Obrolan Vigo: Pep Guardiola, Penterjemah Handal Tiki-Taka

Obrolan Vigo: Pep Guardiola, Penterjemah Handal Tiki-Taka

Heri Susanto - January 18, 2022
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

Pep dan Kesuksesan bersama Tiki-Taka

Sejak mendulang treble winners di musim perdananya, kesuksesan Barcelona di bawah Pep Guardiola masih berlanjut. Semusim berselang, Barca kian sempurna kala sukses mendulang enam gelar di tahun 2009. Catatan tersebut membuatnya menjadi manajer pertama yang mendulang enam gelar dalam satu musim. Reputasinya di dunia manajerial perlahan namun pasti mulai terangkat.

Namun skema Pep bukanlah tanpa antitesis. Di musim 2009/10, Barcelona sukses dihentikan Inter Milan asuhan Jose Mourinho di semifinal Liga Champions. Inter sempat unggul 3-1 di leg pertama. Mereka mampu menang dengan 10 orang pemain di laga tersebut.

Kala memainkan leg kedua, Mourinho memberikan intruksi kepada tim untuk bertahan total di leg kedua. Hasilnya, Barca hanya menang 1-0 dan I Nerrazurri melangkah ke final untuk kemudian mendulang treble wininers di akhir musim.

“Saat Guardiola memanggil (Zlatan) Ibrahimovic untuk bicara soal taktik 11 lawan 10, saya sempat berkata kearahnya: ‘Jangan mulai berpesta lebih dulu, pertandingan belum usai,” ucap pelatih asal Portugal itu, seperti diwartakan Metro

“Saya mau berkata jika saat itu merupakan kekalahan paling menakjubkan dalam karier kepelatihan saya karena kami tidak kalah 1-0 tapi menang 3-2 dengan kondisi yang sangat epik,” ucapnya lagi.

Meksi sempat alami kekalahan menyakitkan Blaugrana mampu bangkit dari keterpurukan. Mereka mampu mendulang gelar kedua Liga Champions di bawah Pep Guardiola semusim berselang. Di laga final, Manchester United keok dengan skor 3-1. Gelat tersebut sukses dikawinkan dengan juara Liga di musim yang sama.

Pep kembali menyempurnakan taktiknya. Di musim 2011/12, yang menjadi musim terkahirnya di Barca, ia mulai memakai pola 3-4-4 dengan menjadikan Cesc Fabregas sebagai geladnang serang dan tempatkan Sergio Busquets sebagai pivot. Skema tersebut semapt digunakan Cruyff kala menangani Barcelona. pos Bsquets sukes diperankan dengan baik oleh Sergio Busquets.


Baca Juga:


Skema tersebut masih tetap dibawa kala menukangi Bayern Munich. Bahkan, ia tak segan melakukan eksperimen dengan menempatkan Philipp Lahm, yang awalnya sebagai fullback kanan menjadi gelandang bertahan. Tak hanya itu, Pep juga mentransformasikan Manuel Neuer sebagai sweaper keeper. Ia bisa menjadi pembuka alur serangan Bayern.

Bersama Bayern, Pep gagal menaklukan Eropa. Ia hanya mampu membawa Die Roten menguasai domestik dalam tiga musimnya di Bavaria, ia mendulang tiga Bundesliga, dua DFB-Pokal dan satu Piala Dunia antar klub. Pasca Bayern, Pep memutuskan menyeberang ke Inggris dan menukangi Manchester City.