Site icon Vivagoal.com

5 Fakta Si Tendangan Gledek dari Juventus

5 Fakta Si Tendangan Gledek dari Juventus

Vivagoal5 Fakta – Pavel Nedved adalah salah satu legenda pemain sepakbola Internasional Republik Ceko. Ia memiliki kemampuan tendangan super atau tendangan gledek.

Nedved adalah pemain sepakbola dengan posisi winger atau gelandang serang. Legenda Juventus tersebut lahir pada tanggal 30 Agustus 1972.

Pada masanya, Nedved dikenal menjadi salah satu Legenda Juventus dan timnas Republik Ceko. Mantan pemain Lazio ini juga pernah meraih Ballon d’Or pada tahun 2003. Saat mendapatkan penghargaan tersebut, ia menjadi runner up Liga Champions bersama dengan si Nyonya Tua.

Baca Juga: 5 Fakta Pemain Bola Dunia yang Jatuh Miskin

Tak hanya mendapatkan penghargaan individu tersebut, Nedve juga berhasil menjadi runner up Euro 1996, semifinalis Euro 2004, dan membantu Republik Ceko lolos dalam ajang Piala Dunia 2006 pertama kali.

Pavel Nedved pernah membela beberapa klub sepanjang karirnya menjadi pemain bola seperti Dukla Praha, Sparta Praha, Lazio dan Juventus. Usai 19 tahun sebagai pemain professional, ia kemudian memutuskan pensiun dan berakhir pada musim 2008–09.

Pemain Internasional Republik Ceko telah bermain 501 kali di level klub dan mencetak 110 gol. Adapun di kancah internasional, ia 91 kali membela negaranya dan mencetak 18 gol. Saat ini, ia menjabat sebagai jajaran direksi Juventus.

Berikut VIGO akan membahas mengenai 5 Fakta Si Tendangan Gledek dari Juventus.

1. Gelandang Terbaik Dunia

Era 90-an hingga awal 2000-an, Pavel Nedved adalah sosok gelandang top dunia. Penampilannya yang membawa Timnas Ceko ke final Piala Eropa 1996 membuat kesebelasan-kesebelasan liga top Eropa meliriknya. PSV Eindhoven yang saat itu masih kandidat juara Piala Champions (Liga Champions) berusaha mendapatkannya. Namun akhirnya, Lazio-lah yang berhasil mendapatkan tanda tangannya.

Baca Juga: 5 Fakta Pemain Muda yang Bisa Menggantikan Era Messi-Ronaldo

Di Serie A Italia yang saat itu merupakan liga terbaik dunia, Nedved semakin menunjukkan kehebatannya.

Bersama Nedved, Lazio berhasil menjuarai Serie A 1999/2000 beserta trofi-trofi lain seperti Coppa Italia, Super Coppa, Cup Winner`s Cup, dan UEFA Super Cup. Untuk trofi Serie A, hingga saat ini, Lazio belum lagi meraihnya.

Namun kariernya semakin meroket setelah hijrah ke Juventus pada 2001. Saat itu, sebenarnya ia diincar juga oleh kesebelasan Inggris seperti Manchester United. Tapi Si Nyonya Tua lebih berhasrat mendatangkannya.

Apalagi saat itu mereka baru saja menjual salah satu pemain terbaik dunia, Zinedine Zidane, ke Real Madrid. Juve pun berani menebus Nedved dengan bayaran 41 juta euro. Fans Lazio tentu marah besar atas penjualan ini.

2. Memiliki Tendangan Gledek

Ia ditempatkan di sisi kiri serangan. Kapten timnas Ceko pada Piala Eropa 2004 ini juga punya tendangan gledek yang bisa membuat kiper ketar-ketir membendungnya. Tendangan-tendangan kerasnya itu bisa ia lepaskan baik menggunakan kaki kiri maupun kaki kanan.

Jika saat itu pemain-pemain sayap masih sangat tradisional, lebih banyak difungsikan sebagai pengumpan, Nedved memang cukup berbeda.

Selain ia bisa ditempatkan sebagai gelandang serang, pergerakan dan tendangan kerasnya di area depan kotak penalti menjadi ciri khasnya tersendiri.

Baca Juga: 5 Fakta Pemain Termahal Liga 1 Indonesia 2019

Ke-khas-an lain seorang Nedved adalah ia kalem di luar lapangan, tapi gahar di dalam lapangan. Di luar lapangan, ia tidak banyak bicara.

Ia jauh dengan gemerlap kehidupan malam karena lebih senang menghabiskan waktu bersama keluarganya. Ia tidak suka kebisingan. Karenanya ia lebih senang menggeluti golf di waktu senggang.

Tapi di dalam lapangan, Nedved adalah pria liar. Selama 90 menit di lapangan hijau, ia akan mati-matian membela seragam kebesarannya seperti Sparta Praha, Lazio, Juventus, apalagi Republik Ceko sebagai negara kelahirannya.

Ia adalah pria yang tak kenal lelah berlari. Bersama Gianluca Zambrotta, sisi kiri Juventus terbilang cukup aman karena Nedved tidak malas bertahan. Justru sebaliknya, ia bisa juga jadi perebut bola.

