Site icon Vivagoal.com

Obrolan Vigo: Valencia, Rakasa LaLiga yang Tengah Menciut

Obrolan Vigo: Valencia, Rakasa LaLiga yang Tengah Menciut

Vivagoal Berita Bola – Pecinta sepakbola tahu jika selain Atletico Madrid, Barcelona dan Real Madrid, ada nama Valencia yang layak dikedepankan. Namun salah satu tim raksasa itu saat ini tengah menciut lantaran buruknya tata kelola klub yang terasa ugal-ugalan.

Jika melihat catatan sejarah, Valencia menjadi salah satu dari lima tim tersukses di Spanyol. Mereka mampu memenangkan 23 gelar dan hanya kalah dari Barcelona, Real Madrid, Athletic Bilbao dan Atletico Madrid.Reputasi Los Che mulai terlihat di medio 2000an, kala tim masih diperkuat berbagai pemain bintang dan diarsiteki Hector Cuper dan Rafa Benitez.

Bersama dua pelatih itu, Valencia mampu secaraa back to back menembus partai final Liga Champions pada musim 1999/00 dan 2000/01. Namun dalam dua kesempatan tersebut, mereka selalu keok. Benitez mampu membawa tim menjadi juara LaLiga dua kali sebagai pelipur lara kegagalan tersebut pada 2001/02 dan 2003/04 serta satu Piala UEFA di musim yang sama

Kala itu, segudang nama besar macam Pablo Aimar, Ruben Baraja, Santiago Canizarez, Carlos Marchena, Miguel Mista dan lain sebagainya. Pasca rentetan prestasi tersebut, Benitez memutuskan hengkang menerima pinangan Liverpool. Valencia masih kerap menyeruak ke zona Eropa di akhir musim

Di tahun 2007, Valencia mendapatkan silverwate berupa Copa del Rey bersama Ronald Koeman. Namun setelahnya, turbulensi klub terjadi. Masalah finansial yang morat marit pada 2010. Hal tersebut memaksa klub melepas sejumlah nama terbaik dalam skuat macam David Villa, Juan Mata hingga Davis Silva untuk menyelamatkan keuangan klub yang kian kompleks. Bahkan, masalah keuangan tersebut sempat menghentikan proyek pembangunan Stadion Nou Mestalla yang bakal rampung pada 2012.


Baca Juga:


Meski melepas berbagai nama penting, Los Che, dengan rangkaian kekuatan yang tesisa masih mentas di Eropa. Mereka kerap kali bolak balik ajang Europa Leaue dan Liga Champions di setiap musim. Satu-satunya tren buruk yang mereka dapatkan yakni finish di peringkat 8 pada musim 2013/14 lalu.

Kedatangan Peter Liem yang Meninabobokan Valencia

Di tahun 2014, pengusaha asal Singapura, Peter Lim resmi mengakuisisi 70 persen saham klub. Sejatiniya, Valencia bukanlah tujuan awal Lim. Ia lebih tertarik mengakuisisi AC Milan atau Liverpool. Namun usahanya untuk berkuasa di salah satu tim dengan reputasi besar di Eropa itu gagal.

Seperti kebanyakan pemilik yang baru mengakuisisi klub, Lim berjanji akan melunasi hutang klub yang menggunung. Pada 2013, dilaporkan hutang Valencia mencapai angka 350 juta Euro. Klub memang meminjam dana untuk pembangunan proyek stadion baru yang tertunda.

Selain berjanji melunasi hutang, Ia juga membuat terobosan dengan mendaratkan Nuno Esposito Santo sebagai manajer klub. Santo diketahui merupakan pemain pertama yang diageni Jorge Mendes. Belakangan, nama Mendes memang dirumorkan menjadi penasihat klub berlogo Kalelawar itu.

Bersama Nuno Santo, Valencia kembali mentas di Eropa lantaran finish di urutan keempat. Namun roller coaster kembali hadir di Mestalla. Mereka melepas beberapa pilar penting macam Nocolas Otamedi ke Manchester City, dan Fede Cartabia ke La Coruna. Sebagai ganti. Dana tak kurang dari 128 juta euro die dan banyak mendaratkan banyak pemain yang ada dalam naungan Mendes macam Alvaro Negredo, Joao Cancelo, Rodrigo hingga Zakaria Bakkali. Nama-nama tersebut hanya mampu membuat Velencia finish di urutan 12 pada klasemen akhir.

Nuno Santo pun mundur dari jabatannya dan kerap berganti pelatih hingga Gary Neville, yang sama sekali tak pernah mentas di Spanyol ditunjuk Lim. Kedatangan Neville ke Mestalla memang bukan hal aneh mengingat pebisnis asal Singapura itu dikenal memiliki hubungan yang dekat dengan jebolan Class of 92. Bersama Lim, para jebolan tersebut sempat mengakuisisi tim tier bawah Inggris, Salford City.


Baca Juga:


Kedatangan Neville pun tak memberikan dampak singnifikan. Ia hanya memenangkan 35 persen laga selama menjabat sebagai pelatih. Pasca serangkaian pergantian, Marcelino Garcia Toral diangkat sebagai juru taktik pada 2017.  Bersama Marcelino, Valencia kembali bertaji dan menembus zona Eropa.

Bahkan, pada 2019 lalu, tim mampu memenangkan Copa del Rey 2019 pasca menghempaskan Barcelona di final. Gelar tersebut merupakan yang pertama sejak 10 tahun terakhir. Penampilan tim bersama Marcelino baik di dalam maupun ruang ganti terbilang kondisif.

Pasca menjadi juara, performa Los Che di bawah Marcelino kembali anjlok. Mereka kalah dalam berbagai laga domestik. Capaian Copa nampaknya tak cukup bagi Lim sehingga ia memecat Marcelino. Keputusan tersebut mendapatkan resistensi dari fans lantaran ia merupakan sosok pelatih terbaik yang pernah menangani klub, setidaknya dalam satu dekade terakhir.

Setahun berselang, Valencia membuat pergerakan klasik yang tak populer dengan melepas banyak pemain bintangnya. Los Che melepas Rodrigo ke Leeds dengan bandrol 30 juta Euro, Ferran Torres dijual ke Manchester City dengan mahar  23 Juta Euro. Francis Coquelin dan kapten sekaligus ikon klub, Dani Parejo dilepas ke Villarreal

Sebagai pengganti, Valencia tak mendatangkan pemain yang sepadan untuk menambal lubang yang ditingglakan para bintangnya tersebut dan lebih mempromosikan para bintang muda untuk mentas di tim utama. Protes besar-besaran kepada kepemimpinan Lim pun kembali mencuat. Di akhir musim 2020/2, Valencia hampir tergedarasi sebelum akhirnya finish di urutan 13.

Musim ini, Los Che memiliki pelatih baru dalam diri Jose Bordalas. Mereka mendatangkan dua pemain baru. Valencia untuk sementara duduk di peringkat tiga klasemen sementara dngan 10 angka dari lima laga yang sudah dimainkan. Masih jauh pangggang dari api untuk membicarakan prestasi tim musim ini.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version