Jarang Terjadi, Inilah 5 Fakta Pemain Brazil yang Gagal
- Adriano
Adriano sempat menjadi penyerang yang digadang menjadi Next Ronaldo Nazario di awal karirnya. Bahkan, naluri finishernya lebih besar dibandingkan sang fenomena. Awal karirnya pun terbilang lumayan impresif.
Adriano mampu mendulang sepatu emas dan membawa Brazil mendulang gelaran Copa America 2003 pada usia 22 tahun. Dua tahun berselang, ia kembali memenangi gelar yang sama. Secara karir, performanya di Parma dan Inter Milan kala itu juga terbilang luar biasa.
14/08/01 – Real Madrid vs Inter
Adriano Shot Power 105mph!pic.twitter.com/3BYkZbvXHu
— My Greatest 11 (@MyGreatest11) September 14, 2022
Namun, meninggalkan ayah kandung Adriano membuat performanya berantakan. Ia terjebak dalam depresi dan lebih terjerembab dalam lembah pesta dan kecanduan alkohol. Sejak itu, karir sepakbolanya tak lagi sama.
Si Kaisar dianggap kegemukan sebagai pesepakbola. ia sulit mengolah bola dan karirnya harus berpindah dari satu klub ke klub lain. Ia harus mengakhiri karir di tim semenjana, Miami United.
- Denilson
Denilson sempat menjadi bahan pemnbicaraan di Brazil via kiprahnya bersama Sao Paulo. Sebagia winger kiri, ia memiliki skill flamboyant layaknya pesepakbola Brazil pada umumnya dan kecepatan yang mumpuni. Sang pemain bahkan hadir kala Selecao mendulang Piala Dunia 2002 silam
Real Betis merogoh kocek yang lumayan kala mendatangkannya dari Sao Paulo dengan mahar 21,5 juta paun di tahun 1998. Namanya sukses menjadi rekor transfer termahal yang dicatatkan. Namun performanya justru tersendat pasca hengknag ke Spanyol.
Dalam 186 laga yang dimainkan bersama Los Verdiblancos, Denilson hanya mampu mendulang 13 gol. Pasca betis, ia sempat bergabung dengan Bordeaux di Ligur 1. Namun tim Kota Anggur agak sulit membayarkan tuntutan gaji yang diminta. Denilson setelahnya hengkang ke berbagai tim dan bahkan pernah memperkuat tim asal Vietnam, Hải Phòng. Ia hanya dibayar saat tampil di lapangan pada 2009 lalu.
- Alexandre Pato
Apes mungkin menjadi sebuah kata yang bisa digambarkan oleh Alexandre Pato. Ia gagal mencapai potensi terbaiknya lantaran terjebak dalam nelangsa bernama cedera. Pahitnya, hal tersebut didapatkan di usia yang terbilang masih muda.
Pato sempat mencuri perhatian kala masih mentas bersama Internacional. Di tahun 2007, Milan merekrutnya. Sang pemain sempat mendulang 9 gol dalam 18 laga awal bersama Milan.
Pada 2013, di usia yang baru 23 tahun, ia harus pulang ke Brazil dan merumput di sana. Masalah cedera otot membuat performanya bersama Milan menjadi tak maksimal. Sang pemain harus merumput bersama Corinthinas.
Ia sempat merajut kembali karir di Eropa dengan gabung bersama Chelsea dan Villarreal. Namun bersama kedua tim tersebut, karirnya tak lagi sama. Pato gagal bersinar dan sampai harus berkarir di Chinese Super League bersama Tianjin Quanjin sebelum akhirnya berlabuh di salah satu franchise MLS, Orlando City.
Baca Juga:
- Obrolan Vigo: Serie A Bakal Begitu-Begitu Saja
- Obrolan Vigo: Chelsea, Tim Kaya dengan Mentalitas Medioker
- Obrolan Vigo: Tak Akan Ada Pelatih yang Cocok untuk Tangani Chelsea!
- Obrolan Vigo: Flexing ala Barcelona adalah Cara Terbaik untuk Mengarungi Hidup
- Robinho
Di awal kemunculannya bersama Santos, Robinho digadang sebagai the Next Pele kala mentas di tim utama pada usia 15 tahun. sang pemain sukses mencuri perhatian kala bergabung dengan Real Madrid pada 2005 lalu.
Bersama Madrid, Robinho jusru gagal membuktikan ekspektasi. Ia gagal tampil efisien meski sanggup bukukan 35 gol dalam 135 laga. Sosok asal Brazil dilego ke Manchester City pada 2008. Bersama the Sky Blues, Robinho hanya membukukan 16 gol dalam 53 laga di lintas kompetisi sebelum dijual ke A Milan.
Di Milan, performanya tak kunjung stabil meski sudah empat musim mentas di San Siro. Selain itu, performanya di luar lapangan juga membawa citra buruk. Ia bahkan didakwa pernah melakukan tindak perkosaan kepada Wanita asal Albania pada 2009.
- Ganso
Pasangan emas Neymar di Santos ini gagal membuktikan potensi lantaran cedera yang menerpanya. Ganso sempat menjejal karir di Sevilla namun masalah kebugaran seakan menjadi musuh utamanya untuk berkembang.
“Se Deus quiser um dia eu e o Ganso vamos voltar para o PEIXÃO,tenho conversado com ele sobre o nosso retorno quem sabe depois da COPA”
– Neymar pic.twitter.com/Ypx5MGo3OF
— Instasantosfc (@oinstasantosfc) August 4, 2022
Ia banyak memperkuat tim-tim asal Brazil macam Santos, Sao Paulo, hingga Fluminense. Sementara Neymar sukses torehkan status sebagai bintang sepakbola kala berlabuh untuk Barcelona dan saat ini mentas bersama PSG dan mendulang kesuksesan bersama keduanya.
Meski piawai dalam menciptakan ruang, sepakbola seakan tak memiliki tempat lagi untuk pemain nomor 10 macam Ganso. Cedera dan tak mampunya ia beradaptasi dengan taktik pada akhirnya membuat karir pemegang 8 caps bersama Timnas Brazil berakhir semenjana di tanah kelahirannya.
Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com