Site icon Vivagoal.com

Analisa Vigo: Fulham era 2009/10, Skuad yang Menghancurkan Segala Prediksi

Analisa Vigo: Fulham era 2009/10, Skuad yang Menghancurkan Segala Prediksi

VivagoalBerita BolaLiga Eropa 2009/10 menjadi salah satu momen yang paling diingat selalu oleh para pecinta sepakbola termasuk suporter Fulham FC. Kala itu, mereka berhasil menghancurkan segala prediksi dengan melangkah ke partai final Liga Eropa 2009/10 kontra Atletico Madrid.

Memang, jika mengacu kepada popularitas, maka Liga Champions lah yang berada di puncaknya. Namun, Liga Eropa juga menarik untuk disaksikan, apalagi kita bisa melihat tim-tim yang menakjubkan, salah satunya adalah Fulham.

Fulham mungkin bisa tergolong tim papan tengah, bahkan papan bawah. Sejak 2014/15, Fulham menjadi tim yang sering tampil di kasta kedua Liga Inggris yaitu EFL Championship.

Setelah enam kali bermain di EFL Championship (2014/15, 2015/16, 2017/18, 2019/20, dan 2021/22), Fulham akhirnya kembali ke Liga Inggris, tepatnya musim 2022/23. Mereka sukses promosi usai menduduki puncak klasemen EFL Championship 2021/22 dengan 90 poin.

Sumber: Fulham FC

Diyakini hanya akan menjadi tim peramai saja di Liga Inggris 2022/23, Fulham sukses menampilkan performa yang apik. Di bawah asuhan Marco Silva, pelatih yang berjasa membawa The Cottagers promosi, mereka duduk di peringkat ke-10 klasemen akhir Liga Inggris 2022/23 dengan 63 poin.

Namun, sejatinya Fulham memiliki sejarah yang menakjubkan, tepatnya pada musim 2008/09. Kala itu, The Cottagers bersama dengan Roy Hodgson berhasil menjadi tim yang mengerikan di Liga Inggris, di mana mereka berakhir di peringkat ke-7.

Jika saat ini, posisi ketujuh akan mendapatkan tiket langsung ke UEFA Conference League. Namun, saat itu, peringkat ketujuh klasemen Liga Inggris hanya mendapatkan tiket third qualifying round untuk Liga Eropa. Meskipun tergolong sulit, Fulham tetap menatap musim selanjutnya dengan optimis.

Demi tampil di babak kualifikasi ketiga Liga Eropa 2009/10, Roy Hodgson selaku pelatih merekrut pemain-pemain yang ia butuhkan. Fulham menggelontorkan uang sebesar 26,85 juta euro untuk mendatangkan Bobby Zamora, Andy Johnson, John Paintsil, dan lain-lain.

Fulham memulai pentasnya di kancah Liga Eropa melawan wakil Lithuania, FK Vetra. Tanpa basa-basi, The Cottagers sukses melangkah ke babak play-off Liga Eropa usai mengalahkan Vetra dengan skor 6-0.

Di babak play-off, Fulham bertemu dengan wakil Rusia, FC Amkar Perm. Mereka kembali mendulang kesuksesan usai menang dengan skor agregat 3-2, dan itu menjadi tiket mereka untuk pergi ke babak grup Liga Eropa 2009/10.

Berada di grup E bersama AS Roma, FC Basel, dan CSKA Sofia, Fulham mungkin menjadi tim yang disinyalir tersingkir terlebih dahulu. Namun, mereka sukses melangkah ke babak 32 besar setelah duduk di peringkat kedua grup E dengan 11 poin, menemani AS Roma yang nyaman di puncak klasemen.


Baca Juga:


Wakil Ukraina, Shakhtar Donetsk, menjadi lawan pertama Fulham di babak 32 besar. Roy Hodgson mampu membuat The Cottagers melangkah ke 16 besar usai mengalahkan Shakhtar dengan skor agregat 3-2.

Langkah semakin tinggi, lawan pun juga semakin sulit. Di babak 16 besar, mereka harus bertemu dengan raksasa Serie A, Juventus FC, yang saat itu masih dinaungi oleh pemain bintang seperti Giorgio Chiellini, Fabio Cannavaro, Alessandro Del Piero, Mauro Camoranesi, dan tentu saja David Trezeguet.

Kalah terlebih dahulu di leg pertama dengan skor 1-3, Fulham berhasil melakukan comeback yang sangat menakjubkan. Tertinggal lebih dahulu lewat gol cepat Trezeguet di menit ke-2, Zamora sukses menyeimbangkan kedudukan menjadi 1-1 di menit ke-9, lalu dilanjut oleh gol dari Zoltan Gera di menit ke-39 dan 49, serta Clint Dempsey di menit ke-82. Alhasil, The Cottagers lolos ke babak perempat final dengan agregat 5-4.

Sumber: Fulham FC

Lalu, untuk babak perempat final dan semifinal, Fulham akan melawan wakil Jerman, VfL Wolfsburg dan Hamburg SV. The Cottagers sukses menyabet dua laga itu dengan kemenangan, di mana menang kontra Wolfsburg di perempat final dengan skor agregat 3-1 dan Hamburg di semifinal dengan skor 2-1.

Keajaiban demi keajaiban mereka tunjukkan tiap laganya, sampai akhirnya di final mereka harus bertemu dengan raksasa LaLiga, Atletico Madrid. Los Rojiblancos saat itu masih diperkuat oleh nama-nama besar seperti David de Gea, Diego Forlan, Jose Antonio Reyes, dan Sergio Aguero.

Meskipun secara kualitas pemain Fulham jauh, namun The Cottagers tidak mau pulang dengan menyerah. Setelah beberapa kali digempur, Fulham akhirnya kebobolan juga di menit ke-32 lewat Forlan yang mampu memaksimalkan dengan baik umpan Aguero.

Tidak butuh waktu lama bagi Fulham untuk menyamakan kedudukan. Berselang lima menit, Simon Davies menembakkan tendangan voli mendatar yang gagal dihalau oleh de Gea. Skor 1-1 bertahan hingga akhir laga, sehingga pertandingan dilanjutkan dengan babak tambahan waktu.

Sayangnya, keberuntungan Fulham sudah habis di laga ini. Mereka harus merelakan gelar Liga Eropa kepada Atletico usai Forlan sukses menyarangkan gol keduanya di laga ini sekaligus penentu kemenangan di menit ke-116. Itu menjadi trofi Liga Eropa pertama bagi Los Rojiblancos.

Terlihat para pemain Fulham tertunduk lemas usai peluit penuh waktu dibunyikan. Mereka telah memberikan keajaiban di Liga Eropa 2009/10, namun harus berakhir dengan tragis.

Sumber: Fulham FC

Meskipun mereka gagal membawa pulang trofi Liga Eropa untuk dipamerkan kepada masyarakat Greater London, namun pemain-pemain yang tampil di turnamen ini akan selalu dikenang oleh para suporter. Mereka akan selalu ada di hati pecinta Fulham sebagai pemain yang mampu menghancurkan segala prediksi.

Selalu update berita bola terbaru seputar sepakbola dunia hanya di Vivagoal.com

Exit mobile version