5 Fakta Mengharukan Hingga Kesuksesan dari Paul Scholes

5 Fakta Mengharukan Hingga Kesuksesan dari Paul Scholes

Fachrizal Wicaksono - March 26, 2019
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

4. Scholes Seorang Pemalu Tapi Mengerikan di Lapangan

Scholes memiliki pribadi yang sangat pemalu dan secara sengaja menutup diri dari sorotan. Ia sangat jarang memberikan wawancara kepada wartawan, tidak pernah datang ke pesta-pesta selebriti, sangat pendiam bahkan dengan teman-teman akrabnya. Konon selama hampir dua puluh tahun bersepakbola ia baru empat kali memberi wawancara eksklusif.

Scholes bisa dikatakan satu dari sedikit pemain bola yang tidak pernah mengekpresikan diri kecuali di dalam lapangan. Setelah Eric Cantona mundur dialah denyut yang menjalin permainan lini pertahanan ke garis penyerangan Man United.

Permainan satu-duanya diakui para pesepakbola sebagai yang terbaik di Eropa. Umpan-umpannya baik yang menelusur tanah maupun lambung sama akuratnya dan mematikan. Imajinasinya dalam memberi umpan tidak lumrah.

[irp]

Yang luar biasa, menurut Ruud Gullit, adalah Scholes bisa melakukan semua itu dengan sangat sederhana. Sehingga yang ia lakukan seolah bukanlah sesuatu yang luar biasa. Itulah sebabnya, masih menurut Gullit, penonton melihatnya sebagai biasa-biasa saja, tetapi rekan maupun lawan sering terbengong-bengong.

Namun seperti telah dikatakan, ia bisa tampil sangat hebat di lapangan tetapi begitu pertandingan usai dan wartawan berebut ingin mewancarainya, ia menghilang dari pencarian. Orang tidak pernah tahu apa yang dipikirkan maupun pandangan-pandangannya mengenai berbagai hal menyangkut sepakbola.

Misalnya orang sangat ingin tahu mengapa ia memutuskan untuk mundur dari tim nasional Inggris lima tahun lalu. Isu yang beredar ia tidak suka dengan gaya permainan yang ditampilkan Sven Goran Eriksson dan bosan dimainkan di posisi yang bukan menjadi posisi terbaiknya. Tetapi ia tak pernah mengatakan apapun sama sekali. Tidak menjelekkan, tidak mengritik, tidak mencela.

Steve Mclaren yang menggantikan Sven, membuang David Beckham tetapi dua kali membujuk Scholes untuk kembali ke tim nasional. Dua kali pula Scholes menolak dengan alasan ingin lebih meluangkan waktu untuk keluarga.

[irp]

Bahkan diusianya yang ke-35, ketika kemampuannya sudah menurun terutama staminanya untuk menusuk ke kotak penalti, Fabio Capello membujuk untuk ikut ke Piala Dunia Afrika Selatan. Scholes menolak dengan alasan, salah satunya, tidak enak dengan pemain lain yang sudah berjuang untuk Inggris selama babak penyisihan.

Belum lama lalu ia mengaku menyesal tidak memenuhi panggilan itu. Itulah sebabnya kini terbetik berita Capello ingin memanggilnya untuk penyisihan Piala Eropa. Padahal pada saat bersamaan ia menutup pintu untuk pemain seangkatan Scholes dengan profil terbesar di Inggris, David Beckham dengan alasan sudah terlalu tua.

Sentimen Capello untuk pemain tua ini tidak luar biasa. Ambil misal pelatih jenial Arsenal Arsene Wenger. Belum lama ini ia masih mengatakan, kalau boleh memilih semua pemain Liga Primer yang ada, maka Scholes lah pemain pertama yang ada di susunan pemainnya. Carlo Ancelotti juga menyampaikan sentimen yang sama. Mungkin ini sudah agak usang karena dikatakan ketika ia masih memegang AC Milan.

Anak asuhnya saat itu akan bertemu dengan Man United di Piala Champions. Di hadapan wartawan ia mengatakan tidak satupun pemain Man United akan masuk ke 11 pemain utama Milan. Padahal disitu ada Ryan Giggs, Cristiano Ronaldo, Wayne Rooney dan sejumlah nama lain. Tetapi Ancelotti kemudian terdiam sebentar lalu berkata, “Yahhhh… kecuali Paul Scholes”.