Site icon Vivagoal.com

Obrolan Vigo: Riyad Mahrez, Jalan Setapak si Lincah dari Alzajair

Obrolan Vigo: Riyad Mahrez, Jalan Setapak si Lincah dari Alzajair

Vivagoal Berita BolaRiyad Mahrez harus melalui jalan setapak guna mencapai karirnya saat ini. Ada jalan panjang yang dilalui sebelum bermain di bawah arahan Pep Guardiola di Manchester City. Jalan berliku bahkan harus mengiringinya.

Mahrez, yang lahir di Sarcelles, sisi utara Paris, Prancis pada 21 Februari 1991 sempat kehilangan ayahnya pada usia 15 tahun. Kepada fourfourtwo, merasa kehilangan sosok ayah di usia muda adalah hal yang menyulitkan. Namun situasi tersebut membuatnya jauh lebih tegar.

Mahrez kemudian bermain untuk tim muda AAS Sarcelles pada 2004 lalu. Ia sebenarnya sempat menjalani trial bersama tim Skotlandia, St Mirren. Namun cuaca tak membuatnya cocok mentas di Skotlandia.

Mahrez kemudian bergabung dengan Quimper sebagai tim profesional pertamanya. Ia metas selama semusim sebelum diboyong Le Havre II dan mentas secara sporadis di tim utama dalam rentang 2011-2014 lalu. Dalam periode tersebut, ia mampu mainkan 70 laga di lintas kompetisi dan mendulang 10 gol serta 12 assist.


Baca Juga:


Kesempatan besar kemudian datang tatkala Leicester City membuka penawaran kepadanya. Pada Januari 2014, ia berlabiuh ke Leicester dengan mahar 450 ribu paun dan dikontrak selama 3,5 tahun ke depan. Sebelumnya, kepala pemandu bakat the Foxes, Steve Walsh mengugkapkan alasan dirinya membawa Mahrez ke Inggris.

“Riyad adalah talenta mentah yang punya sentuhan bagus. Ia bisa memainkan bila mati dengan baik. Saya suksa energi positifnya. Ia kurang bagus kala bertahan namun dirinya adlaah talenta sesungguhnya,” ucap Steve kala itu.

Keputusan Foxes merekrut Mahrez pun berjalan bagus. Ia menjadi andalan tim di Championship dan membantu tim memenangkan gelar divisi dua sekaligus promosi ke Premier League untuk kali pertama dalam 10 tahun terakhir pada musim perdananya.

Namanya agak meredup di musim perdana Leicester di Premier League. Namun di musim 2015/16, ia memegang peran penting dalam tim. Leicester di bawah Claudio Ranieri tampil memukau. Duetnya bersama N’Golo Kante menjadi senjata tak terpisahkan. Di akhir musim, ia mampu hantarkan tim memenangi Premier League dan menjadi orang Alzajair perdana yang menangi kasta tertinggi Inggris.

Namanya kemudian mulai diperbincangkan. Ia masuk dalam nominasi Ballon d’Or dan duduk di peringkat 7. Ia sempat hantarkan Leicester melaju ke babak perempat final Liga Champions serta menjadi pemain terbaik Afrika 2016 versi BBC.

Mahrez sempat ingin hengkang lantaran bermain di Liga Champions. Arsenal dan AS Roma sempat memantaunya di bursa musim panas 2017/18 lalu. Manchester City juga sempat meminati namun deal gagal terlaksana, Mahrez pun bertahahan semusim lagi.

Manchester City dan Bersabar

Riyad Mahrez, Foto: dok Twitter @Mahrez22

Pada musim panas 2018/19, Manchester City kemudian sukses mengunci transfer Mahrez dengan mahar 60 juta paun. Valuasi tersebut membuatnya menjadi pemain Afrika termahal yang pernah ditransfer. Namun kesempatan bermainnya di sana tak banyak lantaran ia harus bersaing dengan pemain lain.

Tak hanya itu, ada standar tinggi yang ditetapkan Pep Guardiola pada skuatnya. Hal tersebut mau tak mau membuat Mahrez tersisih. Ia kalah bersaing dengan Raheem Sterling dan Leroy Sane. Ia hanya membuat 14 laga sebagai starter. Di musim debutnya, City mampu memenangkan Premier League dan Piala Liga.

Tahun demi tahun berganti, Pep Guardiola masih di tepi dan banyak pemain yang datang dan pergi. Meski begitu, Mahrez masih belum menjadi pemain utama. Namun ia tampil lumayan apik kala dibutuhkan. Meski begitu, sinarnya bersama Timnas Aljazair seakan tak terbantahkan.

Di Piala Afrika 2019 kemarin, ia didaulat sebagai kapten tim. Mantan punggawa Le Havre mampu mencetak satu gol di babak semifinal. Alzajair pun kemudian keluar sebagai juara di turnamen dua tahunan tersebut untuk kali perdana sejak 1990.

Belakangan, jarangnya Mahrez bermain di tim utama terkuak lantaran Pep Guardiola merasa anak asuhnya tak dalam kondisi fisik terbaik. Hal tersebut sempat diungkapkan secara terbuka. Namun pelatih asal Spanyol merasa anak asuhnya sudah mulai tampil prima dalam beberapa waktu belakangan.

“Riyad sudah kembali selangkah demi selangkah. Ia memiliki kualitas meski sempat memiliki masalah di musim panas kemarin. Namun saat ini ia sudah lebih baik.”


Baca Juga:


Mahrez pun menjawab kepercayaan Guardiola. Di musim 2022/23, ia mulai tampil baik dan menggeser pos Bernardo Silva di sisi kanan penyerangan. Perubahan taktik yang dilakukan Pep membuahkan hasil. Bernardo bermain lebih sedikit ke belakang dan peran Mahrez mulai terlihat sebagai winger kanan.

Ia mampu mengganti posisi Sterling dengan baik. Kualitas dribelnya pun tak terbantahkan. Bahkan dalam beberapa momen di musim ini, termasuk mendulang sepasang gol melawan Chelsea menjadi bukti nyata masih pentingnya peran Mahrez dalam tim.

Musim ini, ia sudah mendulang 29 laga di lintas kompetisi dan mengepak 11 gol serta 5 assist bagi tim. Ia juga baru meneken kontrak selama dua musim ke depan bersama City dan memungkinkannya bertahan hingga 2025 atau kala usianya sudah mencapai 33 tahun.

Ia merasa nyaman di klub meski jarang mendapatkan kesempatan main di tim utama. Belakangan, sang pemain juga berencana pensiun di klub.  “Saya ingin mengakhiri karier saya di City dan bermain selama saya bisa. Saya pikir, saya masih bisa bermain untuk waktu yang lama. Kami akan melihat apa yang akan terjadi di masa depan setelah sepakbola,” kata Mahrez, dilansir dari laman resmi Man City di pertengahan tahun ini.

Happy Birthday, Riyad!

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version