam periode tersebut, ia sukses persembahkan 8 gelar LaLiga, tiga Copa del Rey dan empat Liga Champions bagi Azugrana. Selain itu, ia juga masih persembahkan banyak gelar, termasuk sepasang gelae Piala Eropa dan satu Piala Dunia bersama Timnas Spanyol. Tak ada yang meragukan kesuksesan Xavi sebagai pemain.


Baca Juga:


Xavi memutuskan pensiun dari lapangan hijau pada 2014, lima tahun berselang, ia diumumkan sebagai pelatih Al Sadd, tim terakhir dalam karir profesionalnya sebagai pesepakbola. Bersama Al-Sadd, Xavi menerapkan warisan yang ia dalat dari Pep Guardiola. Tiki-taka yang dikombinasikan dengan pressing tinggi kala tim menggencarkan seangan ke lini pertahanan lawan.

Kapabilitas Xavi sebagai manager nampak sudah terlihat bersama Al Sadd. Dalam dua tahun karir manajerialnya, Xavi mampu persembahkan 7 gelar domestik bagi klub. catatan tersebut terbilang lumayan impresif untuk ukutan sosok yang baru memulai karir manajerial di dunia sepakbola.

Xavi yang Kembali sebagai Pelatih

Seperti layaknya pelatih yang memiliki ambisi, Xavi pun tak ragu untuk lanjutkan karir di Eropa. Barcelona yang membutuhkan jasanya menarik kembali dengan posisi berbeda. Ia menjadi manajer klub dan dikontrak hingga Juni 2024 mendatang.

Ia pun lantas membuat peraturan ketat bagi skuat Barcelona di awal kedatangannya. Ia merasa para pemain agar anak buahnya bisa menuntut lebih dari dirinya sendiri. Menukil laman Football Espana, mantan juru taktik Al Sadd juga menerapkan aturan ketat bagi para pemain agar tak merugikan dirinya sendri dan juga klub. Berikut rinciannya.

Untuk target awal di Barcelona, Presiden klub Joan Laporta menargetkan hal yang lumayan ringan bagi Xavi. Manajer 41 tahun “hanya” ditargetkan membawa Barcelona lolos ke Liga Champions musim depan dan kembali bersaing memperebutkan gelar juara enam bulan pasca ia menjabat sebagai juru taktik klub.

“Lolos di antara empat besar dan lolos ke babak 16 besar Liga Champions itu perlu untuk menjaga wibawa kami,” ujar Laporta seperti dilansir Football Espana. “Bukan cuma harus lolos empat besar, kami juga harus bersaing,” katanya menambahkan.


Baca Juga:


Xavi boleh dibilang masih seumur jagung dalam melatih Barcelona. Jalannya melatih Barca masih panjang. Namun andai tim terus mendukungnya, bukan tak mungkin kesuksesan bakal didapatkan oleh pemenang Piala Dunia 2010 itu. Meski baru dua bulan melatih, Barca sudah memberikan kebebasan penuh bagi Xavi.

Terkait transfer klub misal. Barcelona sempat mengincar Raheem Sterling untuk memberikan juru gedor anyar di lini serang. Namun Xavi justru memilih rekan setim Sterling, Ferran Torres. Pemain 21 tahun sukses didatangkan di bursa musim dingin dengan mahar 55 juta Euro plus bonus di angka 10 juta Euro.

Sejauh ini, intuisi Xavi terbilang tepat. Ferran yang baru sembuh dari cedera retak kaki langsung memberikan impresi bagi Barcelona. Ia sudah memainkan dua laga di lintas kompetisi dan mendulang satu gol. Secara performa, Barca memang masih inkonsisten dalam kemenangan. Mereka sempat keok dari Real Madrid di ajang Piala Super Spanyol. Namun Gerard Pique merasa jika tim sudah berada dalam jalur yang benar.

“Satu-satunya ‘tetapi’ adalah kami belum menang [vs Real Madrid]. Kami bermain sangat baik. Kami mengambil permainan dan mengambil risiko. Pada akhirnya, mereka memenangkan semifinal dengan serangan balik,” ucap Gerard Pique dikutip dari Sport.

“Saya sangat bangga dengan tim ini. Bermain seperti ini kami akan mulai menang dan bersaing untuk trofi.”

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com

 

Exit mobile version