Vivagoal – Berita Bola – Musim ini, Bologna tengah terbang tinggi di Serie A. Mereka berpotensi finish di zona Eropa entah di ajang Liga Champions maupun Europa League. Performa I Rossoblu memang tengah cantik-cantiknya.
Dalam empat musim terakhir, Bologna kerap berada di sekitaran peringkat 10 besar, entah itu di atasnya ataupun di bawah. Namun sejak ditukangi Thiago Motta, performa tim berjalan ke arah yang lebih baik. Sosok yang sudah berada di Renato Dall’Ara sejak musim lalu sukses memberikan impresi.
Musim lalu, ia sukses hantarkan tim berada di peringkat 9 klasemen sementara. Berbekal pemain seperti Marco Arnautovic, Roberto Siriano hingga Lewis Ferguson, ia mampu membuat tim kembali prima di kancah Serie A. Musim ini pun berjalan lebih baik. Manuver transfer yang brilian membuat mereka ada di zona Eropa.
Today we remember Siniša Mihajlović on what would have been his 55th birthday. Forever in our hearts ❤️💙 pic.twitter.com/b2q8rR5ifl
— Bologna FC 1909 (@BolognaFC1909en) February 20, 2024
Di musim panas, berbagai pemain penting macam Jasper Kerlsson, Alexis Saelemaekers,hingga Victor Kristensen didatangkan. Mereka berkoordinasi dengan Joshua Zirkzee, Riccardo Orsolini hingga Ferguson dalan skuat besutan Motta. Hasilnya tim tampil aktraktif dan sulit terkalahkan. Mereka baru mendulang empat kekalahan dari 25 laga yang dimainkan.
Baca Juga:
- Obrolan Vigo: Sehrou Guirassy, Solusi Murah untuk Stuttgart dan Semua Tim
- Analisa Vigo: Ivar Jenner, Justin Hubner, dan Janji Tidak Tertulis Kepada Noah Gesser
- Obrolan Vigo: Savio yang Siap Mengubur Mimpi bersama Manchester City
- Obrolan Vigo: Harry Kane yang Harus Akhiri Kutukan Tottenhamnya di Bayern Munich
Bicara soal performa, Bologna sejatinya merupakan salah satu raksasa Serie A yang mencoba bangun dri tidurnya. Sebelum medio 70an, mereka lumayan berprestasi dengan mengoreksi 7 gelar Scucetto, satu Coppa Italia. Di medio 70an, prestasi tim pasang surut. Coppa Italia menjadi gelar terbesar. Sisanya, mereka mendulang berbagai gelar minor.
Dalam perjalanannya, berbagai nama besar pernah merapat di klub. Di medio 90an hingga pergantian milenium, tercatat ada berbagai pemain penting yang pernah mentas di skuat mereka. Mayoritas berasal dari Italia dan sudah menabsihkan diri sebagai legenda klub.
Vivagoal sudah merangkum 5 pemain besar yang pernah memperkuat Bologna. Mayoritas dari mereka pernah main lebih dari semusim dan memberikan kontribusi besar bagi tim. Siapa saja? Berikut daftarnya.
- Gianluca Pagliuca
Pagliuca merupakan jebolan dari akademi klub yang lumayan malang melintang di Serie A. Dalam karirnya, ia sempat memperkuat generasi emas Sampdoria di awal 90an dan Inter Milan yang kala itu bertabur bintang di dalamnya.
Claudio Taffarel y Gianluca Pagliuca. pic.twitter.com/NXfwKPULTy
— karl Alonso y Labruna historia del futbol mundial (@KarlM78414) February 14, 2024
Bersama dua tim tersebut, ia sempat memenangkan satu Scudetto, tiga Coppa Italia, satu Piala UEFA dan satu Piala Super. Bersama Timnas Italia, ia dibawa dalam tiga Piala Dunia yakni 1990, 1994 dan 1998. Dalam dua edisi awal, ia sempat hantarkan tim mendulang juara ketiga dan Runner Up.
Pasca Inter, Pagliuca kembali ke Bologna pada 1997 dan mentas hingga 2006. Tak ada gelar yang dipersembahkan. Namun ia sukses catatkan 269 laga di lintas kompetisi dan mendulang 75 kali nirbobol. Pada 2007, ia memutuskan hengkang ke Ascoli dan pensiun di sana.
- Roberto Baggio
Roberto Baggio pernah memperkuat berbagai tim besar Italia macam Fiorentina, Juventus dan AC Milan. Bersama tim yang disebut terakhir, namanya sempat tak masuk dalam rencana Fabio Capello dan dihubungkan dengan AC Parma yang kala itu dilatih Carlo Ancelotti.
