Obrolan Vigo: Gelar Perdana Luis Enrique Bersama PSG yang Kurang Menyenangkan
Vivagoal – Berita Bola – Luis Enrique sukses memenangkan gelar perdananya bersama PSG. Namun catatan tersebut tak direngkuh secara langsung lantaran gelar ke-12 mereka lantaran harus menunggu hasil akhir antara AS Monaco yang berhadapan dengan Lyon, Senin (9/4) kemarin.
PSG bisa saja mempercepat langkahnya menjadi juara di pekan lalu lantaran menang atas Lorient. Namun di waktu yang bersamaan, AS Monaco menang atas Lille. Pesta pun harus ditunda. Jarak antara kedua tim terbentang 11 angka dari 30 laga yang telah dimankan.
Barulah pada peka ke-31, ketika PSG bermain imbang melawan Le Havre 3-3 dan Monaco keok 3-2 dari Lyon, pesta sesungguhnya baru saja digelar. Pesta yang harus menunggu tamu terakhir datang memang terasa menyebalkan lantaran tamu yang ditunggu layaknya orang yang ada atau tidak kehadirannya pagelaran akan tetap dimulai.
Musim ini, secara langkah, hampir tak ada tim yang benar-benar menyaingi PSG. AS Monaco sempat terseok di awal. OGC Nice yang tampil prima di awal musim justru harus tergelincir sementara Stade Brestois muncul di akhir-akhir. Tim Tradisional macam Marseille dan Lyon malah harus mengalami turbulensi performa.
Baca Juga:
- 5 Fakta Pilar Bayer Leverkusen yang Bakal Dibidik Tim Elit Eropa
- 5 Fakta Pesepakbola yang Memenangkan Piala Dunia Tanpa Bermain
- 5 Fakta Pemain yang Pensiun Terlalu Cepat
- 5 Fakta Pemain yang Pernah Dilatih Jurgen Klopp dan Pep Guardiola
Untuk menjadi pemenang, sejatinya PSG sudah menunjukan geliat tersebut di Bulan Februari, terlepas dari anggapan kesuksesan klub dimulai saat kedatangan QSI dan gelontoran uangnya, pembahasan itu bisa disinggung di lain waktu karena hal tersebut menjadi satu dari sekian faktor yang membuat mereka uggul dibanding tim lain.
Prediksi bakal juaranya PSG membuat Enrqiue bisa bereksperimen dengan mencoba meniadakan Kylian Mbappe, sosok yang berstatus top skor sepanjang masa klub, dalam skuatnya. Hal tersebut memang sengaja dilakukan guna berjaga-jaga andai sang pemain tak bertahan di klub mengingat ia sudah mengingikasikan angkat kaki dari Paris pasca masa baktinya berakhir.
Sejatinya, menepikan pemain bintang, sebagus apapun ia, merupakan hak preogatif seorang pelatih dan hal ini lumrah terjadi di sepakbola. Pep Guardiola pernah melakukan hal tersebut pada Zlatan Ibrahimovic di Barcelona atau Manchester City ketika ia mencadangkan Kevin De Bruyne atau Phil Foden sebaik apapun peforma mereka di lapangan.
Selain itu, Jose Mourinho juga pernah lakukan langkah berani ketika mencadangkan Iker Casillas saat sang pemain dianggap tak sesuai kriteria yang dibutuhkan dalam waktunya di Real Madrid atau bagaimana ia merasa Dele Alli bermain di bawah standar yang membuatnya kerap kali mengamuk di bangku cadangan entah ketika digantikan atau tak dimainkan.
Mantan pelatih Barcelona itu memang mencoba memformulasikan bagaimana Les Parisiens mentas tanpa mantan punggawa AS Monaco itu dan semuanya berjalan sesuai dengan rencana. Namun ada pula hal lain yang bisa disiapkan klub yakni dengan menjadi juara Liga Champions untuk kali pertama sepanjang sejarah. Momen ini bisa jadi ironi lantaran hal tersebut direngkuh di musim terakhir Mbappe bersama klub.
Baca Juga:
- Obrolan Vigo: Perjalanan Dortmund di Liga Champions Jadi Kabar Bagus untuk Sepakbola Jerman
- Obrolan Vigo: Dua Arah Karir Jarrad Branthwaite
- Analisa Vigo: Wrexham Era Ryan Reynolds dan Rob McElhenney Bisa Rusak Sepakbola Inggris!
- Obrolan Vigo: AC Milan Jadi Suaka Terbaik untuk Pemain Buangan Chelsea
Dalam beberapa kesempatan, perpisahan seorang bintang dengan PSG memang bukan barang baru. Pada beberapa musim terakhir, Ibrahimovic, Edinson Cavani hingga Lionel Messi dan Neymar Jr harus berpisah dengan klub. Mbappe juga bakal menjadi nama lain yang menyusul. Nantinya, ketiadaan mereka digantikan oleh pemain yang dianggap tepat dan sesuai dengan keinginan fans.
Banyak fans yang meminta PSG memprioritaskan pemain muda dalam skuatnya dan mereka yang memiliki warna Negara Prancis layak dprioritaskan. Warren-Zaire Emery, yang tampil gemilang di bawah arahan Enrique, masuk dalam kategori ini. Tak hanya berasal dari Prancis, ia juga merupakan fans PSG sejak kecil. Hal tersebut menjadi nilai tambah entah bagi dirinya maupun klub.
Dengan menepikan Mbappe, terlepas bagaimanapun caranya sudah memberikan dua fakta menarik. Pertama Enrique adalah bos sesungguhnya di klub, tak peduli sebagus apapun pemainnya, ia layak mengambil sikap sebagai manajer. Kedua, tak ada pemain yang lebih besar dari klub dan hal-hal tersebut sudah dibuktikannya dengan menepikan Mbappe. Hasilnya, adaptasi manis dari sosok asal Asturian pun memberikang gelar juara
Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com