Obrolan Vigo: AS Roma yang Enggan Belajar dari Kesalahan

Obrolan Vigo: AS Roma yang Enggan Belajar dari Kesalahan

Heri Susanto - January 18, 2024
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

Vivagoal Berita BolaAS Roma baru saja memecat Jose Mourinho yang sempat memberikan impresi bagi mereka dalam dua musim perdananya. Namun mereka tak belajar dari kesalahan tim-tim Italia lain yang mempekerjakan mantan pemain sebagai juru taktiknya. Untuk menggantikan the Sacked One, I Lupi menunjuk Daniele De Rossi.

Bersama Mou, Roma sempat melalangbuana di Eropa. Musim 2021/22, ia sempat hantarkan tim memenangi Europa Conference League dan semusim berselang, Serigala Ibu Kota melaju ke final Europa League. Asa untuk mengulang mimpi manis di Eropa sirna lantaran Sevilla mengirim mereka ke Italia dengan air mata pasca terhempas melalui drama adu penalti di babak final.

Mou kemudian memasuki musim ketiganya. Musim ini merupakan tahun krusial lantaran dalam karir manajerialnya akan terjadi sesuatu yang rumit. Pemecatan dirinya seakan menjadi gambaran umum bagaimana karirnya berjalan. Bersama Chelsea di periode keduanya, Real Madrid dan Manchester United ia sempat mengalami pemecatan. Déjà vu kembali terkadi ketika ia menukangi Roma.

Obrolan Vigo: AS Roma yang Enggan Belajar dari Kesalahan
Sumber: Eurosport

Mou dianggap tak memberi impresi di musim ketiganya. I Lupi bermain inkonsisten di Serie A. Bahkan dalam dua laga terakhirnya, mereka keok dari AC Milan Serie A dan Lazio di perempat final Coppa Italia. Sepasang momen tersebut cukup untuk membuat Mou kehilangan pekerjaannya. Namun nyatanya bukan hasil hanya yang menjadi alasan pemecatan Mou.


Baca Juga:


Dalam dua musim perdananya, Roma juga kerap terjerat dengan inkonsistensi permainan di kancah domestik. Hal tersebut membuat mereka gagal melaju ke Liga Champions. Padahal harapan main di Eropa bisa memperlebar kas klub menggelembung sekaligus memberikan asa untuk menarik calon pengiklan yang bisa memberi pemasukan bagi klub.

Pemecatan Mou terjadi lantaran hadirnya aspek bisnis yang melanda Roma. Investasi besar klub disebut tak berjalan. Dalam dua musimnya, menurut laporan Swsiss Ramble. Roma harus merugi 184 juta Euro pada musim 2020/21 dan 219 juta Euro. Angka kedua merupakan investasi yang dikeluarkan I Lupi guna mengakomodir skuat keinginan Mou. Namun kenyataan berkata lain, Roma masih belum mampu melaju ke Eropa.

Bahkan ketika tim mendatangkan pemain-pemain brilian macam Paulo Dybala hingga Romelu Lukaku, keduanya memilih Roma lantaran ada faktor Mou di dalamnya. Keduanya bahkan mampu bersinergi dengan baik menciptakan duet prima di lini depan meski hasil akhir terkadang jauh dari harapan klub.

Musim ini, asa mereka untuk main di Liga Champions masih terbilang terbuka. Hingga pekan ke-20, mereka hanya berjarak 5 angka dari tim peringkat empat. Jika menilik jadwal hingga awal Februari, mereka bisa mengoreksi 9 poin lantaran “hanya” bersua Hellas Verona, Salernitana dan Calgliari. Mou juga memiliki asa untuk melaju lewat jalur khusus dengan menjuarai Europa League. Namun hal tersebut urung terealisasi lantaran dirinya baru saja dipecat.

Pasca pemecatannya, Roma langsung bergerak cepat mengamankan pelatih anyar. Daniele De Rossi diumumkan untuk menjadi juru taktik tim hingga akhir musim. Di sini, keputusan aneh bisa dibilang terjadi. Dalam beberapa waktu belakangan, jarang ada mantan pemain yang kemudian menjadi pelatih sukses menukangi tim masa lalunya.

Hal tersebut terjadi di AC Milan. Mereka pernah tiga kali ditukangi mantan pemainnya macam Filippo Inzaghi, Clerance Seedorf hingga Gennaro Gattuso. Yang terjadi, Milan justru tak menunjukan konsistensi performa bersama ketiganya. Juventus juga pernah melakukan hal serupa kala mempekerjakan Andrea Pirlo untuk menukangi tim pasca mendepak Maurizio Sarri. Si Nyonya Tua bahkan harus kehilangan kesempatan bersaing di jalur juara.


Baca Juga:


Sejatinya, mantan pemain yang menjadi pelatih juga pernah ada yang menuai sukses kala berada di pinggir lapangan. Juve sempat membuktikannya melalui Antonio Conte. AC Milan bersama Carlo Ancelottinya atau bahkan yang masih segar dalam ingatan, Simone Inzaghi bersama Lazio beberapa musim lalu. De Rossi jelas ada di antara dua jejak, sukses atau gagal bersama tim.

Namun untuk menakar hal tersebut, kita harus bicara fakta jika De Rossi bukanlah sosok yang bisa langsung memberikan rekam jejak instan meski dirinya merupakan sosok yang lumayan dihormati karena berstatus legenda tim. Sebelumnya, ia sempat menjadi asisten Roberto Mancini di Timnas Italia dan membantu Gli Azzurri memenangi Euro 2020. Setelahnya, ia menukangi SPAL di Serie B. Rasio kemenangannya ketika menukangi tim tier bawah itu bahkan tak sampai 20 persen dalam 15 laga yang dimainkan.

Obrolan Vigo: AS Roma yang Enggan Belajar dari Kesalahan
Sumber: Bein Sport

Tekanan di SPAL dan Roma jelas berbeda. Ultras mereka siap turun ke sisi manapun guna mengkritisi klub jika hasil tak sesuai selera. Terlebih, ia memiliki target untuk membawa tim lolos ke empat besar. Kemungkinan memang akan selalu ada namun sisi realistis juga perlu digali. Memberikan pekerjaan kepada sosok yang hampir tak punya pengalaman melatih di top flight Serie A jelas menjadi perjudian sendiri.

Jika pada akhirnya De Rossi sukses mencapai target tersebut, bukan tak mungkin posisinya bisa diperpanjang sebagai pelatih tetap. Hal serupa pernah terjadi pada Ole Gunnar Solskjaer yang mampu memberikan impresi ketika menukangi Manchester United sebagai pelatih interim. Namun jika tidak, De Rossi hanya akan mengikuti jejak-jejak para pendahulunya macam Inzaghi, Seedoorf hingga Gattuso. Penentuan kemana arah Roma selanjutnya akan dilihat melawan Verona, Minggu (21/1) dini hari WIB.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Vivagoal.com