Aubameyang: Pembunuh Berdarah Dingin dari Gabon
Sinar Terang yang Terlihat
Perjalanan Auba di Prancis masih berlanjut di musim selanjutnya. Saint-Etienne menjadi destinasi anyar sang pemain. Bermain bersama Les Verts membuat Auba seakan berada di rumah. Naluri golnya mulai terbuka lebar.
Di musim perdana, ia sukses mengemas 18 gol dari 38 laga yang ia mainkan di berbagai kompetisi. Melihat potensi besar sang pemain bersama klub, Saint-Etienne pun mempermanenkan pemain yang sempat memperkuat Prancis U-21 di akhir musim. Sebagai pelicin, dana tak kurang dari 1,8 Juta Euro dikeluarkan guna menebusnya dari AC Milan.
Sukses di Etienne membuat nama Auba dipanggil Timnas Gabon untuk berpartisiapsi di Piala Afrika 2012. Di ajang terbesar se-Afrika itu, Gabon sukses menembus babak perempat final. Capaian Auba menyamai torehan ayahnya Aubameyang Sr yang mecatatkan hal serupa 16 tahun silam.
Pasca Piala Afrika, Auba mengenyam trofi perdananya sebagai pesepakbola kala membawa Rtienne menjuarai Coupe de la Ligue Final musim 2012/13. Di musim tersebut, Auba juga sukses mengepak 21 gol serta 14 assist dalam 45 laga yang ia mainkan. Jelang dibukanya bursa transfer, Auba sukses menarik minat para tim dari berbagai Negara seperti Russia, Inggris dan Jerman.
Baca Juga:
- Ricardo Kaka: Si Religius Penghancur Messi-Ronaldo di Ballon d’Or
- Vincent Kompany: Benteng Pertama dalam Revolusi Manchester City
- Franck Ribery: Ferrari dari Prancis yang Masih Terus Berlari
- Menyelami Kultur Tribun Lewat Film Ultras
Pada akhirnya, Auba memilih tim yang tepat. Ia resmi hengkang ke Borussia Dortmund pada musim panas 2013 dengan mahar 13 Juta Euro guna mempertebal lini depan Die Borussen. Kepergian Auba ke Dortmund membuat pemilik klub, Berbard Caiazzo senang.
“Auba merupakan pemain yang rendah hati dan sangan profesional. Ia menerima banyak tawaran besar dari tim lain dan memilih Dortmund bukan dari sisi finansial. Ia sudah membuat pilihan bagus dalam karirnya,” ungkap Caiazzo, diwartakan Thesefootballtimes.