Punya Dana Selangit, Tapi Tak Bisa Beli Pemain? United Bercanda!

Vivagoal – Liga Inggris – Louis Van Gaal mengecam strategi transfer yang dimiliki oleh Manchester United disaat mereka memiliki omset tahunan yang tinggi. Mempunyai dana melimpah United justru tak bisa memenuhi keinginan Van Gaal terkait pembelian pemain.

Van Gaal lagi-lagi mengeluarkan kritikan pedas pada mantan timnya Manchester United. Kali ini Ia menyoroti langkah dari pihak manajemen klub terkait dengan strategi transfer pemain.

Selama waktunya di United, Van Gaal merasa tak pernah bisa mendapatkan pemain yang benar-benar sesuai keinginannya. Padahal Red Devils menurutnya memiliki pemasukan tahunan yang bisa mencapai 600 juta paun atau sekitar 9,8 triliun rupiah, tapi gagal mendaratkan satu target pemain yang Ia minta.

Dia menilai kegagalan United berprestasi kala itu bukan 100 persen karena dirinya. Namun, sedikitnya bantuan yang Ia terima sangat berpengaruh pada performa tim secara keseluruhan.

https://www.instagram.com/p/CAuBHtoHDqU/

“Manchester United tak miliki kualitas untuk jadi juara dengan memiliki 10 pemain (berusia) diatas 30 tahun dan lima diatas 35 tahun,”ujar Van Gaal dilansir Goal.

“Jadi saya beri tahu mereka bahwa saya akan lakukan peremajaan serta memilih pemain mana yang harus datang. (Tapi) saya tak mendapatkan satupun.

Van Gaal menjelaskan pada akhirnya Ia harus berada dalam kondisi yang tak sesuai keinginan sehingga sebagai pelatih harus bisa menembus batas tersebut. Padahal tak seharusnya hal itu terjadi dalam klub terkaya di dunia.

Baca Juga:

• Phil Foden: Jalan Panjang Sang Wonderkid Inggris
• Kontak Fisik tak Dilarang, Tanda Premier League Siap Dilanjutkan?
• Uang Jadi Alasan Transfer Coutinho ke Arsenal Mustahil Terwujud
• Pandemi Paksa Spurs Tak Jor-joran di Bursa Transfer Mendatang

“Omset 600 juta paun tapi tak bisa membeli pemain yang dibutuhkan. Kamu harus membeli pemain nomor satu (terbaik) , bukan nomor tujuh,”ungkapnya.

Ia menambahkan, ,emiliki reputasi sebagai tim kaya tentu membuat tim penjual meningkatkan harga pemain mereka. Hal tersebut sangat lumrah terjadi dalam sebuah proses negosiasi transfer pemain.

“Lalu, kamu pada akhirnya hanya membeli pemain yang berada di daftar keingnan nomor tujuh atau delapan. Dimana kamu benar-benar membayar terlalu tinggi, lalu sang pelatih yang dinilai dan dihukum,”tambahnya.