Obrolan Vigo: Menguak Alasan Serie A Makin Kompetitif

Taufik Hidayat - May 4, 2023
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

VivagoalBerita Bola – Dalam beberapa musim terakhir, Serie A menjelma menjadi liga yang sangat kompetitif. Juventus yang sempat mendominasi kini kesulitan untuk sekadar mengamankan empat besar.

Serie A sempat menyandang status sebagai liga terbaik dunia pada awal 2000-an. Para pesepakbola terbaik dunia berlomba-lomba berkarier di Italia.

Namun Serie A mulai kehilangan pamor seiring melesatnya perkembangan Premier League. Krisis finansial yang melanda juga membuat klub-klub Italia kesulitan bersaing di Eropa.

Merosotnya pamor Serie A dimanfaatkan Juventus untuk mendominasi. Bianconeri tak terbendung untuk meraih Scudetto sembilan musim beruntun dari 2011 hingga 2020.

Kesuksesan Juventus tak lepas dari kekuatan finansial yang stabil. Si Nyonya Tua punya pemasukan baru usai memiliki stadion sendiri pada September 2011.

Di saat para rival kesulitan mempertahankan bintang terbaik, Juventus bisa dengan mudah membajaknya. Hal ini yang membuat persaingan Serie A tak kompetitif dan cenderung monoton.


Baca Juga:


Namun sinyal perubahan mulai terlihat pada musim 2019-2020 atau kali terakhir Juventus merebut Scudetto. Saat itu persaingan sangat ketat hingga gelar juara baru bisa dikunci pada tiga pekan terakhir.

Pada klasemen akhir, Juventus hanya unggul satu poin dari Inter Milan yang menduduki posisi runner up. Nerazzurri ketika itu telah ditangani Antonio Conte.

Pada paruh kedua musim 2019-2020, kompetisi sempat terhenti karena adanya pandemi virus corona (Covid-19). Masalah ini nyatanya ikut membantu mengubah peta persaingan Serie A.

Sempat terhentinya kompetisi karena Covid-19 menimbulkan kerugian besar bagi klub-klub Eropa. Kontestan Serie A juga merasakan hal itu tak terkecuali Juventus.

Jelang bergulirnya musim 2020-2021, Juventus memang berhasil mendatangkan lima pemain baru. Namun kebanyakan dilakukan dengan cara peminjaman atau pertukaran.

Hal ini menandakan kekuatan finansial Juventus tidak baik-baik saja. Ironisnya, tidak semua rekrutan baru langsung tampil maksimal.

Salah satu blunder Juventus pada bursa transfer musim panas 2020 adalah dengan menukar Miralem Pjanic dengan Arthur Melo dari Barcelona. Kehadiran gelandang berkebangsaan Brasil itu nyatanya tidak memberikan dampak besar.

Masalah kian bertambah karena Juventus menunjuk Andrea Pirlo sebagai pelatih menggantikan Maurizio Sarri. Ini merupakan debut gelandang elegan tersebut dalam karier kepelatihannya.

Dua faktor itu nyatanya membuat performa Juventus tak konsisten sepanjang musim. Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan pada akhirnya harus puas finis di peringkat keempat.