Site icon Vivagoal.com

5 Fakta Dele Alli, Sosok Bintang yang Kembali Medioker

5 Fakta Dele Alli, Sosok Bintang yang Kembali Medioker

Vivagoal Berita BolaInggris sempat memiliki pilar baru dalam diri Dele Alli. Namun, sosok 27 tahun hanya tinggal tunggu waktu menjadi pemain biasa lantaran masalah yang seharusnya tak ada dalam diri pesepakbola, merasa dirinya sudah besar.

Dele  Alli, yang lahir di Milton Keynes 11 April 1996 merupakan sosok yang digadang bersinar. Hal tersebut sempat menjadi kenyataan dalam beberapa musim sebelumnya. Karirnya melesat dengan cepat. Namun selayaknya one hit wonder, Alli seakan tak mampu bertahan lebih lama di chart.

Ada pepatah mengatakan semakin tinggi pohon, semakin tinggi pohon menjulang, semakin besar angin yang akan menerpa. Alli seakan terbawa dalam pusara tersebut. karirnya menjadi semenjana seiring berjalannya waktu lantaran terpaan angin segar yang amat dinikmatinya dulu.

Selayaknya manusia yang terkena racun pujian, Alli seakan menerimanya. Kapan terakhir kali anda melihatnya berseragam Timnas Inggris? Parameter sederhana itu bisa menjadi acuan. Semakin sering anda melihat seorang pemain di Timnas, ada indikasi dirinya moncer di level klub.  Jika orang yang sering hadir bagi negaranya dan kemudian terhempaskan. Anda sudah tau apa yang sebenarnya terjadi.


Baca Juga:


Alli pasca Tottenham bukan orang yang sama. Ia sekaan kehilangan motivasi. Pemain yang pada akhirnya dilepas tanpa mahar sepeserpun sudah barang tentu tak baik-baik saja karirnya dan hal tersebut benar-benar terjadi kepada sosok yang pernah mengencani anak kandung dari Pep Guardiola itu.

Vivagoal sudah merangkum 5 fakta menarik soal karir sepakbola Dele Alli. Rise and fall mungkin menjadi kredo yang tepat bagi sosok yang merupakan pangeran dari sebuah suku di Nigeria itu. Apa saja yang terjadi dalam karir sepakbolanya? Berikut fakta-fakta yang menyelimutinya.

  1. Bersinar di MK Dons
Sumber: Militon Keynes

Sebagai anak yang lahir di Miton Keynes, memperkuat MK Dons jelas menjadi asa bagi Alli. Di usia 11 tahun, ia sudah bergabung dengan akademi klub. Pasca kenyang mentas di berbagai kelompok umur, kesempatan baginya mentas di tim utama pada 2013/14 pun hadir. Namanya langsung menjadi sorotan kala di musim debut ia sukses menjadi pemain muda terbaik klub.

Alli sempat hantarkan tim masa kecilnya itu mentas di Championship pasca mendulang status sebagai runner up League One pada 2014/15. Ia sempat mentas dalam 88 laga di lintas kompetisi dan mendulang 24 gol serta 15 assist bersama Dons.

  1. Diandalkan Pochettino di Spurs
Sumber: Harian Analisa

Di musim dingin 2014/2015, Tottenham Hotspur membeli Alli dari Dons via mahar 5 Juta paun. Namun ia tak langsung mentas di tim utama. Ia kembali dipinjamkan ke tim lamanya guna memaksimalkan potensi sebelum gabung di musim berikutnya.

Setelahnya, Mauricio Pochettino yang kala itu menjabat sebagai juru taktik tim mulai memberikan kepercayaan kepada Alli. Sosok yang awalnya hanya mentas sebagai pemain pengganti perlahan namun pasti mulai mengunci satu tempat di tim utama.

Tiga musim berselang, ia, Harry Kane dan Son Heung-min menjadi andalan Spurs. Kolaborasi ketiganya bahkan suskses membawa klub melaju ke final Liga Champions 2019/20 meski akhirnya dirontokan oleh Liverpool di partai final.

  1. Tidak Mendengar Nasehat Mourinho
Sumber: Tempo

Jose Mourinho merupakan pelatih dengan jutaan quote yang berisikan fakta menarik dari berbagai jagad sepakbola. Bahkan, jika anda merangkum quote the Special One saja, hal tersebut bisa menjadi berbagai jenis buku sendiri.

Mou tak pernah segan mengkritisi apa yang tak sesuai dengan seleranya. Paul Pogba, Bastian Schweinstaiger, Claudio Ranieri, hingga Mario Balotelli pernah disemprotnya. Hal serupa terjadi pada Dele Alli ketika ia menukangi Tottenham Hotspur beberapa waktu lalu.

Mou dalam dokumenter All or Nothing besutan Amazon sebelumnya sempat bicara empat mata dengan Dele terkait performanya yang memudar. Alli tak mendengarkan dan kita semua tahu cerita yang terjadi setelahnya.

“Suatu hari nanti, saya rasa kamu bakal menyesal jika tak mencapai level terbaikmu. Saya tidak mengharapkanmu menjadi pemain terbaik di setiap laga, tidak harus mencetak gol setiap laga. Saya ingin bilang bahwa kamu suatu hari pasti bakal menyesali ini.”

“Kamu harus bisa tampil lebih baik dari ini lagi. Bukan saya yang harus mendorong. Bukan saya, bukan orang lain. Kamu. Saya pikif kamu harus mendorong diri lebih baik lagi,” kata Mourinho.


 Baca Juga:


  1. Gagal di Everton
Sumber: Sportstar

Everton mendatangkan Alli secara gratis pada Januari 2022 lalu secara gratis. Namun transfernya bisa membengkak menjadi 40 juta paun andai ia memenuhi berbagai syarat yang diajukan dalam transfernya tersebut seperti jumlah penampilan, gol dan lainnya.

Namun di Merseyside biru, ia hanya main 11 kali dan hanya sekali menjadi starter. Total, ia mentas dalam 13 laga dan gagal mendulang satu pun gol dan assist untuk timnya. Memaketkan Dele ke tim lain jelas menjadi rencana yang masuk akal guna memenuhi potensi bermainnya kelak.

  1. Berantakan di Besiktas
Sumber: Detiksport

Di bursa musim panas 2022/23, ia dipinjamkan ke Besiktas selama satu musim. Ia masih belum bisa membuktikan diri di Turki yang secara level permainan jauh di bawah Premier League. Ia hanya mainkan 13 laga dai lintas kompetisi dan mendulang tiga gol dalam periode tersebut.

Tenggelamnya karir sosok berdarah Nigeria itu tak lepas dari kondisi kebugaran dan laporan indisipliner yang ia lakukan bersama klub. Alasan terakhir sempat ditentangnya. Namun apapun yang terjadi, ia masih belum menemukan performanya kembali bersama klub dan kini, ia telah kembali ke Everton.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version