Vivagoal – Berita Bola – Sebagian besar pesepakbola biasanya memutuskan pensiun pasca usianya sudah di atas 35 tahun. Meski begitu, ada pula beberapa nama yang putuskan masih bermain meski usianya sudah menginjak kepala empat.
Usia 35 tahun ke atas dianggap sebagai umur yang tepat bagi pemain untuk gantung sepatu. Pasalnya di usia tersebut, kondisi fisik, mental serta berbagai aspek penunjang dalam bermain sepakbola biasanya sudah menurun. Kemungkinan bermain di level tertinggi pun sudah tak sama seperti tahun-tahun sebelumnya.
Beberapa nama macam Carles Puyol, Thierry Henry, Hendrik Larson hingga Frank Lampard putuskan pensiun di kala usianya sudah di atas 35. Secara fisik, mereka mungkin masih sanggup bermain untuk beberapa tahun lagi. Namun mentalitas mereka sudah tak lagi sama. Hasrat untuk menjadi juara sudah tentu meluntur seiring berjalannya waktu.
Namun, masih ada pula beberapa pemain yang masih putuskan bermain di usia senja. Shinsuke Nakamura, Christian Gonzalez hingga Gianlugi Buffon merupakan tiga dari sederetan pesepakbola yang masih bermain meski usianya sudah menginjak kepala empat. Mereka bahkan belum menyatakan diri ingin berhenti dalam waktu dekat dari lapangan hijau.
Baca Juga:
- 5 Rivalitas Terpanas di Jagad Sepakbola
- 5 Fakta One Man Club yang Masih Bermain
- 5 Transfer Termahal di Liga Asia
- 5 Fakta Pesepakbola Top yang Gagal Saat Menjadi Pelatih
Namun, ada fakta menarik soal pemain yang putuskan pensiun meski usianya tebilang produktif. Ada berbagai alasan mulai dari sudah mendapatkan segalanya, cedera hingga berkarir di luar dunia sepakbola. Vivagoal sudah merangkum lima pemain berstatus legenda yang justru putuskan pensiun dari lapangan hijau meski usianya belum terlalu tua. Siapa saja? Berikut daftarnya.
- George Best
Di medio 60an, Manchester United memiliki seorang bintang besar dalam diri George Best. Pemain asal Irlandia Utara memang menjadi mesin gol United di United. Sejak masuk di tahun 1963, Best menjadi juru gedor utama tim dan mampu catatkan 470 laga dan 179 gol bersama Setan Merah dalam rentang 1963-1974.
Best sukses mempersembahkan berbagai gelar bergegsi bagi United macam sepsang gelar Division One, dua Community Shield dan Europa Cup di tahun 1968. Di akhir 1974, ia sempat putuskan pensiun dari lapangan hijau sebelum usianya mencapai 28 tahun. Namun keputusan tersebut sempat diralat, Best kembali bermain sepakbola bersama tim Afrika Selatan, Jewish Guild dan berbagai tim gurem lain sebelum putuskan benar-benar pensiun pada 1984.
- Hidetoshi Nakata
Nakata mungkin bukan pemain Jepang pertama yang mentas di Eropa. Namun ia seakan menajdi gerbang pembuka bagi para pemain Jepang yang mentas di Eropa di medio 90an. Nakata banyak habiskan karir di Italia. Perugia, AS Roma, Parma dan Bologna pernah ia perkuat. Namanya bahkan sempat menjadi bagian Roma kala mendulang Scudetto terakhirnya di musim 2000/01 lalu.
Ia pernah bemrian dalam tiga Piala Dunia bersama Timnas Jepang pada 1998, 2002 dan 2006. Total, ia mengepak 77 caps dan menetak 11 gol bagi Samurai Blue. Namun pasca Piala Dunia terakhirnya, Nakata secara memutuskan pensiun di usia 29 tahun. Usia yang masih amat produktif bagi seorang pesepakbola.