3. Loyalitas Tanpa Batas

Keseriusan Nedved di lapangan bahkan seringkali berlebihan. Ia kadang tak segan melancarkan tekel-tekel berbahaya pada lawan. Kartu merah cukup akrab dengan kariernya. Tapi itu hanyalah bukti bahwa pemain kelahiran 30 Agustus 1972 ini selalu menampilkan yang terbaik di setiap pertandingannya.

Juventus beruntung mendapatkannya. Selain kualitasnya yang tak perlu diragukan lagi, loyalitasnya pada Si Nyonya Tua pun menjadi cerita tersendiri. Loyalitas dan kecintaannya terhadap Juventus ia buktikan saat Juve harus degradasi ke Serie B.

Baca Juga: 5 Fakta Bek dengan Gelar Terbanyak Sepanjang Sejarah Sepakbola

Ketika pemain bintang lain seperti Fabio Cannavaro, Lilian Thuram, Patrick Vieira, Emerson, hingga Zlatan Ibrahimovic memilih meninggalkan Juve, Nedved, bersama Gianluigi Buffon, Mauro Camoranesi, Alessandro Del Piero, dan David Trezeguet memilih tetap tinggal.

Usia Nedved saat itu memang sudah menginjak 34 tahun, tapi bukan berarti tak ada kesebelasan lain yang meminatinya. Ia juga bisa saja pulang ke negaranya, pulang setelah ia menjadi pemain terbaik Republik Ceko tentu akan membuatnya disambut bak pahlawan. Akan tetapi, peraih Pemain Terbaik Eropa 2003 ini memilih untuk menghabiskan karier bersama Juventus.

4. Pensiun Tahun 2009

Usai Piala Dunia 2006, Nedved memutuskan pensiun dari timnas Republik Ceko. Tapi pada 2008, setelah Juventus kembali ke Serie A, ia mendapatkan panggilan kembali dari timnas Ceko untuk Piala Eropa 2008, walau ia menolak. Alasannya lagi-lagi berkaitan dengan Juventus. Saat itu, Nedved baru pulih dari cedera dan ia berkomitmen untuk hanya fokus bersama Juventus.

Baca Juga: 5 Fakta Tim Terbaik Sepanjang Sejarah Liga Inggris

Walau begitu satu tahun kemudian, ia menemui akhir dari kariernya sebagai pesepakbola. Awalnya ia masih berusaha untuk mendapatkan Liga Champions bersama Juventus.

Tapi dengan situasi Juventus yang tak kunjung membaik sementara usianya semakin tua, Nedved akhirnya memutuskan pensiun pada 2009.

“Saya rasa sudah cukup. Saya sudah berusia 35 tahun. Fisik, sudah tentu seperti yang terlihat (mulai menurun). Tapi yang paling saya rasakan adalah soal mental,” ujar Nedved seperti yang dikutip fotbal.idnes.cz.

Akhirnya, 31 Mei 2009 menjadi hari terakhirnya sebagai pemain. Uniknya, di laga terakhirnya itu ia menghadapi kesebelasan pertamanya di luar Ceko, Lazio.

Pada laga yang dimenangkan Juventus dengan skor 2-0 itu, ia mendapatkan penghormatan spesial dari penonton yang hadir. Tak mengherankan, karena total 327 penampilan telah ia bukukan bersama Juventus.

5. Julukan Si Meriam Czeko

Nedved adalah legenda. Rasanya klub yang ditinggalkan Nedved tak menemukan lagi pengganti yang sepadan dengan pemain yang dijuluki Meriam Ceko ini. Lazio belum lagi merasakan gelar juara Serie A selepas ditinggalkan Nedved. Juventus tak punya pemain sayap kiri sehebat Nedved.

Timnas Ceko pun tak punya lagi pemimpin yang bisa diandalkan dalam bertahan maupun menyerang seperti Nedved.

Karenanya, meski Nedved kini masih menjadi bagian dari manajemen Juventus, Lazio yang merupakan rivalnya akan tetap hormat pada Nedved. Apalagi Ceko dan Sparta Praha.

Tidak hanya dalam ingatan saya, Nedved akan selalu ada dalam ingatan mereka, sebagai sosok gelandang yang pernah membawa mereka pada tangga kesuksesan.

Baca Juga: 5 Fakta Tragedi Berdarah di Dunia Sepak Bola

Berikut VIGO merangkum Perjalanan dan Prestasi Nedved sepanjang karirnya menjadi pemain sepakbola profesional

Prestasi Pavel Nedved

Bersama Timnas Republik Ceko
Runner up UEFA EURO: 1996
Semifinal UEFA EURO: 2004
Peringkat Confederations Cup: 1997

Bersama Sparta Praha

Czechoslovak First League: 1992–93
Czech Republic Football League: 1993–94, 1994–95
Czech Cup: 1996

Bersama Lazio

Serie A Italia: 1999–2000
Coppa Italia: 1997–98, 1999–2000
Supercoppa Italiana: 1998, 2000
UEFA Cup Winners’ Cup: 1998–99
UEFA Super Cup: 1999
UEFA Cup: Runner-up 1997–98

Bersama Juventus

Serie A: 2001–02, 2002–03
Supercoppa Italiana: 2002, 2003
Serie B: 2006–07
UEFA Champions League: Runner-up 2002–03
Coppa Italia: Runner-up 2001–02, 2003–04

Exit mobile version