5 Fakta Manajer Tersukses di Serie A
- Giovanni Trapattoni
Mr Trapp memuncaki daftar sebagai masternya Cattenacio. Ia mengedepankan pertahanan yang kuat yang dibarengi dengan serangan balik cepat. Sosok yang lumayan malang melintang di dunia manajerial sepakbola pernah mendulang berbagai kesuksesan di belahan negara manapun yang ia tangani.
Trapp pernah meraih kesuksesan di Jerman, Portugal hingga Austria. Khusus untuk Italia, ia menjadi pelatih tersukses dengan membantu Juventus mendulang 6 gelar Serie A dan satu gelar untuk Inter Milan. Di luar berbagai gelar Liga, ia pernah membantu tim memenangi gelar domestik lain dan sederet trofi kontinental bagi kedua tim.
- Massimiliano Allegri
Allegri sempat dianggap sebagai manajer potensial kala masih menukangi Sassuolo dan Cagliari pada 2008-2010 lalu. Tuah sang Allenatore mulai terlihat kala ia menukangi Milan. Rossoneri sempat dibawanya mendulang Scudetto pada 2010/11 lalu. Gelar tersebut sempat lama tak mampir setelah 11 tahun lamanya.
Sosok yang memiliki pendekatan possession tinggi dengan mengedepankan serangan via jalur tengah kemudian menukangi Juventus pada 2014-2019. Dalam kurun waktu tersebut, Si Nyonya Tua tak terbendung. Mereka selalu menjadi juara di Serie A. Bahkan dalam periode yang sama, Allegri pernah dua kali hantarkan tim melaju ke dua final Liga Champions meski dua laga tersebut harus berakhir dengan kekalahan.
Musim kemarin, ia kembali ditunjuk untuk menukangi Juventus. Pada periode keduanya, ia belum memberikan kontribusi nyata kepada si Nyonya Tua lantaran tim saat ini tengah menjalani proses transisi.
- Fabio Capello
Sosok yang dikenal lumayan galak sebagai juru taktik memiliki pendekatan yang lumayan pragmatis dalam karirnya. Namun tak jarang, ia pintar membaca situasi dan merubah alur permainan kala laga melibatkan tim yang dibesutnya dihelat.
Capello sempat mendulang 7 gelar Serie A. Empat bersama Milan, satu bersama AS Roma dan dua bersama Juventus. Namun dua gelar terakhir harus ditangguhkan lantaran kasus Calciopoli yang mendera si Nyonya Tua. Selain itu, ia juga sempat membawa Real Madrid mendulang sepasang gelar LalIga dalam dua periode waktu yang berbeda.
Tak hanya klub, sosok asal Italia pernah menukangi Timnas Inggris dan Timnas Rusia. Ia menyudahi karir manajerial kala menangani Jiangsu Suning pada 2018 lalu. Kini, sosok yang sudah berusia 76 tahun aktif sebagai pundit maupun komentator di berbagai kanal sepakbola.
Baca Juga:
- Obrolan Vigo: Antonio Di Natele, Si Subur yang Kurang Beruntung
- Obrolan Vigo: Kurang Diperlukan, Cristiano Ronaldo Harus Terima Kenyataan!
- Obrolan Vigo: Newcastle United. Tim Kaya yang Masih Harus Berproses
- Obrolan Vigo: Per Mertesacker, Pekerja Keras yang Membumi
- Marcello Lippi
Lippi merupakan sosok yang lumayan kental melakukan pendekatan kolektif kepada setiap tim yang pernah ia tukangi. Juventus menjadi tim yang lumayan sering ia hantarkan berprestasi. Lima gelar Serie A dan berbagai gelar kontinental maupun domestik pernah ia persembahkan dalam karir manajerialnya.
Lippi yang dikenal sebagai salah satu pelatih galak pernah menukangi beberapa sosok yang nantinya bakal menjadi pelatih hebat di eranya masing-masing macam Didier Deschamps, Paulo Sousa, Antonio Conte dan Zinedine Zidane.
A picture of Marcello Lippi’s tactical scribble and his notes in the Champions League match against Real Madrid in 2003 when Juve won 3-1#Juventus #Realmadrid pic.twitter.com/6S9fdBcepc
— Kingdom of Juventus (@Juventusnj) October 10, 2022
Selain menghantarkan Juventus mendulang hampir semua gelar yang tersedia, ia pernah membantu Italia mendulang Piala Dunia 2006 dan gelar tersebut sukar untuk mampir lagi ke almari Azzurri lantaran tim kerap absen dalam turnamen empat tahunan itu.
- Antonio Conte
Sosok yang terkenal tempramental ini merupakan salah satu anak didik Marcello Lippi yang lumayan sukses di berbagai klub. Ia pernah meneruskan tongkat estafet gurunya dengan melatih Juventus dan membawa si Nyonya Tua mendulang tiga gelar Serie A dan berbagai gelar domestik.
Conte juga pernah membantu Chelsea mendulang gelar Premier League pada 2016-17 dan menawarkan pendekatan formasi 3-5-2 yang terbilang kurang lazim di Inggris saat itu. Legacy terbesarnya masih terasa di Inggris sampai saat ini lantaran banyaknya tim yang mengadopsi sekam serupa saat ini.
Conte, yang pernah menukangi AS Bari juga sempat melakukan langkah kontroversi dengan tukangi Inter Milan. Bersama rival abadi Juventus itu, ia sempat membawa La Beneamata menjadi juara pada 2020/21 lalu. kini, ia masih aktif melatih dan menukangi Tottenham Hotspur.
Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com