Trauma Main Di Italia, Mattia De Sciglio Berharap Dipermanenkan Lyon
Mattia De Sciglio, Sumber: ol.fr via beinsports.com/id

Trauma Main Di Italia, Eks Juventus Ingin Bertahan di Lyon

A Hendra - April 1, 2021
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

VivagoalLigue 1 – Sembilan musim bermain di Serie A ternyata meninggalkan kesan yang buruk buat Mattia De Sciglio, karena sikap orang-orang Italia yang suka melontarkan kritikan tajam dan menjatuhkan mental pemain.

Sejak usia dini, Mattia De Sciglio telah memulai karirnya di Negeri Pizza bersama akademi AC Milan. De Sciglio membela Rossoneri sejak musim 2011 hingga 2017, dan memainkan total 133 laga dengan sumbangan empat assists di semua ajang.

Memasuki musim panas 2017/2018, Sciglio lantas dilepas ke Juventus yang sedang membutuhkan bek kanan usai Dani Alves hengkang ke Paris Saint-Germain. Namun di Turin, De Sciglio mengalami penurunan performa dan cuma dimainkan dalam 62 laga selama tiga musim.

Alhasil, Ia pun dilepas ke Olympique Lyon pada bursa musim panas 2020 dengan status pinjaman selama semusim. Bersama Les Gones, De Sciglio nyaris selalu dimainkan sebagai starter dengan sejauh ini sudah membukukan 24 penampilan di semua kompetisi

Jelang kontrak peminjamannya habis, De Sciglio mengaku enggan pulang kampung ke Itali untuk kembali bermain bersama Juventus. Meski berstatus pemain timnas Italia, De Sciglio rupanya tidak betah bermain di Serie A.


Baca Juga:


De Sciglio mengaku cukup muak dengan mentalitas para kritikus sepakbola di Italia. Bek kanan 28 tahun itu merasakan kembali kenyamanan  bermain sepak bola karena Prancis memiliki budaya dan mentalitas yang cukup berbeda.

“Saya sebenarnya sudah cukup lama ingin bermain di luar negeri. Saat ini, saya sangat menikmati kehidupan di Prancis. Saya sudah tak nyaman bermain di Italia,” ujar Mattia de Sciglio seperti dikutip dari Football Italia.

“Saya mendapatkan kritik yang cukup hebat pada musim pertama bersama AC Milan. Sebagai pemain muda, saya tentu tidak terbiasa mendapat perlakuan seperti itu. Tapi, saya juga belajar untuk tidak mendengarkan semua kritik.

“Di Italia, mereka sangat sering melemparkan pujian kepada pemain dalam waktu singkat. Tapi, mereka juga bisa menjatuhkan orang lain dalam waktu yang lebih singkat. Sayangnya, itu adalah mentalitas dan budaya yang berkembang di sana. Di Prancis, saya bisa kembali nyaman bermain sepak bola. Saya menemukan kenyamanan yang sempat hilang.”

Selalu update berita bola terbaru seputar Ligue 1 hanya di Vivagoal.com