
Obrolan Vigo: Palmer, Lavia dan Penyesalan Manchester City
Vivagoal – Berita Bola – Manchester City memiliki ladang uang dalam bentuk akademi yang mereka miliki. Banyak jebolan akademi the Sky Blues yang memiliki nilai jual tinggi, termasuk Cole Palmer dan Romeo Lavia. Namun langkah mereka mendepak para pemain muda potensialnya bakal menjadi sebuah penyesalan yang lumayan terasa.
City saat ini menjadi tim sepakbola yang lumayan sempurna. Mereka saat ini dipimpin salah satu pelatih terbaik di dunia, Pep Guardiola. Tim dengan Kumpulan pemain premium dan akademi yang terbilang mumpuni menghasilkan talenta muda potensial. Dalam kurun hampir 10 tahun terakhir, status sebagai juara di berbagai kompetisi sukses mereka rengkuh.
Namun, komposisi pemain senior mereka sudah tergerus usia dan kualitasnya tak lagi sama. Nama-nama macam Kyle Walker, Kevin De Bruyne hingga Ilkay Gundogan tak memiliki performa terbaiknya lagi. Regenerasi tim, entah dalam bentuk transfer atau memprompsokan pemain dari tim akademi.

Langkah yang disebut kedua belakangan sudah mulai diambil. Sosok-sosok macam Phil Foden, Rico Lewis hingga Oscar Bobb mulai muncuk ke permukaan. Namun tak semua pemain yang dirasa mumpuni bisa hadir ke tim utama. Dibanding bersabar menunggu mereka berproses, City justru lumayan getol melepas pemian muda mereka ke tim lain dan sialnya, banyak dari mereka yang justru merekah bersama rumput-rumput baru.
Baca Juga:
- Obrolan Vigo: Melepas Rashford Adalah Keputusan Terbaik yang Bisa Diambil United
- Obrolan Vigo: Mason Greenwood dan Suksesnya Pembuktian di Kesempatan Kedua
- Obrolan Vigo: Sunderland dan Misi Besar Kembali ke Premier League
- Obrolan Vigo: Endrick dan Dua Refleksi yang Bisa Diambilnya Bersama Real Madrid
Dalam tiga tahun terakhir, City mengeruk keuntungan di angka 176 juta paun dari penjualan pemain. Angka ini tergolong lumayan fantastis. Dalam periode tersebut, banyak pemain akademi mereka yang dilego ke tempat lain. Pedro Porro, Yan Couto hingga Romeo Lavia menjadi beberapa di antarannya. Selain itu, mereka juga menuai pendapatan besar hasil dari ppenjualan Julian Alvarez.
Untuk Lavia, penjualannya mungkin akan disesali. Sang pemain dilepas ke Southampton dengan mahar 10 juta paun mungkin menjadi hal yang disesali belakangan. Ia memang sempat mengalami masalah cedera pada tahun pertamanya di Chelsea. Namun saat ini, ia menjadi intergral penting dalam skema yang diusung Enzo Maresca. Andai masih bertahan, City tak perlu pusing mencari Rodri yang mengalami masalah ACL di awal musim dan menjadi muasal di balik turbulensi performa tim di berbagai ajang.
Masalah lain pun seakan muncul. Di musim 2024/25, Erling Haaland masih diandalkan untuk menjadi penggedor. Catatan golnya masih terbilang fantastis. Namun ketika ada kebuntuan dari dirinya, tak ada kompetitor yang sepadan. Di sisi lain, Alvarez dan Palmer tengah moncer bersama timnya masing-masing sementara Phil Foden terbilang telat untuk panas di musim ini.
No @ChelseaFC player has registered more goal involvements in their first 50 matches than Cole Palmer! 🥶 pic.twitter.com/5tpXMOyN1e
— Premier League (@premierleague) January 20, 2025
Khusus untuk Palmer, sejatinya Pep masih ingin menahannya setahun lagi di tim untuk diproyeksi menjadi next KDB atau melapis sisi winger. Namun ia meminta garansi bermain lebih yang mana hal tersebut belum tentu bisa diwujudkan karena pelatih asal Spanyol gemar melakukan rotasi. Alhasil, ia harus pindah ke tim lain yang siap memberikan garansi menit bermian dan performanya kian spektakuler dengan tim biru lain, Chelsea.
City sudah barang tentu menyesal melepas Palmer, terlebih ia pergi ke tim rival dan mereka tak menyematkan klausul buy back. Hal ini jelas tak akan terulang pada aset-aset mereka yang lain di kemudian hari. Pep juga belakangan mulai sadar dan sukses maksimalkan potensi lain yang ada di tim yakni James McAtee.
Baca Juga:
- 5 Fakta Legenda Sepakbola yang Setia Saat Timnya Terpuruk
- 5 Fakta Pemain Muda Potensial yang Lanjutkan karir di Saudi Pro League
- 5 Fakta Pemain Fulham Terbaik di Era Sepakbola Modern
- 5 Fakta Pemain Krusial di Era Kejayaan Deportivo La Coruna
Pemain asal Inggris merupakan bakat yang lumayan menonjol di tim reserve. Ia merupakan kapten tim. Musim ini, sang pemain mulai mengambil sedikit peran dengan mengepak 16 laga dalam 590an menit bermain dan mengepak 5 gol bagi tim. Sempat ada ketertarikan dari tim lain yang ingin meminjamnya di bursa Januari namun City menolak untuk menyekolahkan sang pemain.
Mereka sadar jika McAtee bisa menjadi Palmer lain yang ada dalam tim. Memaksimalkan potensinya dalam waktu enam bulan dari sekarang plus memberinya sedikit menit bermian untuk menjadi Next Kevin De Bruyne menjadi alur yang tengah mereka coba untuk sosok 22 tahun.
Pasca Palmer dan Porro pergi, City lumayan aware memperlakukan para pemain mudanya. Sosok macam Jahmai Simpson-Pusey, Nico O’Reilly hingga Divin Mubama guna mendapatkan menit bermain lebih dalam laga-laga yang dirasa kurang memiliki urgensi untuk mengejar poin.
Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com
