Obrolan Vigo: Per Mertesacker, Pekerja Keras yang Membumi

Obrolan Vigo: Per Mertesacker, Pekerja Keras yang Membumi

Heri Susanto - September 27, 2022
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

Vivagoal Berita Bola Per Mertesacker sejatinya bukan sosok yang amat diperhitungkan sebagai palang pintu. Namun etos kerja kerasnya di atas lapangan seakan menjadi pembeda bek asal Jerman dengan pemain seangkatannya.

Bakat dalam memainkan sepakbola mungkin bisa saja hadir dalam diri calon pesepakbola. Kita mungkin tahu Lionel Messi, Ronaldinho atau berbagai pemain asal Amerika Latin lain yang punya kemampuan spesial dalam mengolah si kulit bundar. Namun semua akan sia-sia tanpa adanya latihan intens yang dilakukan.

Semua pencapaian yang hadir dalam karir seorang pesepakbola tak serta merta hadir dari ruang kosong. Cristiano Ronaldo misal. CR7 merupakan sosok yang seakan mempersetankan bakat. Ia memiliki keahlian seperti sekarang berkat kerja keras yang dilakukan semasa masih memperkuat Sporting CP.

Ronaldo seakan membuktikan semua orang bisa menjadi seperti dirinya. Tinggal bagaimana orang tersebut mau atau tidak mengambil dan mencari kesempatan tersebut. Per Mertesacker menjadi salah satu sosok yang lumayan berusaha ekstra untuk terus mencapai performa puncak kala mentas sebagai pesepakbola.

Sosok yang mulai mencuat kala memperkuat Hannover 96 membela Timnas Jerman pada Piala Konfederasi 2005 selalu ingin menjadi yang terbaik dan terlibat dalam peranan di tim. Sepakbola yang awalnya menjadi hobi dan lantas berganti menjadi profesi menuntut dirinya untuk terus tampil baik.


Baca Juga:


Dalam pekerjaan apapun. Menunjukukan performa maksimal adalah kunci. Semua tempat adalah arena untuk berkompetisi. Sosok asal Jerman paham akan hal itu. Kapasitas untuk menjadi pemenang pada akhirnya membawa bek yang bertinggi hampir 2 meter menjadi kapten kala menukangi Werder Bremen dan wakil kapten di Arsenal di awal kedatangannya.

Soal gabung dengan Arsenal, Mertesacker mengklaim jika Gunners merupakan tim impiannya sejak kecil. Dalam akun facebooknya, ia pernah pergi ke Inggris saat masih kecil dan membeli jersie Arsenal.

“Saya pergi ke Inggris dan membeli jersie Arsenal sebagai souvenir. Seperti anda lihat di gambar, saya bangga menggunakan seragam itu ketika bermain bersama rekan-rekan,” tulisnya seperti diwartakan BR Football.

“Setelahnya, saya menjadi Gunners asli dengan bangga menggunakan seragam Arsenal. Saya berteria kasih untuk dukungan fans selama ini,” ungkapnya kala meneken kontrak baru dengan Arsenal.

Pasca kepergian Thomas Vermaelen dan Mikel Arteta, pada 2016 ia sempat menjadi kapten Gunners selama dua musim. Posisi tawarnya di klub terbilang tinggi lantaran dirinya amat dihormati oleh para pemain di ruang ganti. Bahkan setelah membantu Jerman memenangkan Piala Dunia 2014, ia memutuskan pensiun guna fokus membela klub. Bersama die mannschaft, ia sudah mengepak 104 caps.


Baca Juga:


Sebagai kapten, ia sempat membantu klub mendulang satu Piala FA. Secara keseluruhan, ia membatu klub memenangi tiga Piala FA dan konsisten membuat Arsenal tak keluar empat besar di bawah kepemimpinan Arsene Wenger.

Boleh dibilang, ia menjadi kapten terlama Arsenal pasca Wenger meninggalkan klub. Setelahnya, pos kapten Gunners hanya bertahan tak kurang dari semusim setiap tahunnya. Hal tersebut masih berjalan sampai hari ini. Nampak jelas jika tim asal London Utara memiliki krisis kepemimpinan sepeninggal orang Jerman itu.

Baru-baru ini, Mertesacker pernah mengklaim jika saat ini, semua orang bisa menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri dan hal tersebut jamak terjadi dalam sepakbola modern.

“Kepemimpinan terletak pada seorang individu. Jangan pernah menempatkan diri untuk dipengaruhi orang lain.  Anda harus bisa membeirkan pengaruh pada diri sendiri dan menghargai itu. Apa yang ingin diraih harus sesauai denga napa yang diperbuat,” ungkapnya dalam sebuah web binar Aesenal.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com