Site icon Vivagoal.com

5 Fakta Jebolan Chinese Super League yang Main di Eropa

5 Fakta Jebolan Chinese Super League yang Main di Eropa

Vivagoal Berita BolaChinese Super League dianggap sebagai ladang basah bagi pesepakbola yang ingin menggemukan rekening mereka dalam beberapa tahun terakhir. Namun jarang dari mereka yang bisa kembali mentas di Eropa pasca pengelanaan singkatnya di Asia.

Jauh sebelum era Saudi Pro League bergulir, CSL menawarkan kemewahan bagi para pesepakbola dunia yang ingin mentas di sana. Melalui arahan XI Jinping yang ingin sepakbola di negaranya berkembang ke arah yang lebih baik, ia meminta para taipan-taipan lokal untuk mengekspansi sepakbola China dengan memiliki berbagai klub di sana.

Akibatnya, eskodus berbagai pemain top dari kolong langit pun terjadi di sana. Nama-nama besar mulai dar Hulk, Oscar, Alberto Gilaridino hingga Nicolas Anelka sempat merapat. Transfer besar pun tak terelakan. Bahkan, banyak dari mereka yang mendapatkan bayaran fantastis untuk merayakan hingar binger kompetisi teratas di Negeri Tirai Bambu.

Sumber: Goal

Tak hanya pemain, berbagai pelatih dengan reputasi kelas dunia macam Marcelo Lippi, Fabio Capello hingga Rafa Benitez pernah merapat kesana. Namun kemewahan CSL dipastikan mencapai titik nadir. Pada 2018, federasi sepakbola China, CFA melakukan regulasi anyar dengan mereduksi jumlah pemain asing di lapangan dan harus ada sepasang pemain China U23 dalam starting line up.


Baca Juga:


Setahun berselang, aturan pajak yang ketat memberatkan berbagai klub. Menurut laman Express, Ttim yang membeli pemain asing lebih dari 5 juta paun harus membayar jumlah serupa kepada federasi. Hal ini mau tak mau membuat tim menghentikan langkah mereka di sepakbola China.

Selain itu, badai pandemi COVID-19 juga membuat klub tak bisa membayar gaji besar yang sudah disepakati oleh para pemain. Banyak perusahaan yang gulung tikar dan pemain-pemain top yang memilih hengkang ke tim lain. Kebanyakan dari mereka pergi ke kampung halamannya, mentas di negara asia lain dan kembali ke Eropa.

Untuk opsi terakhir, jarang ada pemain yang bisa melakuannya lantaran performa mereka dianggap sudah menurun kala mentas di Chinese Super League. Pun ada, mereka hanya memperkuat tim semenjana dan jarang yang masih mentas di level tertingginya kembali Meski begitu, Vivagoal sudah mengkum sedikitnya 5 pemain yang masih mentas di Eropa dan memperkuat tim besar pasca perjalanan mereka di CSL. Siapa saja? Berikut daftarnya.

  1. Yannick Carrasco
Sumber: Goal

Sebelum hengkang ke China dan memperkuat Dalian Yifang, Carrasco merupakan pilar penting dalam tubuh Atletico Madrid. Ia hengkang pada 2018 dengan mahar 30 juta Euro Di Benua Kuning, ia bereuni dengan rekan setimnya, Nicolas Gaitan dan sempat mentas dua musim.

Di sana, pemain asal Belgia sukses membukukan 52 laga di lintas kompetisi dan 17 assist. Ia sempat kembali ke Atleti pada 2020 dan dipermanenkan pasca peminjamannya berakhir. Kontribusinya bagi Los Colchoneros lumayan terasa. Dirinya memegang penanan ketika tim menjuarai LaLiga musim 2020/21 lalu.

Setelah Atleti, sang pemain kemudian hengkang kembali ke Asia. Ia kini memperkuat tim Arab Saudi, Al-Shabab di musim panas 2023 dengan mahar 15 juta Euro. Carrasco masih mentas dan sudah mainkan 16 laga di lintas kompetisi dan mendulang 6 gol serta empat assist.