Namun tak ada tawaran pasti dari Parma. Ia pun merapat ke Bologna pada musim 1997 dengan mahar 1,8 juta Euro. Di sana, ia memiliki dua misi yakni menyelamatkan tim dari zona degradasi dan memaksimalkan potensi untuk tampil di Piala Dunia 1998 bersama Italia.
Baggio tampil cemerlang. Di musim pertama dan terakhirnya, ia mendulang 22 gol dan 9 assist di Serie A. Ia hantarkan tim duduk di peringkat 8 dan berhak mentas di Piala Intertoto. Ia pun kemudian masuk ke Timnas Italia. Namun karirnya di Renato Dall’Arra hanya berjalan semusim lantaran ia hengkang ke tim favoritnya sejak kecil, Inter Milan yang kala itu mentas di Liga Champions
- Giueseppe Signori
Signori merupakan sosok penyerang yang lumayan produktif di Italia. Hal tersebut sempat dibuktikannya kala masih memperkuat Foggia dan Lazio. Bahkan, bersama tim yang disebut terakhir, ia sempat dua kali mendulang status sebagai top skor Serie A.
Pada 1998, ia hengkang ke Bologna lantaran jarang dimainkan oleh Sven Goran Eriksson. Mahar 400 ribu Euro dikeluarkan Bologna guna mengamankan jasanya. Di musim perdananya. Ia sempat hantarkan tim menangi Piala Intertoto. Gelar tersebut kemudian hantarkan Rossoblu melesat ke Piala UEFA.
On Beppe Signori’s birthday, a reminder of this fabulously filthy first touch for Bologna vs Udinese in 2003.
Goodness me. That’s what you call a golazo…
— A Funny Old Game (@sid_lambert) February 17, 2024
Di ajang kelas dua Eropa itu, Signori membantu tim melaju hingga babak semifinal. Prestasi tersebut merupakan yang tertinggi sejak medio 70an. Di Bologna, ia sempat bermain enam musim dan mengapteni tim. Total, ia suskes koreksi 84 gol dan 34 assist dari 177 laga bersama Biru Merah.
Baca Juga:
- 5 Fakta Anak Legenda Sepakbola yang Karirnya Medioker
- 5 Fakta Jebolan Terbaik Akademi Borussia Moenchengladbach
- 5 Fakta Pemain Norwegia Terbaik
- 5 Fakta Pelatih Top yang Ada di Saudi Pro League
- Kennet Andersson
Pada medio 90an, Swedia sempat memiliki Kennet Andresson sebagai juru gedor handal sebelum era Henrik Larsson dimulai. Ia merupakan sosok yang lumayan bisa diandalkan mendulang gol lantaran memiliki kecepatan dan kemampuan fisik yang mumpuni.
Karirnya di Timnas Swedia lumayan apik. Ia mendulang 83 caps dan mengepak 31 gol. Andersson sempat hantarkan negaranya menjadi juara ketiga Piala Dunia 1994. Ia direkrut Bologna dari Bari dan menjadi penyerang tetap di sana.
Ia sempat dipinjamkan sebentar ke Lazio pada 1999 dan hantarkan tim asal Roma mendulang double winners dalam wujud Scudetto dan Piala UEFA. Setelahnya ia kembali ke Bologna. Bersama Rossoblu, pemain asal Skandinavia mentas dalam dua periode dan mendulang
- Alessandro Diamanti
Berbagai tim gurem diperkuat Diamanti dalam karirnya. Namanya lumayan terangkat ketika memperkuat Livorno pada 2007 hingga 2009, ia menjelma menjadi salah satu gelandang kreatif Italia dan meneruskan jejak-jejak Francesco Totti hingga Roberto Baggio.
🇮🇹 Alessandro Diamanti with the winning penalty #OTD at EURO 2012 against England… @Azzurri_En pic.twitter.com/eZotBb7CI2
— UEFA EURO 2024 (@EURO2024) June 24, 2022
Pasca Livorno ia sempat mentas semusim di West Ham United pada 2009 sebelum kembali ke Italia dan memperkuat Brescia. Pada 2011, Diamanti bergbaung ke Bologna dengan mahar 4,8 juta Euro. Di Emilia-Romagna, ia bermain tiga musim dan mendulang 88 laga di lintas kompetisi dan mendulang 22 gol serta 24 assist.
Tak ada prestasi berarti yang ditorehkannya bersama klub. Namun ketika main di Bologna, namanya dipanggil ke Timnas Italia guna mentas di Euro 2012 lalu. Ia berperan besar ketika Azzurri menaklukan Inggris di babak perempat final dan mendapat status sebagai pemain terbaik di laga itu.
Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com