Obrolan Vigo: Andriy Shevchenko, Kereta Cepat dari Ukraina

Obrolan Vigo: Andriy Shevchenko, Kereta Cepat dari Ukraina

Heri Susanto - September 29, 2021
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

Chelsea dan Menjadi Pelatih

Shevchenko di Milan dan Chelsea adalah dua hal yang berbeda. Bersama the Blues, ia nampak kesulitan menemukan permainan terbaiknya. Meski mampu memainkan 51 pertandingan di musim perdana, ia hanya mampu mengoleksi 14 gol dan 10 assist bagi timnya

Masuk di musim kedua, Sheva menderita cedera hernia yang mengganggu performanya di lapangan. Ia hanya main 25 kali dan mencetak 8 gol di lintas kompetisi. Tak puas dengan performanya, ia dipinjamkan ke Milan pada 2008 lalu. Bersama Rossoneri, ia hanya mencetak dua gol dari 26 laga. Gol tersebut membuatnya menjadi top skor kedua klub di bawah Gunnar Nordahl.

Chelsea pun melepas sang pemain ke Dynamo Kiev, tim pertamanya dulu. Bersama raksasa Ukraina, ia bermain hingga 2012 dan memberikan gelar terakhir Piala Super Ukraina. Ia juga sempat mencetak gol terkahirnya bagi timnas di ajang Piala Eropa 2012 yang dihelat di Polandia dan Ukraina.

Pasca pensiun, ia mulai terjun ke dunia politik dan aktif bermain golf. Sheva mulai menjejal karir sebagai pelatih. Ia memulai karir manajerial sebagai asisten pelatih Mykhaylo Formenko. Ia kemudian diangkat sebagai pelatih Timnas pada 2016. Di awal masa jabatannya, Ukraina menempati posisi juru kunci di Euro 2016, di bawah Irlandia Utara

Meski gagal total di percobaan pertamanya, Sheva langsung merubah skema. Ukraina yang tadinya bermain mengandalkan counter-attack perlahan namun pasti memainkan skema men yerang dengan tiga pola yakni 4-3-3, 4-2-3-1, atau 4-1-4-1. Ukraina pun mulai menuai hasil. Mereka memang gagal lolos ke Piala Dunia 2018. Namun mereka mampu lolos ke Euro 2020 dengan memuncaki Grup B di fase kualifikasi. Dari 8 laga yang dihelat, mereka memenangkan enam laga dan dua kali imbang.


Baca Juga:


Lolos dengan hasil bagus, tren positif tersebut dilajutkan di Euro 2020. Meski hanya menempati peringkat tiga terbaik di fase grup, mereka melaju kencang. Di babak 16 besar, Ukraina menggasak Swedia dengan skor tipis 0-1. Namun di babak perempat final, mimpi indah mereka dikubur Inggris dengan skor 4-0. Meski kalah, Sheva sudah mencatatkan tinta emas dalam karir manajerialnya.

Perjalanan Timnas hingga ke fase perempat final merupakan capaian terjauh yang pernah dilalui negeri Eropa Timur itu di sepanjang keikutsertaan mereka pada ajang Piala Eropa. Sebagai pemain, ia juga pernah meraih catatan serupa kala membawa tim melaju hingga fase yang sama di ajang Piala Dunia 2006.

Saat ini, Sheva sudah memutuskan mundur dari jabatannya sebagai pelatih timnas. Kereta cepat itu sudah berhenti. Namun ia akan berjalan kembali. Ia memiliki satu harapan dalam karir manajerialnya, melatih mantan timnya dulu, AC Milan. “Milan adalah rumah saya dan saya ingin kembali. Jika saya punya kesempatan, saya akan memanfaatkannya semaksimal mungkin,” ujarnya.

Z Dnem Narodzhennia, Andriy

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com