Aubameyang: Pembunuh Berdarah Dingin dari Gabon

Aubameyang: Pembunuh Berdarah Dingin dari Gabon

Heri Susanto - June 18, 2020
Dibaca Normal dengan Waktu Menit

Vivagoal Liga Inggris – Arsenal mungkin bakal berstatus sebagai tim medioker andai mereka tak memiliki Pierre-Emerick Aubameyang di lini depan mereka. Pasalnya, sang pemain kerap menjadi juru selamat di tengah bobroknya performa Gunners dalam beberapa musim terakhir.

Aubameyang yang lahir di Gabon, 18 Juli 1989 memang sudah menunjukan catatan mencetak gol yang lumayan masif pasca dirinya masih bermain di Prancis seperti kebanyakan pemain Afrika pada umumnya. Ia memulai karir di akademi FC Rouen di tahun 2005. Tak berselang lama, Auba muda menerima pinangan SC Bastia yang kerap menelurkan bibit-bibit muda terbaik di Prancis.

Perjalannya di Prancis terhenti sesaat tatkala AC Milan membuka penawaran untuk dirinya. Tak lama berselang, dirinya tergabung dalam tim muda Milan yang kala itu bermain di Inagural Champions Youth Cup pada 2007. Dalam laga yang ia lakoni, Auba tampil impresif dengan mengemas 7 gol dari 6 laga yang dimainkan.

Berada di tim muda Milan pada medio tersebut membuat namanya mau tak mau terpinggirkan. Sekedar catatan di musim 2007/08 Milan memiliki striker top macam Filippo Inzaghi, Alberto Gilardino, Ronaldo Nazario hingga Alberto Paloschi sehingga kansya bermian di tim utama praktis tertutup. Untuk menambah jam terbang, Rossonerri pun meminjamkan sang pemain ke tim Prancis lain, Dijon.


Baca Juga:


Dijon yang bermain di Ligue 2 menjadikan Auba tumpuan di musim 2008/09. Sebagai penyerang muda, Auba sukses mengemas menit bermain yang cukup. Ia memainkan 37 laga di berbagai kompetisi dan mengepak 8 gol dan sepasang assist. Setelah penampilan impresifnya, berbagai klub Prancis mulai membuka proposal penawaran kepada Milan dan Lille menjadi tim yang beruntung mendapatkannya semusim berselang.

Namun Lille, sinar Auba meredup. Bermain di Ligue 1 jelas berbeda dengan Ligue 2. Lille seakan bukan taman bermain yang cocok untuk Auba meski dalam skuat besutan Rudi Garcia tersemat berbagai pemain muda potensial macam Eden Hazard, Yohan Cabaye, Gervinho hingga Mahieu Debuchy.

Karirnya bersama Lille mandek, ia hanya memainkan 24 laga di berbagai kompetisi. Torehan tersebut mau tak mau membuatnya harus kembali ke Milan. Rossonerri yang masih yakin dengan kapasitas sang pemain kembali meminjamkannya ke tim lain. Kali ini, AS Monaco menjadi destinasi berikutnya di musim 2010/11.

Sama seperti di Lille, namanya lagi-lagi ta mencuat. Ia kalah bersaing dengan juru gedor asal Korea Selatan, Park Chu-young yang sukses menjadi top skor klub dengan raihan 12 gol. Di waktu yang bersamaan, Auba hanya mampu mengemas empat gol dari 33 laga yang ia lakoni. Bahkan di akhir musim, Les Monégasques harus terdegradasi lantaran hanya duduk di peringkat 18 klasemen akhir Ligue 1.