Site icon Vivagoal.com

Obrolan Vigo: Napoli, Buah Manis dari Penantian Panjang

Obrolan Vigo: Napoli, Buah Manis dari Penantian Panjang

Vivagoal Berita BolaNapoli sukses mendulang gelar Serie A ketiga mereka sepanjang sejarah berdirinya klub pada musim ini. Ada penantian dan jalan yang panjang untuk mendulang kesuksesan tersebut. I Partenopei harus jatuh bangun untuk merengkuh gelar tertinggi di kasta sepakbola Italia.

SSC Napoli merupakan salah satu tim tradisional Italia yang namanya mulai terdengar tatkala mereka melakukan langkah gila dengan mendatangkan Diego Maradona. Sebelum El Diego datang, mereka hanya mampu menangi dua Coppa Italia dan satu Serie B. Namun selayaknya utusan Tuhan, Maradona merubah segalanya.

Wajah I Partenopei tak lagi sama. Napoli dengan Maradona, dan skuat yang dibangun ulang pada medio 1984 mereka membangun skuat dengan daratkan  Ciro Ferrara, Salvatore Bagni dan Fernando De Napoli. Hasilnya, klub mampu finish di urutan tiga di awal kedatangan superstar Argentina itu.

Semusim berselang, mereka mampu menuai double winners tatkala mampu menjuarai Serie A dan Coppa Italia. Catatan tersebut menjadi spesial lantaran baru ada dua tim sebelum mereka di era tersebut yang mampu mendulang hal prestis itu.Tak hanya itu, mereka juga catatkan diri sebagai tim asal Selatan Italia pertama yang menuai kesuksesan.


Baca Juga:


Maradona pada akhirnya mampu membuat gairah sepakbola Kota Naples. Performa apik El Diego di atas lapangan membuatnya disanjung. Hal tersebut juga selaras dengan prestasi klub yang mampu mendulang Europa League untuk kali pertama sepanjang sejarah dan satu lagi Scudetto pada 1989 lalu.

Setelahnya, Maradona pun membuat kontroversi di Piala Dunia 1990. Ia meminta warga Napoli untuk mendukung Argentina kala melawan Italia. Namun pasca gelaran FIGC,  selaku federasi sepakbola Italia meminta Maradona untuk melakukan tes doping. Hasilnya, ia posiitf menggunakan kokain dan harus diasingkan selama 15 bulan.

Napoli dan Maradona merasa hal tersebut adalah akal-akalan  federasi yang sakit hati lantaran Italia keok dari Argentina. Untungnya di tahun terakhirnya, Napoli masih mampu mendulang Piala Super Italia. Gelar tersebut merupakan yang terakhir bagi klub sebelum mereka mengalami turbulensi.

Terbang Tenggelam

Napoli, Foto: dok situs resmi Napoli

Pasca Maradona, Napoli tak lagi sama. Mereka mengalami kemerosotan performa. Para pemain penting macam Gianfranco Zola, Daniel Fonseca, Ciro Ferrara hingga Careca memutuskan hengkang pada 1994.  Hasilnya, I Partenopei goyah dan mereka tak mampu bertahan. Di 1997, mereka sempat terdegradasi ke Serie B.

Napoli sempat kembali ke Serie A dua musim setelahnya. Namun  mereka hanya numpang lewat. Mereka kembali tenggelam pada 2004. FIGC pun menyatakan klub bangkrut dan harus memulai dari bawah kembali. Untungnya di tahun yang sama, Aurelio De Laurentiis datang sebagai juru selamat meski tim harus main di Serie C1.

Meski main di kasta bawah, dukungan fans sama sekali tak berkurang. Pernah dalam satu waktu, laga Napoli dihadiri lebih dari 50 ribu fans yang memadati San Paolo. Hal tersebut menjadi sebuah rekor tersendiri.  Mereka pun pada akhirnya promosi ke Serie B pada 2006 dan semusim berselang sukses promosi ke Serie A. Sejak  saat itu, mereka tak pernah lagi terlempar ke kasta bawah,

Di awal kedatangannya kembali ke kasta tertinggi sepakbola Italia, Napoli mampu menjadi kuda hitam yang menakutkan dan mengacak-acak tatanan papan atas. Beberapa kali mereka mampu melaju ke Eropa di tengah silih bergantinya pemain dan pelatih di sana.

Periode emas pun sempat singgah di Naples. Sejak 2009, kecuali pada 2019, saat mereka finish di urutan ketujuh, tim tak pernah keluar dari enam besar. Bahkan, mereka sempat empat kali mendulang status sebagai runner up pada musim 2012/13, 2015/16, 2017/18 dan 2018/19.


Baca Juga:


Mereka juga sempat memenangi tiga Coppa Italia dalam periode kebangkitan masing-masing pada 2011/12, 2013/14 dan 2019/20. Satu gelar Piala Super Italia juga sempat hadir pada 2014. Namun Scudetto yang didambakan belum juga mampu dihadirkan kembali.

Barulah di musim 2022/23, ketika banyak orang pesimis lantaran berbagai aset penting tim macam Brian Ruiz, Kalidou Koulibaly, Dries Metens, David Ospina hingga Arkadiusz Milik hengkang. Konsistensi tim diragukan lantaran mereka mengganti nama-nama tersebut dengan berbagai pemain kurang dikenal seperti Kim Min-Jae, Giovanni Simeone, Frank Anguissa hingga Khvicha Kvaratskhelia.

Hasilnya, Napoli melaju stabil di Serie A musim ini. Mereka terus mendulang kemenangan kala tim-tim rival seperti AS Roma, Juventus, Inter Milan dan AC Milan serta Lazio terjebak dalam inkonsistensi performa mereka terus melaju stabil dan mengumpulkan poin demi poin.

Hasilnya, I Partenopei unggul jauh di papan klasemen. Hal tersebut pun seakan dimanfaatkan di Liga Champions. Mereka yang tak memiliki beban lagi di kancah domestik tampil all out di kompetisi Eropa. Hasilnya, Napoli mampu menembus perempat final sebelum digusur oleh AC Milan di fase tersebut.

Penantian 33 tahun Napoli mendulang gelar pun selesai di musim ini. Berbagai pemain yang awalnya diragukan untuk mengganti para bintang yang hengkang mampu dipoles dengan baik di bawah kendali Luciano Spaletti. Tanpa Maradona, Napoli mampu berjaya dan mereka pun kini siap menyongsong target yang lebih tinggi lagi di tahun-tahun mendatang.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version