  1. Axel Witsel
Sumber: Twitter Atletico Universe

Axel Witsel berstatus sebagai salah satu pemain dengan gaji tertinggi di CSL pasca dirinya berlabuh ke Tianjin Teda dengan mahar 40 juta Euro pada 2017 lalu. Di sana, ia mentas sebagai kapten tim dan hanya bermain selama semusim dan mencatatkan 46 laga dan mendulang 6 gol dan empat assist.

Witsel kemudian kembali ke Eropa dan memperkuat Borussia Dortmund selama empat musim. Di Jerman, ia membantu tim memenangkan berbagai gelar prestis seperti DFB-Pokal dan Piala Super Jerman. Saat ini, ia masih melanjutkan karir di Eropa dengan bermain untuk Atletico Madrid.

  1. Marko Arnautovic
Sumber: okezone

Arnautovic merupakan juru gedor yang lumayan diandalkan West Ham dalam kurun waktu 2017-2019 lalu. Langkah mengejukan dibuatnya ketika menerima pinangan Shanghai SIPG dengan mahar 25 juta Euro. Namun kepindahannya mungkin menjadi momen yang lumayan disesali lantaran ia kesulitan beradaptasi di sana.

Dalam wawancara bersama BeanymanSport, sosok asal Austria mengaku meremehkan CSL sehingga performanya jauh dari kata memuaskan. “Saya tak berlatih dan tak menjaga tubuh saya. Saya banyak mengonsumsi minuman bersoda dan semua minuman manis yang tak baik bagi tubuh saya,” urainya.

Pengelanaannya di China berjalan dua musim. Pada 2021, ia kembali merumput di Eropa. Bologna menjadi destinasi sang pemain. Dua musim di sana, ia masih bermain di level mumpuni, bahkan kini, ia menjadi bagian dari Inter Milan. Sang pemain datang dengan status pinjaman di musim panas 2023/24 kemarin.


Baca Juga:


  1. Didier Drogba
Sumber: twitter Champions League

Didier Drogba dan Nicolas Anelka datang ke Shanghai Senhua pasca memberikan gelar Liga Champions bagi Chelsea pada 2012 lalu. Di sana, ia menerima bayaran 200 ribu paun per pekan. Asalan kepindahannya ke Asia terbilang klise, ia ingin mencari tantangan baru.

Namun karirnya di sana terbilang singkat. Ia hanya menghabiskan enam bulan dan mendulang 8 gol dari 11 laga. Ada kabar yang mengklaim gajinya tak dibayar. Setelahnya, ia sempat bermain di Galatasaray dan membantu raksasa Turki itu mendulang berbagai gelar domestik.

Setelah Gala, ia kembali dalam periode singkatnya bersama Chelsea dan membantu tim mendulang gelar Premier League dalam bulan madu singkat bersama Jose Mourinho. Karir Drogba kemudian ditutup dengan memperkuat berbagai klub di Amerika Serikat.

  1. Paulinho
Sumber: Goal

Di antara perpindahan pemain dari China ke Eropa, Paulinho mungkin menjadi anomali. Datang ke Asia melalui Guangzhou Evergrnde pasca kegagalannya di Tottenham pada 2015, ia menjadi pilar penting tim dalam periode pertamanya. Berbagai gelar domestik dipersembahkannya, termasuk gelar Liga Champions Asia.

Pada 2017, transfer aneh pun terjadi. Barcelona merekrutnya dengan mahar 40 juta Euro. Namun di sana, ia sempat menjadi pemain penting. Paulinho sukses menggantikan peran Xavi. Duetnya di lini tengah bersama Andres Iniesta pun terjalin kuat. Semusim di Barca, ia sempat membantu tim menangi Double Winners dalam wujud Copa del Rey dan LaLiga.

Meski berperan penting, ia kemudian dijual kembali ke Guangzhou dengan mahar 42 juta Euro. Karirnya di China berlanjut hingga masalah finansial melanda. Paulinho sempat selamatkan diri dengan mentas di Arab Saudi pada 2021 sebelum pulang kampung dan memperkuat Corinthians pada 2022.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version