Obrolan Vigo: Riyad Mahrez, Jalan Setapak si Lincah dari Alzajair

Obrolan Vigo: Riyad Mahrez, Jalan Setapak si Lincah dari Alzajair

Heri Susanto - February 21, 2023
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

Vivagoal Berita BolaRiyad Mahrez harus melalui jalan setapak guna mencapai karirnya saat ini. Ada jalan panjang yang dilalui sebelum bermain di bawah arahan Pep Guardiola di Manchester City. Jalan berliku bahkan harus mengiringinya.

Mahrez, yang lahir di Sarcelles, sisi utara Paris, Prancis pada 21 Februari 1991 sempat kehilangan ayahnya pada usia 15 tahun. Kepada fourfourtwo, merasa kehilangan sosok ayah di usia muda adalah hal yang menyulitkan. Namun situasi tersebut membuatnya jauh lebih tegar.

Mahrez kemudian bermain untuk tim muda AAS Sarcelles pada 2004 lalu. Ia sebenarnya sempat menjalani trial bersama tim Skotlandia, St Mirren. Namun cuaca tak membuatnya cocok mentas di Skotlandia.

Mahrez kemudian bergabung dengan Quimper sebagai tim profesional pertamanya. Ia metas selama semusim sebelum diboyong Le Havre II dan mentas secara sporadis di tim utama dalam rentang 2011-2014 lalu. Dalam periode tersebut, ia mampu mainkan 70 laga di lintas kompetisi dan mendulang 10 gol serta 12 assist.


Baca Juga:


Kesempatan besar kemudian datang tatkala Leicester City membuka penawaran kepadanya. Pada Januari 2014, ia berlabiuh ke Leicester dengan mahar 450 ribu paun dan dikontrak selama 3,5 tahun ke depan. Sebelumnya, kepala pemandu bakat the Foxes, Steve Walsh mengugkapkan alasan dirinya membawa Mahrez ke Inggris.

“Riyad adalah talenta mentah yang punya sentuhan bagus. Ia bisa memainkan bila mati dengan baik. Saya suksa energi positifnya. Ia kurang bagus kala bertahan namun dirinya adlaah talenta sesungguhnya,” ucap Steve kala itu.

Keputusan Foxes merekrut Mahrez pun berjalan bagus. Ia menjadi andalan tim di Championship dan membantu tim memenangkan gelar divisi dua sekaligus promosi ke Premier League untuk kali pertama dalam 10 tahun terakhir pada musim perdananya.

Namanya agak meredup di musim perdana Leicester di Premier League. Namun di musim 2015/16, ia memegang peran penting dalam tim. Leicester di bawah Claudio Ranieri tampil memukau. Duetnya bersama N’Golo Kante menjadi senjata tak terpisahkan. Di akhir musim, ia mampu hantarkan tim memenangi Premier League dan menjadi orang Alzajair perdana yang menangi kasta tertinggi Inggris.

Namanya kemudian mulai diperbincangkan. Ia masuk dalam nominasi Ballon d’Or dan duduk di peringkat 7. Ia sempat hantarkan Leicester melaju ke babak perempat final Liga Champions serta menjadi pemain terbaik Afrika 2016 versi BBC.

Mahrez sempat ingin hengkang lantaran bermain di Liga Champions. Arsenal dan AS Roma sempat memantaunya di bursa musim panas 2017/18 lalu. Manchester City juga sempat meminati namun deal gagal terlaksana, Mahrez pun bertahahan semusim lagi.