Obrolan Vigo: Henrik Larsson, Tombak Tajam dari Skandinavia
Vivagoal – Berita Bola – Sebelum Zlatan Ibrahimovic, Swedia memiliki seorang ujung tombak tajam dalam diri Henrik Larsson. Pemain berkepala plontos ini memang bisa diandalkan kala berada di kotak penalti lawan guna menciptakan peluang atau merubah papan skor dalam sebuah pertandingan.
Seperti pemain Swedia kebanyakan, Larsson memulai karir di liga domestik. Ia memperkuat sepasang tim lokal yakni Hogaborgs BK dan Helsingborgs IF pada rentang 1989-1993. Bersama dua tim tersebut, produktivitasnya sebagai striker muda berbahaya mulai terbangun.
Bersama dua tim tersebut, ia mencetak 55 gol bagi dua tim tersebut. Koleksi golnya sudah cukup untuk membuka mata tim yang lebih besar guna membawanya keluar dari Skandinavia. Pada musim panas panas 1993, Larsson memutuskan hengkang ke Belanda dan menerima pinangan Feyenoord Rotterdam dengan mahar 340 ribu Euro.
Bermain di luar Negeri membuat Larsson tak serta merta mulus dalam beradaptasi. Ia memang bermain reguler untuk tim yang bermarkas di De Kuip dengan koleksi 27 laga di lintas kompetisi. Namun ia hanya mencetak enam gol di musim perdananya. Performa Larsson di musim kedua lumayan membaik. Meski begitu, penempatan posisi serta serangkaian rotasi membuat karirnya sedikit tersendat.
Baca Juga:
- Obrolan Vigo: Nottingham Forest, Permata yang Terjebak dalam Kubangan Lumpur
- Belajar Soal Respect dari Sepak Bola
- Apa Pentingnya Menonton Sepakbola Saat Jeda Internasional?
- Obrolan Vigo: Pemain Indonesia Main di Eropa Hanya untuk Marketing Semata?
Namun, Feyenoord menjadi klub yang membuat penyerang asal Swedia ini memenangkan gelar perdana. Di musim 1993/94 dan setahun setelahnya, De Stadionclub mampu menjuarai KNVB Bekker secara back to back. Namanya juga sempat menjadi bahan perbincangan tatkala mencetak hattrick ke gawang Piala Winners di musim 1994/95
Meski sudah mendulang sepasang gelar, Larsson memutuskan untuk mengakhiri karir di De Kuip. Total, ia mampu sumbangkan 37 gol dan 11 assist dalam 125 laga yang dilakoni dalam tiga musim. Sepasang gelar Piala Liga menjadi sumbangsihnya untuk De Rotterdam.