Site icon Vivagoal.com

What If: Fernando Torres (Bisa) Jadi Legenda Liverpool Jika Tidak Hengkang ke Chelsea

What If: Fernando Torres (Bisa) Jadi Legenda Liverpool Jika Tidak Hengkang ke Chelsea

Sumber: Twitter @premierleague

VivagoalBerita Bola – Pada 31 Januari 2011, Fernando Torres secara mengejutkan pindah dari Liverpool FC ke Chelsea FC. Namun, itu adalah awal malapetaka dalam kariernya. Andai saja ia tidak pindah, mungkin pemain asal Spanyol itu bisa menjadi legenda di Merseyside.

Setelah kegagalan menjadi juara Liga Champions untuk kedua kalinya pada 2007, Rafael Benitez berusaha untuk merombak skuadnya untuk musim 2008/09. Kala itu, ia menggelontorkan uang sebesar 90,7 juta euro untuk merekrut 12 pemain.

Dari sekian banyak pemain, terdapat satu striker yang akan selalu diingat oleh para Liverpuldian, yakni Fernando Torres. Ia diboyong oleh The Reds dari Atletico Madrid seharga 38 juta euro.

Performa apiknya bersama Los Rojiblancos di musim 2006/07, di mana ia mencetak 15 gol dari 40 pertandingan, membuat Rafael Benitez terkesima. Torres menjadi pemain termahal yang diboyong oleh tim Liga Inggris saat itu, mengalahkan Anderson dari FC Porto ke Manchester United (31,5 juta euro).

Benar saja, Benitez tidak salah pilih, Torres menjelma menjadi striker mengerikan di lini depan Liverpool. Di musim awalnya berseragam The Reds, Torres mencetak 24 gol dan empat assist dari 33 laga di Liga Inggris 2007/08.

Setelah itu, ia terus menunjukkan konsistensinya di lini depan. Selama empat musim membela Liverpool, Torres mencetak 81 gol dan 20 assist dari 142 laga yang ia ikuti.


Baca Juga:


Sayangnya, Torres justru memutuskan untuk hengkang dari Anfield Stadium ke Stamford Bridge, markas Chelsea, pada 2014. Ia diboyong dengan harga 58,5 juta euro dengan harapan menjadi pengganti yang tepat bagi Didier Drogba.

Namun, kariernya tidak semulus ketika membela Atletico ataupun Liverpool. Beberapa kali ia menjadi bahan olokan para suporter dan netizen, yang paling memorable adalah kegagalannya dalam menjebol gawang Manchester United pada 18 September 2011.

Sumber: Twitter @FIFAWorldCup

Bersama Chelsea, Torres hanya mencetak 45 gol dan 35 assist saja dari 172 total penampilannya. Setelah bersabar cukup lama, Chelsea akhirnya melepas Torres ke AC Milan pada 2015 dengan harga yang mengejutkan, yakni sebesar 1 juta euro saja.

Kariernya semakin terpuruk sejak pergi ke Chelsea. Ia pergi ke Atletico Madrid dengan niatan mengembalikan performanya, namun itu tidak kunjung terjadi. Sampai, akhirnya ia mengikuti jejak Andre Iniesta ke J1 League dan gabung Sagan Tosu pada 2018 sebelum memutuskan untuk gantung sepatu pada 2019.

Banyak orang yang menyayangkan kariernya yang hancur seketika ketika gabung Chelsea. Memang, dirinya berhasil meraih banyak gelar seperti Liga Champions 2011/12, FA Cup 2012, dan Liga Eropa 2012/13.

Tetapi, keputusan pindah dari Liverpool ke Chelsea adalah sebuah kesalahan besar. Terdapat beberapa faktor yang membuat keputusan tersebut terkesan aneh.

Menurut Football365, Torres lebih cocok dengan sistem permainan Liverpool saat itu daripada Chelsea. Kala itu, The Blues memainkan taktik penguasaan bola, sedangkan Liverpool lebih suka counter attack, dan itulah yang cocok untuknya.

Sumber: Twitter @Torres

“Itu adalah tipe sepakbola dia (Torres). Dia perlu memainkan sepakbola counter attack. (Steven) Gerrard adalah orang yang bisa memainkan itu,” ucap Rio Ferdinand.

“Dia pergi ke Chelsea dan mereka memainkan sepakbola dengan penguasaan bola. Itu tidak cocok untuknya.”

“Permainan bertahan bukanlah kekuatannya. Dia tidak memiliki sentuhan yang bagus. Dia lebih nyaman berlari ke berbagai arah. Dia tidak mendapatkan kesempatan itu di Chelsea. Itulah mengapa dia mungkin gagal di sana,” tambahnya.


Baca Juga:


Selain itu, menurut Bleacher Report, Torres adalah yang diinginkan pemilik Chelsea saat itu, Roman Abramovich, namun bukan kebutuhan pelatih, Saat itu, Chelsea dilatih oleh Carlo Ancelotti, dan Torres tidak masuk ke dalam skema permainannya.

Padahal, Liverpool saat itu memiliki semua bahan yang mereka butuhkan untuk juara, salah satunya Torres. Namun, bahan tersebut memutuskan untuk pergi ke Ibukota London demi menjadi juara di tim lain.

Jika Torres bertahan di Liverpool, dirinya bisa mengantarkan klub asal Merseyside tersebut meraih gelar Liga Champions lagi, atau Liga Inggris yang mereka nanti-nantikan sejak lama. Torres bahkan bisa menjadi seorang striker legenda andaikan bertahan di Anfield.

Tetapi, dirinya lebih ingin meraih gelar secara instan dan tidak mengikuti proses. Alhasil, gelar ia dapatkan, karier ia hancurkan sendiri.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepakbola dunia hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version