Obrolan Vigo: Besarnya Dampak Manajer Spanyol Bagi Sepakbola Eropa
Vivagoal – Berita Bola – Musim ini, para manajer asal Spanyol tengah Berjaya di lintas kompetisi Eropa. Ada potensi cerahnya perkembangan juru taktik Negeri Matador dalam beberapa musim ke depan dalam bentuk dominasi di lintas kompetisi. Banyak catatan gemilang yang direngkuh oleh mereka yang tengah berkiprah di Benua Biru.
Ada rekor yang mampu dipecahkan Pep Guardiola kala hantarkan Manchester City mendulang gelar Premier League empat kali beruntun. Catatan tersebut melebihi prestasi manajer legendaris di Inggris macam Sir Alex Ferguson, Arsene Wenger atau Jose Mourinho. Paling banyak, Manchester United hanya mampu mendulang tiga kali juara beruntun.
Sementara di Bundesliga, Xabi Alonso mampu mengakhiri kutukan Neverkusen bersama Bayer Leverkusen di Jerman. Mereka mampu meruntuhkan dominasi Bayern Munich di kancah domestik. Tak hanya memenangi Liga, mereka juga sempat menangi DFB Pokal. Asa treble hampir terwujud meski gelar terakhir batal didapatkan karena keok dari Atalanta di Europa Laegue.
What a Team. What a Season.
We have enjoyed it @bayer04fussball ❤️🖤 pic.twitter.com/yaCgWTXFgs
— Xabi Alonso (@XabiAlonso) May 27, 2024
Di luar dua nama tersebut, ada satu nama lain yang mampu mendulang kesuksesan di Prancis. Luis Enrique sukses hantarkan PSG menangi Piala Super Prancis, Piala Prancis dan Ligue 1. Keputusan menukangi Les Parisien dirasa tepat pasca dirinya meninggalkan posnya sebagai pelatih Timnas Spanyol pada 2022 kemarin.
Baca Juga:
- Obrolan Vigo: Inggris dan Potensi Kuda-Kuda Hitam Grup C Euro 2024
- Obrolan Vigo: Teerasil Danga, Legenda Thailand yang Memasuki Senjakala
- Obrolan Vigo: Antonio Nusa, Neymar Norwegia yang Diperebutkan Tim-Tim Inggris
- Analisa Vigo: Fans Sepakbola Dunia Ingin Reus, Hummels, dan Dortmund Bahagia di Final Liga Champions
Nama-nama tersebut belum menghitung beberapa potensi lain macam Mikel Arteta yang membuat Arsenal bersaing dengan City dalam perburuan Premier Laegue dua tahun terakhir. Unai Emery yang kembali hantarkan Aston Villa ke Liga Champions setelah absen sekian lama atau Julen Lopetegui yang bakal memulai langkahnya kembali di Inggris bersama West Ham United di musim depan. Pertanyaan menyeruak, apa yang sebenarnya terjadi?
Sejak lama Spanyol memang sudah menunjukan geliat calon pelatih yang memberikan kejayaan bagi timnya masing-masing. Masih lekat dalam ingatan bagaimana kombinasi awal Los Galacticos jilid I dimulai di bawah arahan Vicente del Bosque bersama Real Madrid dalam rentang 2000-2002 yang hasilkan gelar kesemblian sebelum akhirnya dilengkapi Carlo Ancelotti pada 2013 lalu menjadi 10.
Rafa Benitez menjadi nama yang diperbincangkan lantaran sukses bersama Valencia yang mampu mengganggu dominasi Madrid dan Barcelona. Catatan emasnya berlanjut ketika hantarkan Liverpool menjuarai Liga Champions 2005 pasca comeback atas AC Milan dengan tajuk Miracle of Istanbul.
Pep Guardiola kemudian membuka gerbang manajer asal Spanyol untuk sukses melalui Barcelona dan Lionel Messi-nya. Barca kembali dibuat Berjaya. Tak hanya mengandalkan Messi, ia juga menghadirkan inovasi taktik yang nantinya menjadi blueprinit bagi dirinya maupun manajer-manajer lain.
Secara umum, kunci dari kesuksesan manajer Spanyol di lintas kompetisi musim lalu tak lepas dari pendekatan dari pelatih asal Spanyol yang kerap hadir dengan inovasi taktiknya. Sejak masih menukangi Barcelona, Pep mempopulerkan skema False Nine yang berguna bagi Timnas Spanyol setelahnya. Tak berhenti sampai di sana, penemuan inverted fullback yang dikombinasikan dengan possession maupun pressing tinggi sejak musim 2023/24 membuat City mampu mendulang treble winners.
Baca Juga:
- 5 Fakta Calon Wonderkid yang Bersinar di Euro 2024
- 5 Fakta Transfer Terburuk di Musim 2023/24
- 5 Fakta Tim yang Diunggulkan di Euro 2024
- 5 Mantan Pelatih Premier Laegue yang Karirnya Merosot
Xabi Alonso di Jerman menggunakan skema bola progresif yang dikoordiri inverted fullback ke sepertiga akhir. Selain itu, possession football yang ditekankannya membuat tim BUMN Jerman itu menjadi yang terbaik di kancah domestik. Untuk possession, skema ini memang menjadi DNA yang ditetapkan mulai dari Pep, Arteta, Alonso hingga Enrique di klubnya masing-masing.
Dengan catatan keberhasilan yang besar dari para manajer Spanyol, tak mengherankan jika permintaan tim akan juru taktik asal Iberia itu meningkat. Tak hanya tim besar, tim kelas menengah seperti Bournemouth memberikan ruang bagi Andoni Iraola untuk berkresi dan hasilnya perlahan mulai terlihat di Vitality Stadium.
Diprediksi, dalam beberapa musim ke depan pengaruh manajer asal Spanyol di Eropa masih akan kuat dan tetap memberikan peran besar lantaran pendekatan taktik serta kemampuan mereka yang lumayan cepat melebur di negara baru. Hal tersebut bisa saja menginspirasi manajer baru yang tengah merintis karir macam Ruben Baraja, Michel atau Inigo Perez nantinya mendapartkan ruang lain yang lebih besar di masa mendatang.
Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com