Baca Juga:
- Obrolan Vigo: Roque Santa Cruz, Permata dari Paraguay
- Obrolan Vigo: Max Allegri, Kembalinya si Tukang Restorasi
- Obrolan Vigo: Thierry Henry Hanry dan Pembuktian yang Tertunda
- Obrolan Vigo: Ganso, Mantan Pasangan Emas Neymar yang Karirnya Berantakan
Pasca gantung sepatu, ia banyak berkutat dengan dunia modeling dan gelaran fesyen di bebragai Negara. Bahkan pada 2015, ia sempat melebakan sayap dengan memproduksi Sake buatannya untuk dijual di salah satu restoran kenamaan Hong Kong, Kee Club.
- Eric Cantona
Sebagai pesepakbola, Cantona memiliki karir yang terbilang fantastis. Ia sukses memenangi berbagai gelar di Prancis bersama Marseille dan Montpellier. Pengelanaannya ke Inggris juga berbuah manis kala sukses persembahkan berbagai gelar domestik bagi Leeds United dan Man United di medio 90an.
Namun pada 1996, kala usianya baru 30 tahun, secara mengejutkan Cantona memutuskan pensiun dari lapangan hijau, 24 jam pasca United keok dari Dortmund di babak semifinal Liga Champions. Ia pun buka suara terkait keputusannya untuk pensiun dini. Namun passion saya terhadap sepakbola sudah hilang. Saya tak
“Ketika kamu memutuskan keluar dari sepakbola, hidupmu akan terasa sulit. Aku pensiun terlalu dini. Aku suka permainan itu namun passionku sudah hilang. Aku harus bangun terlalu pagi, tak bisa pergi dengan teman, minum-minum dan melakukan berbagai hal lain,” ungkapnya kepada the Independent.
- Marco Van Basten
Basten merupakan salah satu penyerang mematikan Belanda di medio 80an. Bahkan, namanya, bersama Frank Rijkaard dan Ruud Gullit menjadi trisula berbahaya De Oranje kala memenangi Euro 88. Gelar prestis tersebut bahkan tak bisa diulangi oleh tim Negeri Tulip setelahnya. Di turnamen tersebut, ia menciptakan gol spektakuler ke gawang Uni Soviet.
Ketiga pemain tersebut pun tergabung dalam AC Milan dan menapaki dominasi di kancah domestik. Namun ia putuskan mundur dari lapangan hijau di usia 31 tahun. Basten memiliki masalah pada engkelnya dan hal tersebut tak bisa membuatnya leluasa kala bermain.
Pasca penisun, ia lebih sering terlibat dalam dunia manajerial. Berbagai tim pernah ditanganinya, termasuk Timnas Belanda, Ajax Amsterdam, Heerenveen dan AZ Alkmaar.
- Michel Platini
Platini mulai mencuri perhatian kala masih bermain di Prancis bersama Nancy dan Saint-Ettiene. Bersama dua klub tersebut, ia sukses mempersembahkan rangkaian gelar domestik. Namanya baru benar-benar mencuat kala memutuskan gabung ke Juventus pada 1982 silam
Platini dikenal sebagai playmaker yang memiliki passing mematikan. Ia juga piawai dalam mencetak gol via set piece. Tak hanya itu, ia juga memiliki kontrol bola yang baik serta kemampuan dribbling yang mumpuni. Berbagai aspek tersebut membuat dirinya menjadi seorang playmaker yang lumayan komplit.
Bersama Juventus, Platini sukses persembahkan berbagai gelar prestis macam dua Scudetto, satu Copa Italia, Satu Piala Eropa, Satu Piala Super Eropa, Satu Piala Winners dan Satu Piala Dunia Antar Klub. Pasca mengalami cedera pangkal paha di Piala Dunia 1986, Platini memutuskan pensiun di usia 32.
Namun, dua tahun kemudian, ia sempat kembali bermain dengan memperkuat Timnas Kuwait dalam laga uji coba melawan Uni Soviet. Ia tampil dalam 21 menit dan membuatnya membela dua timnas dalam karirnya.
Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com