Liga Inggris

Polemik Pemotongan Gaji di Inggris Berbuntut Panjang

Dimas Sembada - April 3, 2020
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

Vivagoal Liga InggrisPandemi Corona memaksa kompetisi sepakbola di seluruh dunia ditunda. Alhasil perputaran uang pun tersendat dan membuat keuangan klub bermasalah termasuk Liga Inggris. 

Untuk mengatasi hal tersebut, beberapa klub seperti Barcelona dan Juventus memutuskan untuk memotong gaji pemain serta staf pelatih. Namun hal berbeda dilakukan oleh klub-klub Premier League yang memangkas pemasukan staf non-sepakbola.

Sikap tersebut dilakukan oleh Tottenham Hotspur, Newcastle United, dan Norwich City, yang lantas mengundang kritik banyak pihak termasuk Pemerintah Inggris. Mereka menyebut jika langkah tersebut tidaklah bijak mengingat gaji para pemain jauh lebih besar dibandingkan dengan karyawannya.

Pembelaan PFA

PFA selaku wadah para pesepakbola profesional di Inggris dari level Premier League angkat bicara. Menurutnya, para pemain bukan menolak dipotong gaji, tapi, mereka masih menunggu keputusan resmi otoritas tertinggi.

“Berlawanan dengan yang diberitakan media bahwa PFA tidak meminta para pemain menolak pemotongan gaji. Apa yang masih kami bicarakan saat ini adalah mencari metode yang terstruktur dan padu agar semua klub mendapat keadilan.

 “Para pemain sudah bicara ke kami bahwa staf non-sepakbola sangat vital untuk klub dan mereka tidak ingin adanya pemotongan gaji yang tidak adil. Tidak adil tentunya untuk masyarakat luas jika kami menggunakan dana bantuan dari pemerintah.

“Kami menerima bahwa pemain harus bersedia bersikap adil dan meringankan beban keuangan klub akibat Covid-19 demi kelangsungan masa depan mereka dan juga olahraga ini. Kami menyarankan kepada para pemain untuk menerima kenyataan ini,” ujar pernyataan resmi PFA.

Kenaikan Pajak Liga Inggris

Ketua Komisi Digital, Kebudayaan, Media dan Olahraga (DMCS) Parlemen Inggris, Julian Knight, beraksi keras dengan situasi ini. Dia menyurati Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak agar menaikkan pajak klub-klub tersebut sebagai hukumannya. 

“Jika klub Premier League tetap mempertahankan langkah ini, maka mereka harus mendapatkan hukuman. Saya akan meminta Premier League mencari penengah untuk membuat kesepakatan antarklub,” kata Julian.


Baca Juga: 


Julian menilai apa yang dilakukan klub di Inggris tidaklah adil. Menurutnya, para pemain dan staff kepelatihan yang punya gaji lebih besar sudah sepatutnya dipotong gaji agar para staff non sepakbola tetap bisa menerima upah secara utuh. 

“Staf non-pemain tugasnya menjaga klub Premier League agar tetap berjalan dengan baik, memastikan keuangan klub sehat, administrasi, seragam pemain, stadion, dan fasilitas pemain. Tidak adil jika staf tersebut harus dipotong gajinya sementara pemain digaji penuh.

“Jika tidak ada tindak lanjut sampai 7 April, maka pajak klub Premier League itu harus dinaikkan untuk menyeimbangkan pengeluaran gaji para pemainnya. Nantinya dana ini bisa digunakan untuk membayar gaji staf klub, atau membantu kompetisi amatir agar tetap hidup di masa sulit seperti sekarang,” tutup Julian.

Selalu update berita bola terbaru seputar Liga Inggris hanya di Vivagoal.com